Matius 5:6
-
Blessed are those who hunger and thirst for
righteousness, for they shall be filled (NKJV)
-
Blessed
and fortunate and happy and spiritually prosperous (in that state in which the
born-again child of God enjoys His favor and salvation) are those who hunger
and thirst for righteousness (uprightness and right standing with God), for
they shall be completely satisfied! (Amplified Bible)
-
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
-
μακάριοι οἱ πεινῶντες καὶ
διψῶντες τὴν
makarioi oi peinōntes kai dipsōntes tēn
blessed those hunger and thirst those
makarioi oi peinōntes kai dipsōntes tēn
blessed those hunger and thirst those
-
δικαιοσύνην ὅτι αὐτοὶ
χορτασθήσονται.
dikaiosunēn oti autoi chortasthēsontai
frighteousness for they satisfied
dikaiosunēn oti autoi chortasthēsontai
frighteousness for they satisfied
I. LAPAR DAN HAUS.
Kata
Lapar dan Haus untuk orang yang berkecukupan adalah suatu kata yang sulit
ditangkap maknanya secara baik dan mendalam atau sebaliknya suatu kata yang
menakutkan, tetapi untuk orang yang berkekurangan arti kata Haus dan Lapar itu
suatu kata yang biasa dan mudah dimengerti karena mereka sering hidup didalam
kehausan dan kelaparan.
Dengan
dasar ayat diatas saya mau sedikit sharing prinsip ayat diatas yaitu tentang Lapar
dan Haus.
Kalau kita
sedikit saja memperhatikan dan merenungkan Matius 5:6 ini maksud dari Lapar dan
Haus yang ditulis ayat ini bukanlah masalah Lapar dan Haus yang biasa tetapi Lapar
dan Haus dimana manusia yang sudah lama tidak ketemu yang namanya Air/Makanan,
sehingga kedahagaannya/kelaparannya akan air/makanan itu benar-benar melingkupi
hidupnya, contoh :
1.
KELAPARAN, Seperti
seorang pengemis yang tidak mempunyai apa-apa dan berhari-hari tidak
mendapatkan makanan, sehingga perutnya sangat lapar bahkan mau mati karena kelaparannya
itu dan mengharapkan makanan untuk dimakannya.
2.
KEHAUSAN, Seperti
orang yang sedang berjalan digurun dan kehabisan air digurun itu sedangkan
jalan yang ditempuhnya masih jauh serta sekelilingnya hanya tanah dan pasir
saja dan berhari-hari tidak menemukan air, sepertinya mau mati karena kehausan
akan air.
Nah bayangan KELAPARAN dan KEHAUSAN seperti
itulah yang saya mau jelaskan dalam perikop ini, tapi haus dan lapar akan
KEBENARAN (bukan lapar dan haus akan hal-hal jasmani tapi hal-hal yang rohani).
Yaitu kelaparan dan kehausan yang tidak biasa yang dapat diobati hanya dengan
segelas air dan sepotong kue saja.
Pada umumnya orang tidak mengingini seluruh kebenaran, mereka
hanya mengingini sebahagian saja dari kebenaran itu. Contoh :
a.
Ada orang yang mungkin merupakan
orang yang baik, orang yang tidak memiliki kecacatan moral sama sekali,
kejujurannya, moralitasnya, kehormatannya, sangat tidak diragukan lagi tetapi
mungkin orang yang demikian memilik sikap yang keras, kikir, bahkan acuh tak
acuh dan tidak menaruh perhatian kepada sesamanya yang mengalami kesedihan dan
kesusahan, bahkan diam saja saat seseorang meminta pertolongannya.
Orang yang seperti ini memilik kebaikan yang Partial, yaitu
kebaikan yang hanya sebagian saja. Atau.
b.
Ada orang yang banyak melakukan
kesalahan, mungkin ia pemabuk, suka bersumpah, berjudi, dan suka marah. Tapi kalau
orang ini melihat orang yang kesusahan ia akan mudah menolong. (baik melalui
tenaga, uang, pikiran, baju, sepatu apasaja yang dipakainya. dll) dia mau mmberikannya.
Namun kebaikan seperti inipun adalah kebaikan yang Partial. Tidaklah
cukup dengan kebaikan yang Partial tersebut tetapi akan berbahagia orang yang
Lapar dan Haus akan KEBENARAN (seluruh kebaikan)
II.
KEBENARAN.
1. Ini adalah hal rohani, bukan materi / duniawi.
2. ‘Kebenaran’ yang dimaksud di sini bukanlah ‘kebenaran secara hukum/legal’ (justification)
seperti dalam Roma 9:30-10:4, melainkan ‘kebenaran secara moral’ atau
‘kesucian’.
3. Lapar
dan haus akan kebenaran’.
a. Orang yang disebut berbahagia karena Lapar dan Haus adalah orang yang rindu
pada hal-hal rohani.
Banyak orang hanya rindu pada hal-hal duniawi/materi seperti
sex, uang, kekuasaan, kedudukan, hiburan, makanan/minuman dan lain-lain. Kitab
Suci justru memperingatkan kita terhadap hal-hal tersebut (Lukas 21:34-36).
b. Orang yang Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada kesucian.
Sadar akan dosa (Matius 5:3) dan sedih karena dosa (Matius 5:4)
tidak cukup! Harus disertai dengan keinginan untuk menjadi suci (Matius 5:6).
Kerinduan pada kesucian ini tidak terpisahkan dari kebencian pada dosa. Apakah
saudara membenci semua dosa? Kalau saudara rindu pada kesucian dan benci pada
dosa, itu merupakan pertanda bahwa rohani saudara hidup / sehat; tetapi kalau
saudara tidak rindu pada kesucian dan saudara mencintai dosa, itu pertanda
bahwa rohani saudara mati / sakit.
c. Kerinduan pada kesucian/kebencian pada dosa itu harus ada wujudnya, yaitu:
o Mencari Firman Tuhan (Perenungan/Pemahaman Alkitab, Saat Teduh, dll),
karena Firman Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyucikan kita (Yohanes 15:3
Yeremia 23:29a).
o Berdoa supaya Tuhan menolong saudara dalam kelemahan saudara (Matius
26:41).
o Menjauhi pencobaan (Matius 6:13a). Adalah aneh kalau kita berdoa
sesuai dengan kalimat ini, tetapi kita justru mendekati pencobaan.
Apakah 3 hal yang merupakan wujud dari keinginan untuk suci ini ada pada
saudara? Kalau tidak ada, mungkin saudara sebetulnya tidak rindu untuk suci!
Apakah saudara merasa menderita kalau saudara 1 hari tanpa makanan rohani?
Apakah saudara ‘menderita’ atau ‘tenang-tenang’ saja?
Tiap orang Kristen yang sungguh-sungguh pasti akan bersukacita pada waktu
mendengar Firman Tuhan. Dan pada waktu ia mentaatinya ia juga akan merasakan
sukacita (Yesaya 48:18).
Demikianlah orang yang Lapar dan haus akan
Kebenaran disebut berbahagia, karena laparnya dan hausnya yagn sungguh-sungguh
sepertinya mau mati saja akan kelaparan dan kehausannya akan Kebenaran maka
orang ini akan mendapatkan kepuasan.
Bekasi, 05 Juni 2013
Karyadi M