Matthew 4: 1-11
1 Then Jesus was led up
by the Spirit into the wilderness to be tempted by the devil.2 And
when He had fasted forty days and forty nights, afterward He was hungry.3 Now
when the tempter came to Him, he said, "If You are the Son of God, command
that these stones become bread."
4 But He answered and
said, "It is written, 'Man shall not live by bread alone, but by every word
that proceeds from the mouth of God.'
"
5 Then the devil took Him
up into the holy city, set Him on the pinnacle of the temple,6 and
said to Him, "If You are the Son of God, throw Yourself down. For it is
written:
' He
shall give His angels charge over you,'
and,
' In
their hands they shall bear you
up,Lest you dash your foot against a stone.' "
7 Jesus said to him, "It is written again, 'You shall not tempt the LORD your God.'"
8 Again, the devil took
Him up on an exceedingly high mountain, and showed Him all the kingdoms of the
world and their glory.9 And he said to Him, "All these things I
will give You if You will fall down and worship me."
10 Then Jesus said to him,
"Away with you, Satan! For it is written, 'You shall worship the LORD your God, and Him only you
shall serve.'"
11 Then the devil left Him, and behold, angels came
and ministered to Him.
Sesuai dengan
firman Tuhan di ayat pertama ini, Yesus berpuasa 40 hari 40 malam. Dalam Alkitab
Perjanjian Lama, orang lain yang pernah melakukan hal itu adalah Musa dan Elia.
Dalam puasa ini, saya tidak setuju dengan pandangan beberapa Teolog yang
mengatakan bahwa ini adalah puasa total. Saya berpendapat, seperti kebanyakan
penafsir, bahwa Yesus hanya berpuasa terhadap makanan, bukan terhadap air /
minuman. Ini bisa dilihat dari:
Ayat 2
mengatakan ‘lapar’, bukan ‘haus’.
Ayat 3
mengatakan bahwa Iblis mencobai dengan roti, bukan dengan air.
Kalau Yesus juga berpuasa terhadap air, pasti setan akan mencobai dengan air,
bukan dengan roti.
Lukas 4:2
mengatakan bahwa Yesus ‘tidak makan apa-apa’.
Bahwa Yesus berpuasa 40 hari 40 malam, tidak berarti bahwa kita juga harus
berpuasa seperti itu! Ini sama seperti kalau Yesus berjalan di atas air, tentu
juga tidak berarti bahwa kita juga harus berjalan di atas air. Ingat bahwa
bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive (= menggambarkan),
bukanlah rumus / norma / hukum dalam kehidupan kita.
I. Batu
menjadi roti (ayat 3).
A) Hal-hal yang bisa kita pelajari dari pencobaan I ini:
1) Ada yang mengatakan bahwa pencobaan ini diberikan Iblis
untuk meragukan keilahian Yesus (‘Jika Engkau
Anak Allah ...’). Tetapi ada banyak yang mengatakan bahwa
pencobaan ini tidak dilakukan untuk meragukan keilahian Yesus. Alasannya: kata
bahasa Yunani EI, sekalipun memang bisa diterjemahkan ‘jika’, bisa juga
diterjemahkan ‘karena’. Kalau diterjemahkan ‘karena’, jelaslah bahwa pencobaan
pertama ini tidak meragukan keilahian Yesus, tetapi mungkin bisa dikatakan
sebagai ‘memberi bukti’. Bandikan. Matius 27:40b,42-43; Lukas 23:35.
Setan juga sering menyerang kita dengan cara minta bukti. Misalnya dengan
mengatakan:
kalau kamu
memang jantan, maka pukullah orang yang menghina kamu itu.
kalau kamu
bukan pengecut, ngebutlah dengan kecepatan setinggi mungkin.
kalau kamu
memang jantan, buktikanlah dengan berzinah.
kalau kamu
bukan pemuda / remaja yang ketinggalan jaman, gunakanlah ecstasy /
pil koplo dan anutlah free sex.
kalau kamu
memang kaya, buktikanlah itu dengan membeli barang mewah sebanyak mungkin.
2) Pencobaan ini bertujuan untuk mengalihkan Yesus dari hal
rohani (puasa) kepada hal jasmani (makanan / roti).
Setan juga
sering mengalihkan perhatian kita dari hal rohani (doa, Firman Tuhan, saat
teduh, kebaktian, pelayanan) kepada hal jasmani (bisnis, piknik, TV, pesta,
arisan, dsb)! Kalau Pemahaman Alkitab yang datang sedikit, kalau pesta yang
datang banyak!
Setan juga
mengalihkan gereja / kekristenan masa kini dari hal rohani kepada hal jasmani.
Ini terbukti dengan begitu banyaknya penekanan hal jasmani dalam gereja /
keristenan masa kini, seperti Theologia Kemakmuran yang menekankan kekayaan
duniawi, penekanan kesembuhan jasmani / mujijat, Social Gospel (= penginjilan
yang hanya memberikan bantuan sosial), dsb.
Setan juga
sering mengalihkan pikiran kita dari Tuhan / Firman Tuhan pada saat kebaktian,
sehingga kita memikirkan pekerjaan / keuangan.
Amos 8:4-6 - “Dengarlah ini, kamu
yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di
negeri ini dan berpikir: ‘Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual
gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu
dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,
supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena
sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?’”.
Dan memang jaman sekarang makin lama makin banyak orang yang pergi ke
gereja pada hari Minggu dengan tujuan bisnis!
3) Pencobaan ini
bertujuan supaya Yesus tidak mempercayakan diri kepada BapaNya, tetapi
menangani sendiri persoalan lapar itu dengan cara yang tidak halal yaitu dengan
menggunakan keilahianNya. Perlu diketahui bahwa dalam kehidupanNya sebagai
manusia, Yesus tidak pernah menggunakan kuasa / keilahianNya bagi diriNya
sendiri.
Setan juga selalu menyerang kita supaya kita tidak mempercayakan diri kita
kepada Allah, tetapi menanganinya sendiri dengan menggunakan cara yang tidak
halal, seperti mencuri, korupsi, nyogok, berdusta, menggunakan kuasa gelap /
dukun, dsb.
4) Seperti Adam, Yesus dicobai dengan menggunakan makanan.
Tetapi kalau Adam pertama kalah, maka Adam ke dua (Kristus) menang! Padahal
Adam pertama tidak puasa, bisa makan buah-buahan yang lain yang ada di taman
Eden. Jadi pencobaan bagi Kristus jauh lebih berat.
5) Setan menyerang titik lemah (lapar), dan ia menyerang pada
saat yang tepat.
Seorang yang bernama Arthur Wallis, dalam bukunya yang berjudul ‘God’s
Chosen Fast’ (= Puasa Pilihan Allah) hal 77-78, menjelaskan adanya 3
tahap yang dialami seseorang kalau melakukan puasa jangka panjang (tanpa
makanan sama sekali, tetapi minum air putih):
tahap I
yang biasanya berlangsung sekitar 2-3 hari (lamanya tahap-tahap ini bisa
berbeda untuk tiap orang), dimana orangnya merasa sangat lapar.
tahap II
yang biasanya juga berlangsung sekitar 2-3 hari, dimana orangnya tidak lagi
merasa terlalu lapar, tetapi merasa badannya lemas, kepalanya pusing dan ia
malas untuk bergerak. Ini dikatakannya sebagai bagian yang terberat dalam
melakukan puasa jangka panjang.
tahap III.
Pada tahap III ini orang yang tadinya lemas itu mulai pulih
kekuatannya, dan ia tidak lapar lagi. Pada tahap ini orangnya merasa bahwa ia
bisa puasa terus tanpa problem. Tetapi kalau puasa ini diteruskan, maka pada
saat tertentu, rasa lapar tahu-tahu muncul lagi dengan sangat hebatnya.
Ini menunjukkan bahwa lemak tubuh sudah habis, dan kalau puasa itu tetap
diteruskan, ini menjurus pada starvation (= mati kelaparan),
dan ini sama dengan bunuh diri. Beberapa waktu yang lalu diceritakan di TV
tentang orang-orang yang melakukan mogok makan. Mereka tidak apa-apa sampai
pada titik ini. Tetapi pada titik ini, kalau mereka tetap mogok makan, mereka
akan mati dalam waktu kira-kira 1 minggu.
Lamanya tahap III ini tentu saja sangat berbeda untuk setiap orang, karena
sangat tergantung pada gemuk / kurusnya orang yang berpuasa. Orang gemuk,
karena cadangan lemak yang banyak, bisa bertahan lebih dari 40 hari, sedangkan
orang kurus mungkin hanya bertahan 20 hari.
Dari pengertian tentang ketiga tahap puasa ini, tidak aneh / tidak salah
kalau dikatakan bahwa ‘setelah berpuasa
40 hari dan 40 malam, akhirnya laparlah Yesus’ (ay 2). Ini menunjukkan bahwa Yesus sudah sampai pada akhir dari
tahap III.
Setan tentu juga tahu akan hal ini, dan ia tahu bahwa pada saat itu Yesus
sangat lapar, dan Ia harus makan kecuali Ia mau bunuh diri. Pada saat itulah
setan menyerang menggunakan roti!
Setan tahu titik lemah kita dan setan juga menyerang titik lemah kita pada
saat yang tepat. Misalnya:
saudara lemah
dalam persoalan sex. Maka setan bukan hanya akan menyerang titik lemah itu,
tetapi juga menyerangnya pada saat yang tepat, misalnya pada waktu saudara
sedang bertengkar dengan istri saudara.
saudara adalah
seorang yang tamak. Maka setan terus akan memanfaatkan titik lemah itu, dan ia
mungkin sekali bahkan akan memberikan saudara kesempatan bisnis yang saatnya
bertepatan dengan kebaktian / Pemahaman Alkitab. Ini sekaligus akan memberikan
serangan dobel kepada saudara.
saudara adalah
seorang pemarah. Maka setan akan memberikan banyak orang / hal yang
menjengkelkan saudara, dan itu mungkin sekali diberikannya pada saat yang
tepat, yaitu pada saat saudara memang sudah sumpek. Ini membuat saudara meledak
dalam kemarahan!
anak saudara
sedang sakit berat dan hampir mati, dan lalu ada orang yang cerita tentang
dukun yang hebat.
saudara sedang
malas untuk kebaktian, ada teman datang dan mengajak piknik.
saudara sedang
sangat butuh uang, lalu ada kesempatan untuk korupsi / mencuri.
Jawaban Yesus terhadap pencobaan Batu menjadi Roti (ayat 4).
1) Yesus menangkis serangan setan dengan menggunakan Firman
Tuhan yang Ia kutip dari Ulangan 8:3. Di sini kita lihat pentingnya pengertian
dan ingatan terhadap Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah senjata / pedang Roh (Efesus 6:17)
yang harus kita gunakan pada saat setan menyerang. Karena itu, jangan
mengabaikan Pemahaman Alkitab / Saat Teduh, dan banyaklah membaca buku-buku
rohani yang baik!
Mereka yang secara sukarela membuang senjata itu, dan
tidak melatih diri mereka sendiri dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak
dijerat, pada setiap saat, oleh Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan
diri mereka sendiri tanpa senjata.
2) Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata-kata ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
a) Ini menunjuk pada Firman Allah atau pengajaran Kitab Suci.
Kalau diambil arti ini, maka seluruh jawaban Yesus itu maksudnya adalah:
karena manusia terdiri dari tubuh dan jiwa / roh, maka manusia hidup bukan dari
roti saja (makanan jasmani), tetapi juga dari Firman Allah / pengajaran Kitab
Suci (makanan rohani).
b) Ini menunjuk pada kehendak Allah.
Jadi maksud Yesus adalah: sekalipun tidak ada roti, kalau Allah menghendaki
Ia hidup, Ia akan hidup. Penafsiran ini lebih cocok dengan konteks Mat 4:3-4 /
Luk 4:3-4 maupun Ul 8:3!
Maksudnya adalah: kalau kata ‘firman’ dalam Ibrani 1:3 itu bisa
diartikan ‘kehendak Allah’, maka tentu dalam Matius 4:4 ini juga bisa.
Dalam keadaan terjepit / krisis yang bagaimanapun hebatnya, yang mengancam
nyawa sekalipun, ingatlah bahwa hidup / mati tergantung kehendak Tuhan!
3) Jawaban Yesus ini mengarah kepada hal rohani (kehendak
Allah). Setan mengarahkanNya pada hal jasmani, tetapi Yesus tetap mengarah pada
hal rohani.
Ini harus kita turuti / teladani. Ingat kata-kata Yesus dalam Matius 16:26
- “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh
dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai
ganti nyawanya?”.
4) Jawaban ini menunjukkan kepercayaan Yesus kepada BapaNya. Ia
tidak mau menggunakan keilahianNya dan Ia percaya BapaNya akan memeliharaNya.
II.
Menjatuhkan diri dari bubungan Bait Tuhan (ayat 5-6).
A) Hal-hal yang bisa kita pelajari dari pencobaan ini:
1) Urut-urutan pencobaan / letak pencobaan ini.
Pencobaan ke 2 dalam Matius ditempatkan dalam urutan ke III dalam Lukas 4.
Yang benar adalah urut-urutan dalam Matius, karena setelah pencobaan ke III
dalam Matius, Iblis diusir. Ini bukan suatu kontradiksi, dan Lukas bukannya
salah, hanya saja ia tidak menulis berdasarkan urut-urutan waktu (tidak
chronologis).
2) Kalau pencobaan I mencobai Yesus supaya tidak percaya kepada
BapaNya, maka pencobaan II mencobai Yesus untuk terlalu
‘percaya’ kepada BapaNya, sehingga mencari bahaya dengan cara
meloncat dari bubungan Bait Allah. Memang setan sering menyerang kita, atau
dengan extrim kiri, atau dengan extrim kanan.
Setan juga sering mencobai kita untuk menjadi terlalu ‘percaya’ kepada
Allah. Misalnya:
sengaja berbuat
dosa, karena percaya keselamatan tidak bisa hilang.
sengaja
berurusan dengan kuasa gelap, karena ‘percaya’ Allah bisa melindungi.
3) Pencobaan I ditolak oleh Yesus dengan menggunakan
Firman Tuhan, maka sekarang setan juga menggunakan Firman Tuhan (Mazmur 91:11-12)
yang disalah-tafsirkan. Karena itu kita perlu waspada; tidak setiap orang yang
menggunakan Kitab Suci memberikan pengajaran yang benar. Semua orang sesat bisa
mencari-cari dasar Kitab Suci untuk mendukung pandangan mereka. Contoh:
orang-orang
Saksi Yehovah menggunakan Yohanes 14:28 untuk mengatakan bahwa Yesus lebih
rendah dari pada Bapa, padahal ayat itu jelas menyoroti Yesus sebagai manusia.
Dalam Yohanes 10:30, yang menyoroti Yesus sebagai Allah, dikatakan bahwa
Yesus dan Bapa adalah satu.
Theologia
Kemakmuran menggunakan 2 Korintus 8:9 untuk menekankan bahwa orang kristen
harus kaya, padahal kalau kita membaca kontext dari ayat tersebut, jelas bahwa
yang dimaksudkan adalah kaya rohani, bukan kaya jasmani.
Satu hal yang harus ditekankan di sini adalah bahwa setan juga tahu dan
hafal Kitab Suci. Karena itu kalau kita tidak mau belajar dan menghafal Kitab
Suci, kita akan dengan mudah ditipunya!
B) Jawaban Yesus terhadap pencobaan II (ayat 7).
1) Ayat 7 ini dikutip oleh Yesus dari Ulangan 6:16 yang
jelas berhubungan dengan ajaran setan yang menyalahtafsirkan Mazmur 91:11-12
itu. Di sini kita lihat lagi pentingnya mempelajari Firman Tuhan dan menghafalkannya.
Kita membutuhkannya pada waktu kita mendengar pemberitaan Firman Tuhan dari
siapa saja. Kita harus mengecek setiap khotbah dengan Firman Tuhan apakah
khotbah itu bertentangan dengan bagian lain dari Kitab Suci atau tidak.
Bdk. Kisah Rasul 17:11 - “Orang-orang
Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di
Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan
setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah
semuanya itu benar demikian”.
Perhatikan bahwa dalam ayat ini orang Yahudi di Berea dipuji karena
mengecheck khotbah Paulus, yang adalah seorang rasul, dengan menggunakan Kitab
Suci! Karena itu kalau saudara adalah orang yang mengaminkan segala kata-kata
pendeta tanpa mengechecknya dengan Kitab Suci, itu jelas merupakan sikap yang
salah dan bahkan berbahaya!
2) Arti ‘mencobai Allah’ dalam Matius 4:7.
Dalam bagian ini, kata ‘mencobai’ menunjukkan
pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita, ... Singkatnya, siapapun
yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan
untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janjiNya pada ujian yang tidak fair.
Contoh:
Banyak orang
kristen tidak mau membeli obat atau pergi ke dokter pada waktu sakit, padahal
mereka bisa melakukan hal itu. Dan mereka menganggap bahwa dengan tidak pergi
ke dokter dan tidak membeli obat, tetapi hanya berdoa saja, mereka beriman
kepada Allah. Ini bukan beriman kepada Allah, tetapi mencobai Allah!
Ada gempa bumi
tetapi tidak mau keluar rumah, karena percaya Allah bisa melindungi.
Ada ujian
tetapi tidak mau belajar karena percaya Allah bisa memberkati.
Sudah tahu
banyak rampok, sengaja keluar malam-malam ke daerah yang rawan.
III.
Kekuasaan dan kekayaan Dunia (ayat 8-9).
A) Hal-hal yang bisa kita pelajari dari pencobaan III ini:
1. Bagaimana terjadinya pencobaan-pencobaan (1-3) ini?
a) Hal ini sungguh-sungguh terjadi.
Jadi Yesus betul-betul dibawa oleh Iblis ke bubungan Bait Allah
(pencobaan 2), dan lalu ke puncak gunung (pencobaan 3). Pandangan ini
juga rasanya tidak benar karena:
sukar
terbayangkan Yesus betul-betul pergi bersama-sama / jalan-jalan dengan setan.
Ayat 8
(bdk. Luk 4:5) mengatakan bahwa dalam sekejap mata setan memperlihatkan
semua kerajaan dunia kepada Yesus. Ini tidak mungkin bisa terjadi! Di gunung
yang mana saudara bisa melihat semua kerajaan dunia?
b) menurut Calvin menganggap terjadinya adalah melalui vision /
penglihatan.
Bandingkan dengan Yehezkiel 40:1b-2, yang berbunyi: “... pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku
dan dibawaNya aku dalam penglihatan-penglihatan ilahi ke tanah
Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali”.
Bandingkan juga dengan Wahyu 21:10 yang berbunyi: “di dalam roh ia membawa aku ke gunung
yang tinggi”.
2. Apakah kata-kata setan dalam ayat 9 (bdk Lukas
4:6-7) itu benar?
a) Ada yang berkata ‘ya’ dengan alasan:
Efesus
2:2 Efesus 6:12 1 Yohanes 5:19.
Yesus sendiri
menyebut Iblis sebagai ‘penguasa dunia’ (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11).
Yesus tidak
membantah claim dari setan itu.
b) Jawaban yang benar adalah ‘tidak’ karena:
Efesus 2:2;
Efesus 6:12; 1 Yohanes 5:19 hanya menunjukkan bahwa setan punya kuasa/pengaruh
yang besar di dunia, khususnya di antara orang yang tidak percaya.
Dalam Yohanes 12:31;14:30;16:11
Yesus memang menyebut Iblis sebagai ‘penguasa dunia’, tetapi ini tidak dalam
arti mutlak.
Mazmur 2
menunjukkan bahwa Allah/Yesus yang berkuasa.
Yesus
berkali-kali mengusir setan.
Setan adalah
pendusta (Yohanes 8:44).
Jadi, penguasa / pemilik alam semesta adalah Allah (Mazmur 24:1-2),
bukan setan! Allah tidak pernah kehilangan kontrol atas seluruh alam semesta!
Bdk. Mazmur 103:19 - “TUHAN
sudah menegakkan takhtaNya di sorga dan kerajaanNya berkuasa atas segala
sesuatu”.
Dari semua ini bisa disimpulkan bahwa dalam menggoda, setan sering berdusta
(bdk. Kejadian 3:4-5). Karena itu, hati-hati dengan dusta setan yang
menawarkan hal-hal yang indah kepada saudara!.
3) Tujuan pencobaan III ini adalah:
a) Supaya Yesus mendapatkan mahkota tanpa salib.
Kalau Yesus menggunakan cara yang seharusnya, maka Ia harus menderita dan
mati disalib, baru bisa mengumpulkan orang-orang untuk datang kepadaNya. Tetapi
dengan cara setan ini, Ia hanya perlu tunduk kepada setan, dan seluruh dunia
akan diberikan kepadaNya.
Bandingkan ini
dengan ajaran Theologia Kemakmuran, yang mengatakan bahwa kalau ikut Yesus
semua problem bakal beres. Ini menjanjikan mahkota tanpa salib!
Semua ajaran
yang mengijinkan kompromi supaya terhindar dari kesukaran / penderitaan,
sejalan dengan godaan setan ini. Misalnya: seorang sekretaris boleh menuruti
perintah bossnya untuk berdusta, misalnya dengan mengatakan bossnya tidak ada
padahal ada. Ini lagi-lagi merupakan ajaran yang menghendaki mahkota tanpa
salib.
Nyogok, nyontek,
dan korupsi termasuk tindakan yang menginginkan hasil cepat tanpa salib.
b) Supaya Yesus mendapat
hasil yang banyak dan cepat tetapi:
tunduk kepada setan.
bekerja sama dengan setan.
menggunakan cara yang tidak halal.
Setan juga mencobai
manusia dengan cara ini, misalnya:
pergi ke dukun untuk dapatkan ‘pesugihan’ (jimat untuk
menjadikan kaya), atau menggunakan kuasa gelap / jimat supaya usahanya sukses.
Kalau saudara adalah orang
yang senang menggunakan kuasa gelap untuk mendapatkan keinginan saudara,
perhatikan kata-kata dalam Yesaya 47:9b - “Kepunahan dan kejandaan dengan sepenuhnya akan
menimpa engkau, sekalipun banyak sihirmu dan sangat kuat manteramu”.
korupsi, mencuri, nyogok.
bekerja pada hari Sabat.
melakukan pelayanan gereja dengan menggunakan kuasa
gelap (seperti nggeblak, dan mungkin juga kesembuhan)!
menggodai hamba Tuhan supaya memberitakan khotbah yang
enak di telinga.
Pokoknya setan berusaha supaya manusia mau mencapai ambisinya dengan
menggunakan cara yang tidak halal, atau bahkan dengan menggunakan kuasa setan.
B)
Jawaban Yesus terhadap pencobaan III (ayat 10):
1) Yesus
mengusir setan. Ini menunjukkan Yesus lebih besar / berkuasa dari setan.
2) Yesus
mengutip Ulangan 6:13.
Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan:
a. Lagi-lagi
Ia menggunakan Firman Tuhan! Jadi, Yesus tidak pernah mengganti senjataNya!
Tiga kali Ia diserang, dan tiga kali Ia menggunakan Firman Tuhan untuk menangkis serangan setan!
b. Ada
perbedaan antara Ulangan 6:13 dengan Matius 4:10.
Ulangan 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia
haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”.
Tetapi dalam terjemahan
NIV ada kata ‘only’ (= hanya).
NIV: ‘Fear the
LORD your God, serve him only and take your oaths in his name’ (=
Takutlah kepada TUHAN, Allahmu, beribadahlah hanya kepada Dia
dan bersumpahlah dalam namaNya).
Terjemahan NIV ini salah,
karena sebetulnya kata ‘only’ (= hanya) itu tidak ada.
Memang secara implicit,
kalau kita harus beribadah kepada Yahweh, maka jelas kita hanya boleh beribadah
kepada Dia. Tetapi secara explicit, tidak ada1 kata ‘hanya’. Tetapi pada waktu Yesus
mengutip Ulangan 6:13 ini dalam Matius 4:10, Ia menjadikan kata ‘hanya’ itu menjadi explicit.
Matius 4:
0 - “Maka
berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!’”.
3) Ay 10 - “Maka
berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.
Ayat ini menunjukkan bahwa
hanya Allahlah yang boleh disembah!
Kita tidak boleh menyembah
apapun / siapapun selain Allah, seperti:
setan. Misalnya: gereja setan.
malaikat (Wahyu 19:10; Wahyu 22:8-9).
manusia (Kisah 10:25-26; Kisah 14:14-18). Ini termasuk
sungkem dan paikwi kepada orang tua/kakek / nenek. Memang dalam Perjanjian Lama
ada banyak penyembahan yang dilakukan terhadap manusia seperti raja, nabi dan
sebagainya. Tetapi ingat bahwa pada jaman Perjanjian Lama kata-kata Yesus dalam
Matius 4:10 ini belum diucapkan. Ulangan 6:13 memang sudah ada, tetapi
ingat bahwa dalam Ulangan 6:13 kata ‘hanya’ itu tidak ada. Baru pada waktu
Yesus mengutipnya dalam Matius 4:10 kata ‘hanya’ itu ditambahkan. Jadi
sejak Matius 4:10 itu diucapkan, tidak boleh lagi ada penyembahan terhadap
manusia, sekalipun motivasi/tujuannya hanya untuk penghormatan. Ini
terlihat dengan jelas misalnya dalam Kisah 10:25-26 dimana Petrus menolak
penyembahan dari Kornelius, sekalipun jelas bahwa Kornelius bukan menyembahnya
sebagai Allah, tetapi hanya sekedar sebagai penghormatan saja.
orang mati, baik itu orang tua, nenek
moyang atau Maria/ ‘orang suci’.
berhala (Keluaran 20:4-6).
Tetapi Yesus mengijinkan orang menyembah diriNya sendiri (Matius 14:33; Matius
28:9,17; Yohanes 9:38; Yoh 20:28), karena Ia memang adalah Allah sendiri.
Penutup.
1) Iblis pergi dan menunggu saat yang baik.
Lukas 4:13 - “Sesudah Iblis mengakhiri
semua pencobaan itu, ia mundur dari padaNya dan menunggu waktu yang baik”.
Sekalipun di sini ia sudah dikalahkan, dan ia tidak berhasil menjatuhkan
Yesus ke dalam dosa, tetapi ia bukannya lalu pergi selama-lamanya. Ia memang
pergi, tetapi ia menunggu saat yang baik untuk menyerang / mencobai lagi.
Ada 2 hal yang bisa kita dapatkan dari sini:
a) Setan
mempunyai ketekunan yang luar biasa dalam mencobai, baik dalam mencobai Yesus
maupun dalam mencobai kita.
Apakah saudara tekun
dalam:
belajar Firman Tuhan?
berdoa?
berjuang melawan pencobaan / dosa? Bdk. Ibrani 12:1-4.
Kalau setannya tekun dalam mencobai, sedangkan kita tidak tekun dalam
belajar Firman Tuhan, berdoa dan berjuang melawan pencobaan, maka bagaimana
kita bisa menang?
b) Kalau saudara berhasil mengatasi serangan / pencobaan setan,
jangan lalu ‘mabuk / lupa daratan’ oleh kemenangan itu. Ingat bahwa ia menunggu
saat yang baik untuk menyerang saudara lagi! Jadi tetaplah waspada dan
berjaga-jaga.
2) Malaikat-malaikat melayani Yesus (ayat 11 Markus 1:13b).
Ini pasti termasuk memberi Yesus makan. Yesus tidak mau menggunakan cara
yang tidak halal untuk mendapatkan makanan, dan sekarang Ia mendapatkan makanan
dari malaikat!
Kalau saudara mempunyai kebutuhan yang hebat, misalnya kesembuhan atau uang
atau pasangan hidup, dan setan menawarkan kepada saudara untuk bisa mendapatkan
hal-hal itu secara salah, misalnya dengan mendapatkan kesembuhan melalui dukun,
mendapatkan uang dengan korupsi, mendapatkan pasangan hidup yang tidak seiman,
dsb, maka jangan turuti tawaran setan itu. Sekalipun tawaran setan itu
kelihatannya adalah satu-satunya jalan keluar, saudara tetap harus menolaknya!
Kalau saudara menolak tawaran setan itu, dan Tuhan menganggap bahwa apa yang
saudara inginkan itu memang merupakan kebutuhan saudara, maka Tuhan sendiri
akan menyediakan kebutuhan saudara itu pada saatNya dan dengan caraNya sendiri!
Bekasi, 12 Juli
2013
Karyadim642.blogspot.com