Selasa, 01 Juli 2014

AMY GRANT

 
karyadim642.blogspot.com
 
Menjelang penghujung tahun 90-an, seorang wanita muda berjalan menuju gedung Pusat Penanggulangan Masalah Kehamilan. Ia ingin melakukan aborsi. Para konselor Kristen di tempat itu membujuknya untuk mempertahankan kandungannya, tetapi ia tetap bertekad untuk menggugurkannya.

   Sementara itu, suaminya yang menekannya untuk melakukan aborsi   mendengarkan salah satu dari lagu pop Amy Grant di sebuah pemancar radio sekuler. Ia berpikir istrinya pasti menyukai musik yang dinyanyikan Amy, dan mendorongnya untuk membeli salah satu album Amy Grant.

   Sementara ia mendengarkan lagu tersebut, ia merasa didekatkan kepada    Tuhan. Ia memiliki sedikit pengalaman religius, dan ia tidak begitu yakin dan tahu bagaimana cara mengomunikasikan pikiran serta perasaannya kepada Allah. Setelah mendengar lagu "Father's Eyes", ia menyimpulkan: jika Allah itu seperti seorang ayah, ia akan berdoa kepadanya seperti ia berbicara kepada ayah kandungnya. Dengan caranya yang sederhana, wanita itu akhirnya menjadi orang Kristen.

   Beberapa waktu kemudian, wanita tersebut kembali lagi ke Pusat   Penanggulangan Masalah Kehamilan, berdoa bersama para stafnya dan    menceritakan bagaimana album Amy Grant telah mengubah hidupnya. Dan,    ia mengatakan kepada mereka bahwa ia akan melahirkan bayinya.

   Sejak tahun 1985, ketika ia merilis album "Unguarded"-nya, Amy Grant    dihujani banyak kritikan -- kadang-kadang penuh emosi, karena ia dicap telah "keluar batas" karena menjual rekamannya di toko-toko sekuler dan merekam lagu-lagu yang cocok untuk siaran radio sekuler. Kehadiran Amy di kancah musik utama dan dunia telah membuatnya menjadi sorotan.

   Konon, Amy berambisi untuk menjadi penyanyi yang setenar Whitney   Houston dan Mariah Carey yang juga memiliki latar belakang karier musik gospel atau rohani.

   Amy boleh jadi adalah penyanyi Kristen yang paling terkenal saat ini. Ia termasuk sekelompok penyanyi yang telah mengalami kelahiran baru dan berkiprah di belantara musik. Beberapa tahun belakangan ini, kehadiran mereka dengan lagu-lagu gospel selatan "new wave" dan "heavy metal" yang baik, menjadi aroma yang menyegarkan bagi dunia yang lapar akan musik dengan lirik yang baik. Tidak seperti rekan-rekan mereka, lagu-lagu mereka tidak, diisi dengan pesan berbau seksual atau obat bius.

MENITI KARIER SEJAK REMAJA
   Sejak usia 15 tahun, ia sudah mengikat kontrak rekaman dan merekam    albumnya yang pertama pada usia 17 tahun. Album "Age to Age" merupakan album lagu Kristen yang dinyanyikan oleh penyanyi solo yang memperoleh penghargaan piringan hitam platina. Ia secara teratur mengadakan perjalanan "show" dan manggung di gedung-gedung konser terkenal di AS. Lagu-lagunya hampir mencapai puncak dalam Christian and Billboard's Hot 100. Tayangan videonya juga pernah muncul dalam MTV. Ia pernah berduet dengan Peter Cetera, mantan penyanyi terkemuka di Chicago. Ia mengirimkan pesan-pesan kristiani melalui lagu-lagunya yang diputar di siaran radio sekuler.

   Tanggapan yang diberikan oleh orang-orang Kristen menimbulkan banyak    kesedihan dalam dirinya, dan kebanyakan berpendapat bahwa orang Kristen hanya menyanyikan "lagu-lagu rohani" di ruang lingkup kristiani. Amy tidak sependapat; ia melakukan apa yang menurutnya dikehendaki Allah, yaitu membawakan musik-musik gospel dengan irama kontemporer kepada orang-orang yang tidak pernah masuk gereja.

   Mereka membeli albumnya dan merasakan perbedaannya dari kebanyakan    musik -- suatu perbedaan yang berbicara tentang kasih, persahabatan, dan suatu kehidupan yang dikehendaki Allah. Dan bila ada pendengar yang ingin mengetahui sumber inspirasinya, ia dapat membaca kutipan ayat Alkitab yang tertulis pada kover.

   Amy tidak mencoba untuk membela dengan keterlibatannya di dalam arus   musik utama dewasa ini. Dan ia telah menambah kapasitas kehadirannya dengan merilis album baru berjudul "Heart in Motion", yang akan dipasarkan di toko-toko Kristen dan sekuler.

   Ini merupakan rekamannya yang kedua belas dan dalam banyak hal cukup    berbobot.
Pertama, ia menyebutnya sebagai album terbaik yang pernah   dibuatnya. Itu merupakan suatu pernyataan yang berani bila Anda sudah merekam tiga album emas dan empat album platina dan repertoar Anda termasuk proyek-proyek seperti "Age to Age", "Straight Ahead", dan "Lead Me on".

Kedua, ini mungkin merupakan rilisnya yang lebih bersifat pribadi. Amy berfungsi sebagai co-produser eksekutif dan terlibat dalam penulisan hampir seluruh lagunya. "Heart in Motion" benar-benar merupakan musik sekuler. Tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak menawarkan sesuatu kepada para pendengar Kristen atau Amy telah meninggalkan imannya. Album ini merefleksikan dengan jelas siapa dan di mana Amy berada, baik sebagai orang Kristen maupun sebagai seorang artis.

   "Ada saat-saat di mana penting bagi saya untuk tidak keluar dari batas," kata Amy menjelaskan. "10 tahun yang lalu, saya ingin menulis lagu untuk anak-anak Kristen; saya ingin memberikan dampak yang positif terhadap mereka. Tetapi kini adalah penting untuk masuk ke dalam aliran musik yang sedang dominan. Saya tidak akan kembali ke masa tahun 1981 karena itu bukan masalah saya."

   Ia tidak bermaksud menjadi seorang penyanyi sekuler. Baginya, seorang penyanyi Kristen yang lagu-lagunya disiarkan radio tidaklah sama posisinya dengan orang atau penyanyi bukan Kristen. Jadi, bila seorang artis Kristen dalam ruang lingkup sekuler menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan saleh, maka lagu-lagu mereka akan bersinar seperti cahaya di dalam kegelapan.

   Ada yang mempertanyakan bagaimana lagu-lagu Amy dapat memancarkan    sinar jika dalam liriknya hampir tidak menyebut-nyebut nama Tuhan.    Bukankah album "Heart in Motion" lebih banyak mengandung kata "baby"    daripada "Allah"?

   Amy memberikan respons dengan menyatakan bahwa ia tidak percaya    bahwa kuantitas informasi tentang Allah itu penting. Justru kualitas dari informasi yang jauh lebih penting -- dampak dari sebuah kata yang diucapkan pada waktu yang tepat. Jika penyanyi Kristen membuat setiap lagunya yang berdurasi 3,5 menit penuh dengan khotbah-khotbah yang menggurui, orang tidak akan mau mendengarkannya lagi.

   Amy menambahkan, "Mereka yang meniti kariernya di sekitar pelayanan   biasanya jatuh ke dalam perangkap pemikiran seperti, 'Karena Allah mampu memakai lagu ini, kita harus meletakkannya dalam format musikal atau memanipulasi liriknya.' Allah jauh lebih besar daripada itu. Jika kita berdoa dan menyerahkan sebuah rekaman kepada-Nya, pintalah kepada-Nya untuk melakukan mukjizat, dan Ia melakukannya.
   Dalam album saya yang terbaru, saya mencoba menulis dan mendendangkan tentang realitas kehidupan, dan biarlah Allah melakukan mukjizat pada waktu-Nya."

   Menurutnya, ada saat-saat di mana musik dapat meringankan beban   kehidupan. Musik seharusnya menjadi sarana di mana seseorang dapat    melakukan retret pribadi -- seperti Saul memperolehnya dengan    mendengarkan musik yang dibawakan Daud.

   Amy juga menyatakan bahwa album "Heart in Motion" merupakan suatu    tindak ketaatan, bukan suatu tindak keluar batas dengan sengaja. Rekaman ini bukanlah hasil dari keputusan yang sembrono. "Saya benar-benar merasakan bahwa saya harus melakukannya saat ini juga, dan bila Allah meminta kita melakukan sesuatu, Anda harus segera melaksanakannya," katanya.

KARYA SENI
   Amy berambisi untuk menjadi artis dalam setengah dari kehidupannya,    dan ia sangat berharap bahwa cita-citanya tercapai. Ia menginginkan album "Heart in Motion" menjadi suatu jembatan bagi anak-anak menolongnya menyadari bahwa mereka dapat mempunyai suatu pengalaman dengan Yesus Kristus. Kebanyakan anak mendengarkan banyak jenis musik yang dinyanyikan oleh artis yang mengikuti berbagai jenis gaya hidup. Apa yang tidak dan belum mereka miliki ialah suatu musik yang bisa menjembataninya.

   Amy kelihatannya cukup peka, walaupun tidak merasa diintimidasi -- bagaimana orang bereaksi terhadap albumnya. "Saya ingin masyarakat    Kristen bangga terhadap saya," katanya. "Tetapi artis juga harus menyatu dengan karya seninya. Leonardo da Vinci tidak memandangi sebuah lukisan dan memandang dari balik punggungnya sambil berharap masyarakat akan mengakui hasil karyanya."

HAL-HAL LAIN DARI HIDUPNYA
   Industri eceran Kristen mungkin memandang Amy sebagai seorang artis, tetapi sebenarnya peran tersebut hanya merupakan sebagian dari  kehidupannya yang sibuk dan penuh. Ia adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Amy selalu berdoa untuk menjadi seorang ibu dan istri yang baik, mengasihi anak-anaknya dan mendorong mereka menjadi diri mereka sendiri -- dan supaya Allah menolongnya melihat dirinya sebagaimana adanya dan melihat Dia sebagaimana adanya.
   Setiap minggu, ia memimpin acara penyembahan dan ibadah di gerejanya    dan banyak pelayanan yang berkaitan dengan profesinya.

   Ia juga pernah menjadi juru bicara untuk Operation Desert Song, yang    menyediakan musik dan mendorong pasukan AS di Timur Tengah.
   Ia membuka rumahnya untuk suatu aktivitas yang  disebut "The Loft" (serambi), yang telah memberikan dampak positif pada ratusan remaja di daerah sekitar Nashville.

   Selama beberapa minggu, Amy dan sebelas pemimpin dewasa menyajikan    acara-acara seperti kesaksian, doa, dan tentu saja musik. Tak diperlukan tiket masuk dan iklannya dilakukan dari mulut ke mulut. Jumlah pesertanya dibatasi hanya 450 saja.

   Kegiatan ini merupakan kesempatan di mana seseorang dapat membawa    temannya yang bukan Kristen dan memperlihatkan kepada mereka bahwa  orang Kristen memiliki kegiatan yang bermanfaat.

   Seorang remaja bukan Kristen yang ikut serta memperoleh pengalaman    yang mengubah hidupnya. Amy bercerita, "Pada waktu kegiatan The Loft ini baru dimulai, seorang gadis menulis pada kartu doanya, 'Saya terhilang.' Ia pernah tidur dengan pacarnya dan memunyai masalah dengan alkohol. Pada minggu ketujuh, seorang pekerja memimpin ibadah, dan pada akhir kebaktian, ia mengundang siapa pun yang mau menerima Yesus ke dalam hatinya. Gadis ini berdiri. Kini, ia sudah mulai ikut PA. Saya ingin hidup saya dipenuhi adegan-adegan seperti ini. Dan lebih dari itu, keinginan saya untuk menjadikan rekaman saya sebagai barometer akan apa yang sedang saya lakukan terhadap   Tuhan menjadi semakin berkurang."

   Perjalanan Amy Grant selama 15 tahun di belantara musik Kristen telah membawanya cukup jauh. Ia memulai kariernya dengan menjadi penyapu lantai dan bertugas melepaskan magnet pada "head tape" di sebuah studio rekaman di Nashville. Dewasa ini, sementara ia diakui sebagai penyanyi paling top di kalangan umat Kristen di AS, ia memandang hasil karyanya dengan pandangan penuh kasih dan hikmat.
   "Peran saya dalam musik kontemporer Kristen dalam dasawarsa terakhir    sangat terbatas dan aman," katanya. "Dengan kasih karunia Allah, apa yang sudah saya lakukan telah memberikan dampak yang berarti bagi banyak orang. Saya masih berharap bahwa Allah akan memakai saya untuk memberikan dampak positif kepada anak-anak. Tetapi saya melakukannya melalui cara yang sama sekali baru."

   Ia menambahkan, "Seorang Kristen, di mana pun ia berada, harus menjadi yang terbaik. Sebagai penyanyi Kristen, itu berarti bahwa saya harus memanfaatkan bakat yang diberikan Allah di dalam diri saya. Permintaan saya yang utama kepada orang banyak ialah jangan terikat saja pada pola agama. Sebaliknya, biarlah kita berkata, 'Bagaimana Kristus yang diam dalam diri saya mengubahkan kehidupan saya? Bagaimana saya menunjukkannya di hadapan orang banyak?'"


Jika Anda seorang Amy Grant, Anda memperlihatkannya dengan menjadi ibu    dan istri yang baik, memimpin kegiatan-kegiatan di gereja, memberi  perhatian kepada para remaja, bersaksi kepada orang-orang asing di    pesawat udara, dan juga membuat rekaman lagu dan terjun ke dunia tempat kita hidup karena di situlah tempat kebanyakan ikan berenang.