Jumat, 30 Agustus 2013

Proverb 3:9-10, Muliakanlah Tuhan



PENCIPTAAN/Creator - Kejadian 1:1

Kejadian 1:1 PENCIPTAAN
In the beginning God created the heavens and the earth.
1   בְּרֵאשִׁ֖ית  בָּרָ֣א  אֱלֹהִ֑ים  אֵ֥ת  הַשָּׁמַ֖יִם  וְאֵ֥ת  הָאָֽרֶץ׃ 
  bə·rê·šî  bā·rā  ’ĕ·lō·hîm;  ’ê  haš·šā·ma·yim  wə·’ê  hā·’ā·re.

“PADA MULANYA” (בְּרֵאשִׁ֖ית)
Bereshith  adalah judul kitab ini dalam bahasa Ibrani. Kita mendapatkan kata Kejadian dari terjemahan Septuaginta. Ini adalah permulaan dari sejarah namun tidak dari aktifitas Allah (Matius 25:34; Yoh 17:5,25; Ef 1:4; Titus 1:2; II Tim 1:9; I Pet 1:19-20; Wah 13:8).

 “ALLAH” (אֱלֹהִ֑ים)
Elohim adalah suatu bentuk JAMAK dari nama umum Allah di Timur Dekat kuno, El Ketika merujuk pada Allah Israel kata kerjanya biasanya TUNGGAL. Para rabi mengatakan bahwa nama ini berbicara tentang Allah sebagai pencipta, penyedia dan pemelihara dari segenap kehidupan di planet bumi ini (Mazmur 19:1-6; 104). Perhatikan betapa seringnya dunia ini digunakan dalam pasal 1.

Para komentator dispensasional moderen mengatakan bahwa ayat 1 adalah suatu anak kalimat independen supaya mendukung pandangan mereka akan adanya suatu kejatuhan sebelumnya (teori Celah). Perhatikan bahwa tak ada keterangan mengenai asal-usul Allah. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa Allah menciptakan materi dan tidak membentuk dari materi yang sudah ada (kosmologi Yunani). Dalam Enuma Elish, (catatan penciptaan Babilonia), seperti pemikiran Yunani, Roh (yang adalah baik) dan materi (yang adalah jahat) bersifat sama-sama kekal.

Alkitab tidak mendiskusikan asal-usul Allah. Ia telah dan selalu ada (Mazmur 90:2). Sungguh ada misteri di sini. Umat manusia secara sederhana tidak dapat memahami kepenuhan Allah!

Diskusi mengenai anak-anak kalimat ini secara teologis sangat berarti. Lembaga Penerbitan Yahudi Amerika telah menterjemahkan Kejadian 1:1 sebagai suatu anak kalimat sementara, “Ketika Allah mulai menciptakan langit dan bumi—bumi yang masih tidak berbentuk dan kosong…” Terjemahan ini bisa menyimpulkan bahwa Allah dan materi bersifat sama-sama kekal sebagaimana kosmologi Yunani.
Catatan orang Sumerian mengenai penciptaan, Enuma Elish, dimulai dengan “ketika pada mulanya.”

 “MENCIPTAKAN” (בָּרָ֣א)
Bara adalah KATA KERJA Ibrani yang secara eksklusif digunakan untuk aktivitas penciptaan Allah.
Arti dasarnya ialah membentuk dengan memotong. Allah mengendaki segala sesuatu untuk terjadi kecuali DiriNya sendiri. Mazmur 33:6,9; Ibrani 11:3 dan 2 Petrus 3:5 menyajikan penciptaan (kosmologi) oleh firman yang diucapkan Allah (fiat) dari tidak ada (ex nihilo), walaupun air tidak pernah dikatakan diciptakan. (Kejadian 1:2). Falsafah-falsafah Yunani (Gnostik) dan Mesopotamia menekankan suatu dualisme abadi antara “roh’ dan “materi.” Apapun yang diisyaratkan oleh bara ini menonjolkan aktivitas dan maksud Allah!
Alkitab menyatakan bahwa penciptaan memiliki suatu titik awal. Ilmu Pengetahuan abad dua puluh satu akan mengkarakterisasikan hal ini sebagai “big bang.” Naturalisme sekarang dapat menyatakan suatu regresi tak terbatas kembali ke masa lalu. Namun demikian, mungkin saja Kejadian 1 menunjuk pada permulaan dari suatu bumi yang berfungsi, bukan permulaan jasmaniah dari materi (John H. Walton, Dunia yang Hilang dalam Kejadian Satu).
Ini menunjukan keilahian dan kemahakuasaan Allah yang tidak ada diliteratur apapun yang ada didunia.

 “LANGIT” (הַשָּׁמַ֖יִם)
Kata “langit” bisa dipakai dalam beberapa pengertian:
1.   Menunjuk pada atmosfir dari bumi sebagaimana dalam ay 8 dan 20;
2.   Bisa menunjuk pada keseluruhan semesta (yaitu seluruh materi yang ada); atau
3.   Ini bisa menunjuk pada penciptaan dari segala hal yang nampak (materi) dan tidak nampak (malaikat, surga sebagai tahta Allah).

Jika pilihan tiga benar, maka sebuah paralel adalah Kolose 1:16. Jika tidak, maka Kejadian 1 hanya berfokus pada penciptaan planet ini. Alkitab menekankan suatu sudut pandang geosentris (yaitu penciptaan dilihat sebagai apa yang diamati seorang penonton di planet ini). Beberapa akan menyatakan bahwa Kejadian 1 mengurusi penciptaan alam semesta (yaitu matahari, bulan, bintang, dan galaksi-galaksi, sementara Kejadian 2-3 berfokus pada planet ini dan penciptaan manusia. Ini tentu bisa saja karena pasal 2-4 membentuk suatu unit sastra. Dalam keduanya (yaitu Kejadian 1 dan 2-4) penciptaan bersifat geosentristik. (berfokus pada bumi).

 “BUMI” (הָאָֽרֶץ׃)
Kata ini  dapat menunjuk pada suatu tanah tertentu, negara, atau keseluruhan planet.
Kejadian 1 diakui sebagai geosentris (ayat 15). Ini cocok dengan maksud teologis dari pasal ini, bukan ilmu pengetahuan.
Ingat bahwa Alkitab ditulis dalam bahasa penjelasan bagi maksud-maksud teologis. Ini bukan antiilmiah, namun pra-ilmiah.


Selamat menikmati pewahyuan Ilahi ini.

Bekasi, 30 Agustus 2013.



Karyadim642.blogspot.com

Kamis, 29 Agustus 2013

APA ARTI DARI ORANG-ORANG KUDUS ?

karyadim642.blogspot.com

Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus. Roma 1:7

7   πᾶσιν  τοῖς  οὖσιν  ἐν ῾Ρώμῃ  ἀγαπητοῖς  θεοῦ,  κλητοῖς  ἁγίοις,  χάρις  ὑμῖν  καὶ  εἰρήνη  ἀπὸ  θεοῦ πατρὸς  ἡμῶν  καὶ  κυρίου  Ἰησοῦ  Χριστοῦ.

7 pasin  tois  ousin  en  rōmē  agapētois  theou,  klētois  agiois, charis  umin  kai  eirēnē  apo  theou  patros  ēmōn  kai  kuriou  iēsou  christou.

Istilah “orang-orang kudus” menunjuk kepada posisi orang percaya di dalam Kristus, bukan keadaan mereka yang tanpa dosa. Ini harus juga menjabarkan perkembangan mereka dalam keserupaan dengan Kristus. Istilah ini selalu JAMAK kecuali dalam Filipp 4:21. Namun demikian, dalam konteks inipun, kata ini menyatakan kebersamaan. Menjadi orang Kristen adalah menjadi bagian dari suatu komunitas, suatu keluarga, satu tubuh.

Ini adalah kata Yunani yang searti dengan kata Ibrani kadash, yang memiliki arti dasar memisahkan seseorang atau sesuatu atau suatu tempat untuk digunakan secara khusus hanya oleh YHWH.

Ini searti dengan konsep bahasa Inggris “yang keramat/kudus”. YHWH dipisahkan dengan kemanusiaan oleh kondisi alamiahNya (Roh Abadi yang tidak diciptakan) dan karakterNya (kesempurnaan moral). Ia adalah tolok ukur bagi pengukuran atau penilaian segala yang ada. Ia melebihi segala sesuatu, Pribadi Yang Kudus, dan Apapun Yang Kudus.

Allah menciptakan manusia untuk persahabatan, namun kejatuhan (Kejadian 3) menyebabkan adanya batas hubungan dan moral antara Allah yang Kudus dan manusia berdosa, Allah memilih untuk memulihkan ciptaanNya yang sadar; Oleh karena itu Ia memanggil umatNya menjadi “kudus” (Imamat 11:44; 19:2; 20:7,26; 21:8).

Oleh hubungan iman dengan YHWH, umatNya menjadi kudus oleh karena posisi mereka yang sesuai perjanjian terhadap Dia, namun juga dipanggil untuk hidup suci. (Matius 5:48). Kehidupan suci ini memungkinkan karena orang percaya diterima dan diampuni sepenuhnya melalui kehidupan dan karya Yesus dan hadirat Roh Kudus dalam pikiran dan hati mereka.

Hal ini menyebabkan terjadinya situasi-situasi paradoks berikut:
a)    menjadi kudus karena pembenaran oleh Kristus.
b)   dipanggil untuk hisup suci karena hadirat Roh. Orang-orang percaya adalah orang-orang kudus (hagioi) karna dalam hidup kita terdapat :
1.  kehendak dari Yang Kudus (Allah Bapa);
2.  pekerjaan dari Anakyang Kudus (Yesus); dan hadirat dari Roh Kudus.

Perjanjian Baru selalu menyebut orang-orang kudus sebagai JAMAK. (kecuali satu kali dalam Filipi 4:12, namun meski demikian konteksnya membuatnya jamak). Diselamatkan adalah menjadi bagian dari suatu keluarga, suatu badan, suatu bangunan!

Iman yang Alkitabiah dimulai dengan penerimaan secara pribadi, namun terbit kedalam suatu persahabatan bersama. Kita masing-masing dikaruniai (1 Korintus 12:11) untuk menerima kesehatan, pertumbuhan, dan kesejahteraan tubuh Kristus – gereja (1 Korintus 12:7).


Kita diselamatkan untuk melayani!
Kekudusan adalah merupakan karakteristik keluarga!

Bekasi, 28 Agustus 2013

karyadim642.blogsot.com 

Yuk Mengenal Nama-Nama TUHAN (1)


A. El
1. Arti asli dari istilah umum untuk tuhan ini tidaklah pasti, walau banyak ahli percaya kata ini berasal dari akar Akkadian, “jadi kuat” atau “menjadi berkuasa” (lih Kejadian 17:1; Bilangan 23:19; Ulangan 7:21; Mazmur 50:1).
2. Dalam kepercayaan bangsa Kanaan, dewa yang tinggi disebut El (teks Ras Shamra)
3. Dalam Alkitab El biasanya digabungkan dengan istilah lain. Kombinasi ini menjadi cara untuk menggambarkan Allah.
a. El-Elyon (“Allah Maha Tinggi”), Kejadian 14:18-22; Ulangan 32:8; Yesaya 14:14
b. El-Roi (“Allah yang melihat” or “Allah yang menyatakan DiriNya”), Kejadian 16:13
c. El-Shaddai (“Allah yang Maha Kuasa” or “Allah yang berbelaskasihan” or “Allah dari gunung”), Kejadian 17:1; 35:11; 43:14; 49:25; Keluaran 6:3
d. El-Olam (“Allah yang kekal”), Kej 21:33. Istilah ini secara teologis berkait dengan janji Allah pada Daud, 2 Samuel 7:13,16
e. El-Berit (“Allah dari Perjanjian”), Hakim 9:46
4. El disetarakan dengan
a. YHWH dalam Mazmur 85:8; Yesaya 42:5
b. Elohim dalam Kejadian 46:3; Ayub 5:8, “Akulah El, Elohim dari bapamu”
c. Shaddai dalam Kejadian 49:25
d. “cemburu” dalam Keluaran 34:14; Ulangan 4:24; 5:9; 6:15
e. “kasih karunia” dalam Ulangan 4:31; Nehemiah. 9:31; “setia” dalam Ulangan 7:9; 32:4
f. “besar dan dahsyat” dalam Ulangan 7:21; 10:17; Nehemiah 1:5; 9:32; Daniel. 9:4
g. “pengetahuan” dalam 1 Samuel. 2:3
h. “perlindunganku yang kuat” dalam 2 Samuel 22:33
i. “pembalas dendam ku” dalam 2 Samuel. 22:48
j. “yang kudus” dalam Yesaya 5:16
k. “perkasa” dalam Yesaya 10:21
l. “keselamatanku” dalam Yesaya 12:2
m. “besar dan berkuasa” dalam Yeremia 32:18
n. “ganjaran” dalam Yeremia 51:56 5. Kombinasi dari semua sebutan-sebutan Allah dalam PL didapati dalam Yosua 22:22 (El, Elohim, YHWH, berulang)

B. Elyon
a. Arti dasar kata ini adalah “tinggi”, ditinggikan” atau “diangkat” (lih. Kejadian 40:17; 1 Raja 9:8; 2 Raja 18:17; Nehemia 3:25; Yeremia 20:2; 36:10; Mazmur 18:13).
b. Kata ini digunakan sebagai paralel dari beberapa nama/jabatan Allah yang lain.
a. Elohim - Mazmur 47:1-2; 73:11; 107:11
b. YHWH - Kejadian 14:22; 2 Samuel 22:14
c. El-Shaddai - Mazmur 91:1,9
d. El - Bilangan 24:16
e. Elah – sering dipakai dalam Daniel 2-6 dan Ezra 4-7, dihubungkan dengan illair (Bahasa Aram untuk “Allah Maha Tinggi”) dalam Daniel 3:26; 4:2; 5:18,21
c. Kata ini sering dipakai oleh orang-orang bukan Israel.
a. Melkisedek, Kejadian 14:18-22
b. Bileam, Bilangan 24:16
c. Musa, berbicara tentang bangsa-bangsa dalam Ulangan 32:8

d. Injil Lukas dalam PB, menulis kepada orang kafir, juga menggunakan bahasa Yunani yang searti dengan kata ini yaitu Hupsistos (lih Roma 1:32,35,76; 6:35; 8:28; Kisah 7:48; 16:17) .

Bekasi, 28 Agustus 2013


karyadim642.blogspot.com

Rabu, 28 Agustus 2013

Giving to the Needy/MEMBERI (TSEDAKAH) - MATIUS 6:1-4

Do Good to Please God
1      "Take heed that you do not do your charitable deeds before men, to be seen by them. Otherwise you have no reward from your Father in heaven.
2     Therefore, when you do a charitable deed, do not sound a trumpet before you as the hypocrites do in the synagogues and in the streets, that they may have glory from men. Assuredly, I say to you, they have their reward.
3     But when you do a charitable deed, do not let your left hand know what your right hand is doing,
4     that your charitable deed may be in secret; and your Father who sees in secret will Himself reward you openly.

Giving to the Needy
1      Προσέχετε  δὲ  τὴν  δικαιοσύνην  ὑμῶν  μὴ  ποιεῖν  ἔμπροσθεν  τῶν  ἀνθρώπων πρὸς  τὸ  θεαθῆναι  αὐτοῖς·  εἰ  δὲ  μὴ  γε,  μισθὸν  οὐκ  ἔχετε  παρὰ  τῷ  πατρὶ  ὑμῶν τῷ  ἐν  τοῖς  οὐρανοῖς. 
2       ὅταν  οὖν  ποιῇς  ἐλεημοσύνην  μὴ  σαλπισῇς  ἔμπροσθεν σου,  ὥσπερ  οὶ  ὑποκριταὶ  ποιοῦσιν  ἐν  ταῖς  συναγωγαῖς  καὶ  ἐν  ταῖς  ῥύμαις ὅπως  δοξασθῶσιν  ὑπὸ  τῶν  ἀνθρώπων·  ἀμὴν  λέγω  ὑμῖν  ἀπέχουσιν  τὸν  μισθὸν αὐτῶν. 
3      σοῦ  δὲ  ποιοῦντος  ἐλεημοσύνην  μὴ  γνώτω  ἡ  ἀριστερά  σου  τί  ποιεῖ  ἡ δεξιά  σου,
4       ὅπως  ᾖ  σου  ἡ  ἐλεημοσύνη  ἑν  τῷ  κρυπτῷ  καὶ  ὁ  πατὴρ  σου  ὁ βλέπων  ἐν  τῷ  κρυπτῷ  ἀποδώσει  σοι. 

I.    MEMBERI

Didalam agama Yahudi ada 3 (tiga) rukun Agama yaitu :
a.    Memberi Sedekah.
b.    Berdoa.
c.    Berpuasa.

Tuhan Yesus sebenarnya sama sekali tidak mempermasalahkan ketiga rukun Agama Yahudi ini, tetapi yang meresahkan tuhan Yesus adalah 3 (tiga) rukun agama ini dilakukan dengan dasar dan tujuan (Motivasi) yang keliru.

Hal inilah yang akan menghilangan nilai yang paling penting dari ketiga rukun itu.:

Memberi sedekah, Setiap orang bisa memberi sedekah, tetapi kalau ternyata tujuan utamanya Bukan untuk menolong orang yang menerimanya, dan hanya untuk memamerkan kemurahan hatinya dan menikmati rasa terima kasih dan pujian
Berdoa, tetapi doanya bukan ditujukan kepada Allah tetapi kepada manusia. Doa ini adalah pameran kesalehan kepada orang lain.
Berpuasa, puasanya bukan untuk kebaikan jiwa/rohaninya atau untuk merendahkan diri dihadapan Allah, melainan untuk pamer kepada dunia dan sesamanya bahwa ia menaati rukun agama.

Orang-orang yang demikian memang menerima upahnya (baca matius 6:2, 5, 16) dan menurut bahasa Yunaninya adalah APEKHEIN yang berarti menerima pembayaran kontan. Iniah bayaran yang diterimanya, kalau engkau bersedekah untuk memaerkan kemurahan Hatimu, engkau mendapat pujian dan itulah bayaran kontanyanya. Kalau engaku berdoa untuk menunjukan kesalehanmu, maka engkau akan mendapat pujian sebagai orang yang kelihatan saleh, Pujian kesalehan itulah bayaran kontanya, kalau engkau berpuasa sedemikian rupa sehingga orang lain tahu kamu berpuasa dan engkau dikenal dipuji karena orang yang berpantang, bertapa dan bertarak, itulah bayaran kontannya.

Yesus berkata “Jika tujuanmu upah dunia, tentu kamu akan memperolehnya, tetapi tidak menerima upah dari Bapa disurga.

II. BAGAIMANA MEMBERI YANG BENAR

Bahasa Ibrani dari Sedekah adalah TSEDAKAH. Dan ini arti yng lain dan luar biasa yaitu KEBENARAN, jadi memberi sedekah dan menjadi orang yang benar  adalah satu dan sama.
Rabi Yahudi mengatakan “orang yang memberi sedekah lebih besar dari pada orang yang mempersembahkan semua korban”  prinsip memberi sedekah orang Yahudi sama dengan ajaran Yesus, orang lain tidak perlu/harus tahu. Tetapi ajaran yang baik itu dalam praktek sehari-hari sanagat jauh dari ajaran yang mulia itu.
Didalam Synagoga sering terjadi orang-orang yang memberi diakonia untuk orang miskin, sering demonstratif/Pamer memberi persembahan supaya orang lain melihat.
Dan orang seperti ini adalah orang Munafik dan dalam bahasa Yunaninya adalah HUPOKRITES = Pemain.

Orang yang seperti iniah yang dikutuk Tuhan Yesus, kitalihat beberapa hal Motivasi untuk Memberi :
1.     Memberi karena merasa itu adalah tugas.
Ia memberi bukan karena ingin memberi tapi karena tugas yang tidak bisa dihindarkan. Karena adanya orang miskin memungkinkan dia untuk meakukan tugas memberi, orang yang demikian sebenarnya menganggap orang miskin sebagai sarana baginya untuk memperoleh keuntungan dari Allah.
Apabila orang memberi dengan rasa tinggi hati, dengan perhitungan tertentu, bahkan munkin tugas rohani, mungkin mememberinya secara limpah, bahkan apa saja, kecuali dirinya.
Maka pemberian yang demikian itu tidaklah lengkap dan tidak benar.

2.    Memberi karena Gengsi.
Ia memberi  sesuatu agar gengsinya terjaga dan kalau pemberiannya tidak ada yang mengucapkan terima kasih, pujian atau penghormatan, maka dia marah, kecewa, sedih, gusar, marah dia memberi untuk kemuliaan dirinya sendiri.
Ia memberi bukan utamanya menolong orang susah tetapi untuk memuaskan nafsunya yang nista dan gengsinya sendiri.

3.    Memberi karena merasa harus memberi.
Orang seperti ini memberi karena kasih dan kebaikan hatinya yang besarlah yang membuatnya me;akukan ini.
Ini banyak contoh digereja-geraja para diaken  atau syamas = memberi tanpa pamrih.

Dan kita mempunyai contoh yang luar biasa dari Yesus tentang member. 2 Korintus 8:9.”karena kamu telah mengenal kasih-karunia Tuhan kita Yesus Kristus , bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinNya.”

Memberi harusah merupakan tndakan yang secara naluriah keluar dari kasih yang ada didalam hati kita. Kita harus memberi kepada orang lain, sama seperti Yesus Kristus yang telah memberikan diriNya kepada kita.


Bekasi, 28 Agustus 2013


Karyadim642.blogspot.com

Matius 6:1-4

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

UPAH DALAM PRINSIP KRISTIANI


karyadim642.blogspot.com
Didalam Matius pasal 6 Tuhan Yesus berbicara tentang Allah memberikan upah kepada orang-orang yang melakukan kehendak Allah (Matius 6:4, 6, 18).

Telah sering dikatakan, bahwa didalam kekristenan tidak ada tempat sama sekali bagi upah.
Pendapat tersebut diatas sepertinya baik dan luhur, tetapi pendapat itu bukanlah pendapat yang dipegang Yesus. Yesus berbicara tentang upah sebagai berikut :
orang-orang yang tetap setia dan menerima upahnya kelak:
Ø  Matius 5:12. orang-orang yang tetap setia dan menerima upahnya kelak.
Ø  Matius 10;42. Orang yang memberikan segelas air  tidak akan kehilangan upahnya.
Ø  Matius 25:14-30. Perumpamaan Talenta dan mendapat upah.
Ø  Matius 25;31-46. Penghakiman terakhr dan mendapat upah.

Jadi sangat jelas Yesus berbicara tentang UPAH dan HUKUMAN, dan kita harus hati-hati tentang pemikiran perihal Upah dan Hukuman sehingga lebih rohani dari pada Yesus sendiri.
Ada beberapa realita yang perlu kita ketahui :
v  Setiap tindakan yang tidak mencapai hasil atau sasaran adalah tindakan sia-sia dan tak berguna.
v  Meniadakan prinsip upah dan hukuman dari pemikiran agamaniah adalah sama dengan melestarikan ketidak adilan.
Upah/ganjaran dan hukuman adalah perlu, agar hidup kita lebih bermakna.

Kalau upah dan ganjaran dan hukuman tidak ada, maka segala usaha dan tindakan akan sia-sia.

I.      POKOK PIKIRAN KRISTIANI TENTANG UPAH.
o    Seperti penjelasan diatas Yesus tidak berbicara tentang upah material atau upah bendawi. Tetapi di Perjanjian Lama mengenai upah sama dengan kemakmuran bendawi. Dan itu menunjukan bukti bahwa orang yang memilikinya adalah orang yang baik.

Contoh : Ayub, ketiga teman-teman nya menghakimi dia atas musibah yang dialaminya akibat dari dosa Ayub, namun ayub menentang dengan gigihnya. Elifas berkata, siapakah manusia yang binasa tidak bersalah Ayub 5:7; Bildad berkata kalau engkau bersih dan jujur harusnya Ia bangkit menolongmu (Ayub 8:6), Zofar pengajaranku murni, aku bersih dihapanMu. Ayub 11:4.

Tapi Alkitab menulis berkat menyertai orang yang percaya, Mazmur 37:5, Mazmur 91:7-10.
Yang dijanjikan Yesus bukanlah kelimpahan bendawi, tetapi adalah PENCOBAAN, KESENGSARAAN, PENDERITAAN, ANIAYA, dan KEMATIAN.  Ini bukanlah upah jasmani.
o   Orang yang dengan sengaja  mencari, malah tidak akan pernah memperoleh upah.
Orang yang selalu memperhitungkan upah bagi dirinya adalah orang yang menganggap Allah sebagai hakim atau akuntan yang harus menentukan jumlah upah yang patut diterimanya
                                
Satu hal yang besar terdapat dalam ajaran Kristiani tentang upah adalah orang yang mencari, mengharapkan, menuntut, malah tidak mendapat; sebaliknya orang yang hidupnya didasarkan oleh kasih, serta tidak pernah menganggap dirinya pantas mendapat upah, justru menerimanya.

Jadi didalam kekristenan upah bukanlah hal yang utama. Upah adalah hasil sampingan, namun juga hasil akhir dari hidup secara kristiani.

II.   UPAH DAN GANJARAN KRISTIANI.
Apakah upah dan ganjaran hidup kristiani itu ? Upah dan ganjara hidup kristiani adalah upah yang ditujukan hanya bagi orang-orang yang hidup secara kristiani. Upah kristiani yang pertama :
a.    KEPUASAN.
Hal itu hanya muncul bagi orang-orang yang melakukan hal-hal benar, taat dan setia kepada Yesus, serta berjalan didalamNya.
Mungkin saja terjadi, orang yang demikian akan kehilangan keberuntungan, kedudukan, atau ditahan, dipenjara, menjadi bahan cemoohan, kesepian dan terhina. Namun dia tetap memiliki kepuasan yang terdalam yang tidak dapt dinilai dengan uang.

b.    BERTAMBAHNYA TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN.
Hal yang aneh adalah ketika tugas selesai ternyata sudah ada tugas lagi yang lebih besar yang memerlukan ketekunan dan kerajinan yang lebih tinggi. didalam Perumpamaan Talenta Matius 25:14-50. Contoh-contoh :
v  Murid yang pandai, akan diberikan  tugas-tugas yang lebih berat.
v  Atlit muda yang pandai, malah semakin diberikan tugas yang lebih berat.
v  Pemusik cilik yang pandai, justru akan diberikan tugas yang sukar dan berat.

Upah kristiani adalah kebalikan dari upah duniawi. upah kristiani makin besar dan berat tugas yang harus kita kerjakan, makin besar pula upah yang tersedia.

c.    HIDUP BERSAMA ALLAH.
Orang yang hidup secara duniawi yang jarang berfikir tentang Allah, akan merasa ngeri dan takut diperhadapkan dengan Allah. Dan orang yang berjalan menurut jalannya sendiri dan semakin menjauh dari Tuhan , maka jurang yang memisahkannya semakin lebar dan orang ini akan melihat Allah menjadi tokoh yang asing dan kejam yang akan selalu dihindarinya.
Tetapi orang yang selalu berusaha mendekat kepada Allah sepanjang hidupnya akan selalu mentaati Tuhannya, maka ia tidak takut mengalami kehadirarn Tuhan dalam hidupnya. Dan orang itu benar-benar hidup bersama dengan Allah. Dan itulah upah yang paling besar dari semuanya.

 Selamat merenungkan Kasih Tuhan tentang makna UPAH ini, kiranya menjadi berkat bagi yang mendapat pencerahanNya.

Bekasi, 28 Agustus 2013



Karyadim642.blogspot.com