karyadim642.blogspot.com |
Luke 15: The Parable of
the Lost Sheep
1 Then all the tax collectors and the sinners drew near to Him to
hear Him.
2 And the Pharisees and scribes complained, saying, "This Man
receives sinners and eats with them."
3 So He spoke this parable to them, saying:
4 "What man of you, having a hundred sheep, if he loses one of
them, does not leave the ninety-nine in the wilderness, and go after the one
which is lost until he finds it?
5 And when he has found it, he lays it on his shoulders, rejoicing.
6 And when he comes home, he calls together his friends and
neighbors, saying to them, 'Rejoice with me, for I have found my sheep which
was lost!'
7 I say to you that likewise there will be more joy in heaven over
one sinner who repents than over ninety-nine just persons who need no
repentance.
1 Para pemungut cukai dan
orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
2 Maka bersungut-sungutlah
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang
berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
3 Lalu Ia mengatakan
perumpamaan ini kepada mereka:
4 Siapakah di antara kamu
yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di
antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun
dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
5 Dan kalau ia telah
menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
6 dan setibanya di rumah
ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada
mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu
telah kutemukan.
7 Aku berkata kepadamu:
Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang
bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar
yang tidak memerlukan pertobatan."
Kalau
kita perhatikan perikop ini tentang domba yang terhilang dan setelah kita baca
ayat-ayat dari ayat pertama sampai dengan ayat ke 7 adalah berbicara tentang
PERTOBATAN dan tentang GEMBALA yang baik, mari kita telaah ayat-ayat yang ada
dengan hati yang terbuka kepada Tuhan Yesus, karena ayat ini begitu kuat
berbicara tentang orang-orang yang sudah percaya dan mengenal Tuhan Yesus
tetapi tidak sungguh-sungguh mengikuti Gembala Agung itu :
Ayat 1. Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya
datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Siapakah
Pemungut Cukai itu ?
Kalau
kita perhatikan pada jaman Yesus, Pemungut cukai adalah orang-orang yang
dipercayai oleh penjajah Romawi untuk menarik pajak terhadap wilayah
jajahannya, dan biasanya yang dijadikan petugas pemungut Pajak itu adalah dari
oraang-orang jajahan wilayah terssebut yang mau diajak kerjasama, dan mereka
diberi wewenang untuk menarik pajak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
Penjajah Romawi.
Singkatnya
bagi orang Yahudi dimana mereka dijajah oleh orang Romawi, merasa benci dengan
orang-orang Pemungut Cukai itu karena :
-
Pemungut
cukai itu dianggap pengkhianat bangsa dan dianggap orang jahat dan najis bagi
orang-orang Yahudi khususnya oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
-
Pemungut
cukai sering melakukan penarikan pajak tidak sesuai dengan ketentuan yang di
buat oleh Penjajah Romawi.
-
Pemungut
cukai suka mengambil lebih dari yang seharus.
-
Rincian
yang lebih rinci tentang Pemungut Cukai,silahkan dibaca di tulisan saya di http://karyadim642.blogspot.com/2013/05/calon-rasulmatthew-tax-collector.html
Siapakah
orang berdosa itu ?
Tidak
hanya menunjuk kepada para pezinah, pembunuh dan yang sejenisnya.
Seorang
yang berdosa menurut Mishnah, hukum agama Yahudi. orang-orang Farisi yang
memandang dirinya sebagai yang 'paling suci' menganggap remeh para gembala,
penyamak kulit, pengendara keledai, pedagang kaki lima, pedagang besar dan
pemungut cukai. Semua kelompok itu dipandang sebagai orang-orang yang najis,
orang-orang berdosa. Di kalangan masyarakat mereka tergolong kelas bawah, kelas
pinggiran.
Tapi
orang berdosa ini senang datang kepada Yesus, bagaimana saudara dan saya apakah
senang datang bertemu dengan Tuhan ? melalalui doa, Memuji, menyembahNya,
Membaca dan merenungkan FirmanNya, dll
Ayat 2. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan mereka."
Siapakah
orang-orang Farisi ?
FARISI
artinya adalah “yang dipisahkan”.
Pelaksana
yang mempraktekan atau memberi teladan untuk menjalankan Hukum-hukum,
Peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh ahli Taurat, mereka
di sebut orang-orang FARISI.
Orang
yang memisahkan diri dari semua kegiatan hidup yang biasa, agar dapat
memelihara berlakunya peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan tersebut.
Siapakah
ahli-ahli Taurat ?
Ahli-ahli
Taurat adalah orang yang dipercaya untuk menggali dan mengembangkan
hukum-hukum, menjabarkan peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuannya.
Dan
mereka selama hidupnya menggali dan meneliti prinsip dasar Hukum Taurat
tersebut dan menghasilkan :
a. Peraturan-peraturan.
b. Ketetapan-ketetapan.
c. Ketentuan.
Dan
ahli-ahli Taurat itu menemukan ribuan jumlahnya Peraturan, ketetapan dan
ketentuan yang ada. Yang disebut Misnah (Talmud Yerusalem dan Talmud Babel)
untuk mengerti ini silahkan cari sendiri diberbagai literature dan buku (search
di internet juga ada).
Orang-orang
Farisi dan ahli Taurat ini bersungut-sungut kepada Yesus karena menurut
Peraturan. Ketetapan dan Ketentuan yang mereka ketahui mereka tidak boleh
bergaul dengan orang-orang berdosa ini.
Tetapi
mereka melihat sesuatu yang mengejutkan hati mereka, seorang yang terpandang
dan disebut sebagai seorang Guru yang seharusnya mengerti prinsip-prinsip
pengembangan Taurat itu, untuk tidak bergaul dengan orang berdosa, lah ini kok
bukan hanya ngobrol saja tapi makan dan kumpul bersama-sama dengan orang-orang
berdosa.
Sangat
mengejutkan untuk ahli Taurat dan prang Farisi tindakan Tuhan Yesus ini
Mereka
beranggapan bahwa Yesus, sebagai seorang pengajar Alkitab yang mesti menghargai
kehormatannya, seharusnya tidak bergaul dengan mereka. Jadi tindakan Yesus di
dalam penilaian mereka menunjukkan bahwa Yesus tidak menghargai kedudukannya
sebagai pengajar Alkitab, serta tidak menghargai tradisi orang-orang Farisi
serta ahli kitab. Mengapa mereka berpikir seperti itu? Orang-orang Yahudi
beranggapan bahwa untuk menjaga kemurnian mereka, seseorang tidak boleh bergaul
dengan orang-orang berdosa. Ia harus menjaga jarak dari mereka agar tidak
tercemar. Akan tetapi Yesus tidak takut tercemar.
Mengapa
Yesus tidak takut tercemar? Karena kekudusannya tidak akan dapat dicemari. Bahkan
kekudusan Yesus itu ketika disentuh mendatangkan kekudusan dan kuasa.
Didalam
Perjanjian Lama Keluaran 29:37; Keluaran 30:29 Benda-Benda yang Kudus kalau
disentuh oleh apapun jug maka yang menyentuhnya menjadi Kudus. Terlebih lagi
Kristus yang empuhnya kekudusan, apa bila kita meyentuhnya maka saudara dan
saya menjadi Kudus bahkan mendapatkan Kuasa dan Mujizat.(lih Matius 9:20-22; Markus
5:25-34; Lukas 8:43-48)
Jika
Anda, sebagai seorang Kristen, telah menjadi kurban persembahan yang hidup bagi
Allah (Roma 12:1-2), maka Anda tidak akan tercemar oleh dosa-dosa orang lain
pada saat berhubungan dengan mereka. Anda seharusnya dapat menjadikan mereka
kudus dengan kuasa Allah yang bekerja melalui Anda.
Kita,
sebagai jemaat, menjadi orang-orang Kristen yang akan menjadikan orang lain
kudus, yang tidak takut untuk berhubungan dengan orang-orang berdosa, dengan
orang-orang non-Kristen. Mengapa kita harus takut berhubungan dengan mereka?
Apakah Anda mengira bahwa kuasa mereka lebih besar dari pada kuasa yang ada di
dalam diri Anda? Kekristenan macam apa
yang kita miliki? Jika kuasa Allah ada di dalam diri kita, Roh Kudus ada di dalam
diri kita, dan kita adalah persembahan yang hidup, bagaimana mungkin kita bisa
dicemari oleh orang-orang non-Kristen? Merekalah yang seharusnya terpengaruh
dan diubah, kecuali jika kita memandang bahwa kuasa mereka lebih besar.
(bacalah 1 Petrus 2:9)
Saya
pernah mendengar ada hamba Tuhan yang tidak mau disentuh ketika mau berkhotbah,
menurut saya itu hal yang konyol yang saya mengerti, seharusnya kita tidak
perlu takut ketika kita disentuh oleh orang lain, bahkan kita harus Yakin bahwa
dengan hidup kita yang telah diKuduskan oleh darah Yesus (Yang adalah Mezbah
dan Korban yang kudus), siapa saja bisa menyentuh atau kita disentuh orang lain
dan mereka menjadi kudus.
Ayat 3, 4-6. Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
Penekanan
yang kedua adalah tentang Gembala, betapa perlunya kita mengerti tentang
Gembala,
Di
Palestina zaman itu. Yang Pemilik domba atau kambing tergolong miskin jika memiliki
antara 20 sampai 30 ekor, sedangkan seorang gembala yang memiliki kawanan domba
sebanyak 100 ekor, menunjukkan kemakmuran tingkat menengah sedangkan yang kaya
bisa memiliki antara 200 sampai 300. Gembala yang diceritakan oleh Yesus ini
memiliki 100 ekor domba, itu berarti ia masih dapat memberi perhatian kepada
setiap dombanya satu per satu. Dengan demikian maka ia masih dapat menggembalai
sendiri domba-dombanya tanpa harus mencari pekerja upahan.
Tetapi pada zaman Tuhan Yesus Gembala itu tidaklah menjadi orang-orang atau jabatan-jabatan yang dihormati, bahkan orang-orang Farisi memasukan mereka kedalam kumpulan orang-orang berdosa.
Dan
karena kawanan domba itu dilepas berkeliaran sambil merumput di daerah
perbukitan, sangat besar peluang seekor domba untuk bergerak menjauh dari
kawanannya. Jadi seorang gembala harus menghitung domba-dombanya setiap hari
untuk memastikan bahwa semuanya sudah terkumpul. Seratus ekor domba memang
merupakan jumlah yang cukup banyak, akan tetapi masih bisa ditangani sendirian.
Akan tetapi Anda tidak akan dapat memastikan jumlahnya jika hanya melihat
dengan sekilas saja. Anda harus menghitung mereka satu per satu. Biasanya,
penghitungan dilakukan pada malam hari, ketika domba-domba itu sudah dimasukkan
ke dalam kandang sementara.
Pada
malam itu, ketika si gembala itu menghitung jumlah dombanya sampai yang ke-99,
ia mendapati ada satu yang hilang. Ke mana domba yang ke seratus? Apa yang
harus ia lakukan? Ia harus meninggalkan domba-domba yang lain, mungkin ia
segera mengambil beberapa buah batu dan menumpuknya sehingga menutup jalan
keluar dari kandang sementara itu. Dengan demikian domba-domba yang sudah
terkumpul tidak dapat berkeliaran sementara ditinggalkan, lalu ia pergi mencari
domba yang hilang itu. Ini adalah kejadian yang sudah biasa di kalangan
penggembala. Peristiwa yang dimengerti oleh setiap orang Yahudi karena begitu
banyaknya jumlah domba dan penggembala di negeri itu. Setiap orang di sana tahu
cara kerja seperti ini.
Si
gembala itu mencari terus sampai menemukan dombanya; ia tidak mau menyerah. Ia
mencari di setiap gua ataupun di setiap lubang yang ditemuinya, mungkin saja
domba itu terjatuh di salah satu lubang yang ada. Ia mencari di setiap balik
semak belukar dan di mana saja. Ia tidak menyerah sampai akhirnya menemukan
kembali domba itu
Di
ayat 5 dan 6, kita diberitahu bahwa si gembala itu tidak menggendong dombanya
kembali ke kandang di padang, akan tetapi membawanya pulang ke rumah. Dan kalau
ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan
setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta
berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku
yang hilang itu telah kutemukan.
Menurut
Alkitab, domba tidak mengacu kepada orang non-Kristen melainkan kepada orang
Kristen. Di setiap ayat dalam Perjanjian Lama yang memakai ungkapan 'domba',
rujukannya selalu kepada umat Israel, umat Allah. Di dalam Yehezkiel pasal 34
sebagai contoh, Allah berbicara tentang orang-orang Israel sebagai domba-Nya.
Dan di dalam Mazmur 23, Raja Daud berkata, "Tuhan adalah gembalaku."
Jadi,
perlu untuk kita perhatikan bahwa keseluruhan gambaran yang diberikan dalam
perumpamaan-perumpamaan banyak hal mengenai orang Kristen yang tersesat, yang
tergoda untuk melakukan dosa yang seharusnya tidak mereka lakukan, melakukan
hal-hal yang terlarang karena dorongan kepentingan tertentu.
Yesus
adalah Gembala yang baik Ia tidak akan membiarkan anda tersesat itu sebabnya
supaya kita jangan tersesat kita harus mengerti ini.
Yesus
berkata di Markus 12:24, "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti
Kitab Suci maupun kuasa Allah." Kata 'sesat' di dalam Injil Markus ini, di
dalam bahasa sumbernya - yaitu bahasa Yunani, sama dengan kata 'sesat' yang
tertulis di Matius 18:12, "...jika seorang mempunyai seratus ekor domba,
dan seekor di antaranya sesat..." Mengapa seseorang tersesat? Karena
mereka tidak tahu Firman Allah dan mereka belum mengalami kuasa-Nya. Jika Anda
menganali kedua hal itu, maka dengan kasih karunia Allah, Anda tidak akan
tersesat.
Marilah
kita domba-domba Nya tuhan Yesus untuk tidak tersesat, jangan menjauh dariNYa,
banyak Memuji dan MenyembahNya dan yang terpenting Rajinlah membaca Firman
Tuhan.
Bekasi, tgl 23 April 2015
Karyadim642.blogspot.com
The Parable of the Lost
Sheep
(Matthew 18:10-14)
1 Ἦσαν δὲ αὐτῷ ἐγγίζοντες
πάντες οἱ τελῶναι καὶ οἱ ἁμαρτωλοὶ ἀκούειν αὐτοῦ.
2 καὶ διεγόγγυζον
οἵ τε Φαρισαῖοι καὶ οἱ γραμματεῖς λέγοντες
ὅτι Οὗτος ἁμαρτωλοὺς προσδέχεται
καὶ συνεσθίει αὐτοῖς.
3 εἶπεν δὲ πρὸς αὐτοὺς τὴν παραβολὴν ταύτην λέγων
4 Τίς ἄνθρωπος ἐξ ὑμῶν ἔχων ἑκατὸν πρόβατα καὶ ἀπολέσας ἐξ αὐτῶν ἓν οὐ
καταλείπει τὰ ἐνενήκοντα ἐννέα ἐν τῇ ἐρήμῳ καὶ πορεύεται
ἐπὶ τὸ ἀπολωλὸς ἕως εὕρῃ αὐτό;
5 καὶ εὑρὼν ἐπιτίθησιν ἐπὶ τοὺς ὤμους αὐτοῦ χαίρων,
6 καὶ ἐλθὼν εἰς τὸν οἶκον συνκαλεῖ τοὺς φίλους καὶ τοὺς γείτονας,
λέγων αὐτοῖς Συνχάρητέ
μοι, ὅτι εὗρον τὸ πρόβατόν μου τὸ ἀπολωλός.
7 λέγω ὑμῖν ὅτι οὕτως χαρὰ ἐν τῷ οὐρανῷ ἔσται ἐπὶ ἑνὶ ἁμαρτωλῷ μετανοοῦντι ἢ ἐπὶ ἐνενήκοντα ἐννέα
δικαίοις οἵτινες οὐ χρείαν ἔχουσιν μετανοίας.
The parable of the lost
sheep;
1 ēsan de
autō engizontes pantes
oi telōnai kai oi amartōloi
akouein autou.
2 kai diegonguzon
oi te pharisaioi
kai oi grammateis
legontes oti outos
amartōlous prosdechetai kai
sunesthiei autois.
3 eipen de
pros autous tēn
parabolēn tautēn legōn·
4 tis anthrōpos
ex umōn echōn
ekaton probata kai
apolesas ex autōn
en ou kataleipei
ta enenēkonta ennea
en tē erēmō
kai poreuetai epi
to apolōlos eōs
eurē auto;
5 kai eurōn
epitithēsin epi tous
ōmous autou chairōn
6 kai elthōn
eis ton oikon
sunkalei tous philous
kai tous geitonas
legōn autois· suncharēte
moi, oti euron
to probaton mou
to apolōlos.
7 legō umin
oti outōs chara
en tō ouranō
estai epi eni
amartōlō metanoounti ē
epi enenēkonta ennea
dikaiois oitines ou
chreian echousin metanoias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar