karyadim642.blogspot.com |
22
But I
say to you that whoever is angry with his brother without a cause shall be in
danger of the judgment. And whoever says to his brother, 'Raca!' shall be in
danger of the council. But whoever says, 'You fool!' shall be in danger of hell
fire.
21
ἠκούσατε ὅτι ἐρρέθη
τοῖς ἀρχαίοις οὐ
φονεύσεις ὃς δ’ ἂν φονεύσῃ
ἕνοχος ἐσται τῇ κρίσει·
21 ēkousate oti
errethē tois archaiois ou
phoneuseis os d
an phoneusē enochos estai
tē krisei·
22
ἐγὼ δὲ λέγω ὑμῖν ὅτι πᾶς ὁ ὀργιζόμενος τῷ ἀδελφῷ αὐτοῦ ἕνοχος
ἐσται τῇ κρίσει·
ὃς δ’ ἂν εἶπῃ τῷ ἀδελφῷ αὐτοῦ ῥακά, ἕνοχος
ἐσται τῷ συνεδρίῳ ὃς
δ’ ἂν εἶπῃ μωρέ, ἕνοχος
ἐσται εἰς τὴν
γέενναν τοῦ πυρός.
22 egō de
legō umin oti
pas o orgizomenos
tō adelphō autou enochos
estaitē krisei· os
d an eipē
tō adelphō autou
raka, enochos estai tō
sunedriō os d
an eipē mōre,
enochos estai eis
tēn geennan tou
puros.
A.
MEMBUNUH
Terjemahan yang kurang tepat dari Kitab
Suci Indonesia.
Ayat 21: “Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada
nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum”.
KJV/RSV/NIV/Lit: ‘it was said’ (=
dikatakan).
Kitab Suci Indonesia menterjemahkan ‘difirmankan’. Penggunaan
kata ‘firman’ menunjukkan
bahwa itu merupakan kata-kata Allah/Perjanjian Lama, dan ini salah.
Kalau Yesus mengutip Perjanjian Lama, maka
istilah yang biasa digunakan adalah:
Ø ‘Ada tertulis’ (It is
written / It has been written), seperti dalam Matius 4:4,7,10.
Ø ‘Tidakkah kamu baca’, seperti dalam
Matius 12:3,5; Matius 19:4; Matius 22:31.
Sebetulnya terjemahannya adalah ‘it
was said’ (= dikatakan), seperti dalam Kitab Suci bahasa Inggris, dan
ini tidak menunjuk pada kata-kata Allah, tetapi pada kata-kata / ajaran
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hal yang sama terjadi pada ayat
27,31,33,38,43.
B. MARAH.
Kalau
kita perhatikan kalimat yang marah pasti ada tindakan amarah yang telah terjadi
atau pasti ada orang yang sedang marah, sehingga orang lain yang mendengarkan
tidak suka dan keuarlah statement kata Jangan Marah. Kalau kita perhatikan atau
melihat orang yang sering marah rasanya kita tidak nyaman dengan orang yang
suka marah atau saudara sendiri juga barangkali sering marah, sehingga saudara
tidak disukai oleh orang lain.
Nah
dengan penjelasan ayat diatas supaya kita Jangan/Tidak Marah. Saya mau
menjelaskan sedikit tentang kata Marah.
Tidak
semua kemarahan adalah dosa.
Ayat 22a
(KJV): ‘But I say unto you, That whosoever is angry with his brother without
a cause shall be in danger of the judgment’ (= Tetapi Aku berkata
kepadamu: Bahwa siapapun yang marah kepada saudaranya tanpa alasan akan
ada dalam bahaya penghakiman).
Kata-kata ‘without
a cause’ (= tanpa alasan) hanya ada dalam manuscripts tertentu.
Kitab
Suci jelas tidak menganggap semua kemarahan sebagai dosa. Ini terlihat dari:
Ø Yesus berulangkali marah (Markus 3:5; Yohanes 2:13-17),
tetapi dikatakan tidak berdosa (Ibrani 4:15).
Ø kemarahan jemaat Efesus terhadap rasul-rasul palsu
dipuji (Wahyu 2:2), dan sebaliknya ke‘sabar’an jemaat Korintus terhadap
rasul-rasul palsu justru dikecam (2 Korintus 11:4).
Ø Ef 4:26 yang berbunyi: ‘Apabila kamu
menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,
sebelum padam amarahmu’, jelas menunjukkan
bahwa ‘marah’ tidak selalu identik dengan ‘dosa’, dan bahwa kita bisa marah
tetapi tidak berdosa.
Kemarahan
yang benar biasanya adalah kemarahan yang dilandasi oleh kasih, dan ditujukan
terhadap dosa, ketidak-adilan, penindasan, dan kesesatan.
Contoh:
Ø orang tua yang marah kepada anak yang nakal.
Ø orang kristen yang marah karena adanya ajaran sesat
atau karena adanya korupsi dalam gereja.
Ø kita marah karena adanya terorisme.
Ø kita marah mendengar orang yang bersalah dibebaskan /
orang yang tidak bersalah dihukum oleh pengadilan.
Perlu
dicamkan bahwa sekalipun kemarahan seperti ini merupakan kemarahan yang benar,
tetapi kalau perwujudannya kelewat batas maka itu menjadi salah / dosa.
Misalnya kalau kemarahan terhadap anak diwujudkan dengan memaki anak atau
memukul sehingga mencederai anak tersebut.
Tetapi
jelas ada banyak kemarahan yang memang merupakan dosa, dan mungkin sebagian
besar kemarahan kita, tidak bisa disebut sebagai ‘holy anger’ (=
kemarahan yang suci), dan memang merupakan dosa. Dan ini dihubungkan oleh Yesus
dengan hukum ke 6 (ayat 21). Jadi, kemarahan seperti itu merupakan
pembunuhan dalam hati / pikiran.
Kata
tidak
marah ialah kalau ia sama sekai tidak mempunyai perasaan kasar atau
jahat kepada sesamanya.
Ada
3 tahap hukuman yang dapat diterima dengan tahap-tahap kemarahan :
1. Marah terhadap saudaranya.
Bahasa
Yunaninya “ORGIZESTHAI” dan ada kata marah yaitu :
a. THUMOS.
Kemarahan
seperti nyala api yang keluar dari bahan yang mudah terbakar.
b. ORGE.
Kemarahan sebagai sesuatu
yang berurat dan berakar dan sulit dihilangkan.
Inilah
kemarahan yang dikutuk Tuhan Yesus, Yakobus 1:20, Kolose 3:8.
2. Kemarahan berubah menjadi
kata-kata fitnah dan penghinaan.
RHAKA = tolol,
tak berotak, dan berkepala kosong. (dosa kesombongan).
Kata Rhaka ini hanya
dipakai oleh orang-orang yang sombong dan berhati tinggi, yang selalu menghina
serta merendahkan sesamanya.
Dosa
Kesombongan :
1. Kebanggaan asal-usul diri
pribadi.
2. Gengsi.
3. Kedudukan dan uang.
4. Ilmu Pengetahuan.
5. Intelektual.
3. Merusak nama dan Reputasi.
MOROS = tolol
secara moral. Contoh : Mazmur 14;1
Yang demikian
harus diserahkan kedalam Neraka yang menyala-nyala.
Neraka =
GEHENNA (Matius 5:22, 29, 30; 10:28; 18:9; 23:5, 33; Markus 9:43,45,47; Lukas
12:5; Yakobus 3:6).
Di Israel yang
disebut Gehena adalah sebuah tempat yang disebut Lembah Hinnom. 2 Tawarikh
28:3; 2 Raja 23:10; Markus 9:44-49.
Bekasi, 29 Juli 2013
Karyadim642.blogspot.com
21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada
nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang
marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya:
Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar