Kamis, 12 Desember 2013
ETIKA YANG LUAR BIASA, Matius 7:12
Matthew
7:12
12 Therefore, whatever you want men to do to you, do also to them,
for this is the Law and the Prophets.
12 Πάντα οὖν ὅσα
ἐὰν
θέλητε ἵνα
ποιῶσιν ὑμῖν οῖ
ἄνθρωποι οὕτως καὶ
ὑμεῖς ποιεῖτε
αὐτοῖς οὗτος
γάρ ἐστιν
ὁ
νόμος καὶ
οἱ
προφῆται.
12 panta oun
osa ean thelēte
ina poiōsin umin
oi anthrōpoi outōs
kai umeis poieite
autois outos gar
estin o nomos
kai oi prophētai.
12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.
Inilah ayat pengajaran Tuhan Yesus yang paling puncak dari seluruh ETIKA SOSIAL
dan merupakan ajaran yang paling kekal.
Ajaran ini adalah ajaran yang baru dan sekaligus merupakan
pandangan yang baru pula tentang hidup dan kewajiban kehidupan. Dan didalam
ajaran-ajaran dunia yang lain ada kesejajaranya tapi dalam bentuk yang negatip.
Contoh :
a.
Rabbi Yahudi mengajarkan, “apa
yang engkau benci, jangan kau lakukan terhadap orang lain.
b.
Orang-orang Budha :”semua
orang takut akan cambuk dan mati; tempatkanlah dirimu ditempat orang lain,
jangan membunuh, dan jangan menyebabkan terjadi pembunuhan; semua orang takut
akan cambuk, hidup sangat berharga bagi setiap orang; berbuatlah sebagaimana
engkau ingin orang lain berbuat kepadamu, jangan membunuh dan jangan
menyebabkan terjadi pembunuhan.
c.
Yunani dan Romawi, “Janganlah
melakukan hal-hal yang menyebabkan engkau sendiri marah apabila hal-hal itu
dilakukan orang lain terhadap dirimu sendiri.
d.
Ajaran Stoa, “Apa yang tidak engkau inginkan menimpa dirimu sendiri, janganlah
engkau timpakan kepada orang lain”.
Bentuk negative hukum diatas tidak mengandung apa-apa, kecuali
larangan untuk melakukan hal-hal tertentu saja. Dan untuk mentaati larangan
seperti itu tidaklah sulit. Aturan itu lebih merupakan aturan umum, artinya
aturan itu dapat ssaja dipatuhi oleh orang-orang yang tidak mempunyai iman atau
kepercayaan, atau bahkan yang tidak berminat terhadap agama.
Setiap orang bisa saja tidak pernah merugikan orang
lain, namun ia tetap merupakan orang yang tidak berguna bagi sesamanya. Setiap orang
dapat memenuhi aturan negative tersebut secara memuaskan dengan cara tidak berbuat
apa-apa sama sekali. Kalau ia terus menerus tidak berbuat apa-apa, ia tidak
akan pernah melanggar aturan itu. Dan kebaikan yang hanya berisi pasifitas
seperti itu tentu bertentangan dengan kebaikan yang diajarkan oleh kekristenan.
Sebaliknya kalau aturan dan hukum itu
diungkapkan dengan bentuk positif, maka kita akan mendapatkan hal yang baru. “Kita melakukan
yang baik untuk orang lain, supaya orang lain berbuat baik, dengan kita
terlebih dahulu yang melakukan perbuatan baik”, hal ini bukanlah hal mudah, biasanya sebaliknya kalau orang
berbuat baik maka kita baru akan membalas berbuat baik. Dan sikap dan gaya
hidup baru seperti inilah yang menyebabkan hidup itu indah.
Bekasi, 12 Desember 2013
Karyadim642.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)