Seekor burung Canadian memutuskan bahwa dia tidak akan terbang ke selatan untuk musim dingin. Tidak masuk akal bagi dia untuk pergi jauh ke selatan jika dia bisa tetap tinggal di mana dia tinggal sekarang. Jadi, dia memutuskan untuk tetap tinggal. Tidak lama setelah itu, cuacanya menjadi sangat dingin. Akhirnya, burung itu tidak tahan lagi, lalu memutuskan untuk terbang ke selatan juga. Ketika dia sedang melintasi awan-awan, es mulai terbentuk di sayapnya sampai-sampai dia tidak dapat terbang lagi sehingga dia menukik ke bawah dan mendarat di sebuah peternakan.
Jadi, seperti inilah keadaan burung itu, setengah membeku di sebuah peternakan dan nyaris mati. Sekitar waktu itu datanglah seekor sapi yang berjalan melewati burung itu dan menjatuhkan kotorannya pada burung itu. Sekarang, burung itu merasa sangat jorok. Dia setengah membeku, sekarat, dan sekarang dia juga punya kotoran di atas seluruh tubuhnya. Setelah beberapa waktu, es mulai mencair dari tubuh burung itu. Dia mulai merasa hangat di bawah kotoran tersebut. Dia mulai berpikir di dalam hatinya, "Mulai terasa hangat. Aku akan hidup! Aku akan hidup!" Kemudian tepat di bawah kotoran itu, dia mulai bernyanyi. Sekarang, dia bahagia lagi.
Tidak lama, sekitar waktu itu seekor kucing datang dan mendengar suara yang berasal dari bawah kotoran tersebut. Dia memindahkan kotoran itu dari tubuh burung itu dan kemudian dia memakan burung itu.
Terdapat tiga pelajaran moral dari kisah ini:
1. Tidak semua orang yang menjatuhkan "kotoran" pada Anda adalah musuh Anda.
2. Tidak semua orang yang memindahkan "kotoran" itu dari Anda adalah teman Anda.
3. Dan, jika seseorang menjatuhkan "kotoran" pada Anda, tetaplah menutup mulut.