(Markus 1:39; Lukas 4:31-34, 6:17-19)
Jesus Heals a Great Multitude
Matthew 4:23-25
23 And Jesus went about all
Galilee, teaching in their synagogues, preaching the gospel of the kingdom, and
healing all kinds of sickness and all kinds of disease among the people.
24 Then His fame went
throughout all Syria; and they brought to Him all sick people who were
afflicted with various diseases and torments, and those who were
demon-possessed, epileptics, and paralytics; and He healed them.
25 Great multitudes followed
Him --- from Galilee, and from Decapolis, Jerusalem, Judea, and
beyond the Jordan.
Yesus memulai misinya di Israel dan dimulai/didasaarkan di Galilea
dan Yesus berkeliling di Galilea, ada beberapa point penting yang tuhan Yesus
lakukan dalam Perjalanan Misinya di Galilea yaitu:
1. TEACHING. Menguraikan makna kepada
orang lain.
2. PREACHING. Memproklmasikan tentang
hal yang pasti dan tidak kompromi.
3. HEALING. Menyembuhkan berbagai
macam penyakit.
Ketiga
aktivitas yang dilakukan Yesus selama Dia berkeliling saya jelaskan sedikit
dengan uraian sebagai berikut:.
1. TEACHING, Mengajar di rumah
ibadat
Kata-kata dalam ayat ini sungguh menarik dan penuh dengan arti:
yaitu yang pertama adalah kata “doktrin,” atau didaskalia.
Kata bahasa Yunani untuk “mengajar” adalah didasko. Sedangkan
“ia didaskalos berarti ia adalah “seorang pengajar.” Mereka
mengalamatkan istilah ini untuk Yesus: Ia adalah didaskalos, yaitu
seorang “guru, pengajar.” Dan, didaskalia adalah berhubungan
dengan “apa yang diajarkan.” Ini adalah doktrin itu. Ini adalah ajaran
itu.
Dalam bahasa Latin, Anda menyebutnya ‘doktrin.” Seorang dokter
adalah seorang guru. Lama sebelum mereka mempunyai dokter medis, ‘para dokter”
berhubungan dengan para hamba Tuhan, para pengajar hukum Yahudi, hukum gereja,
hukum kanoni – kata dokter, doktrin, didaskalia memiliki akar
kata yang sama. Didaskalos, adalah pengajar. Sedangkan doktrin adalah ajarannya.
“Mengajar” (didasko) diletakkan pada urutan pertama untuk
menunjukkan pentingnya pelayanan ini, walaupun secara logis seharusnya
dilakukan setelah pemberitaan kabar baik (Matius 28:19-20). Penempatan ini
terlihat menarik karena yang lebih banyak disorot dalam konteks Matius 4:23-25
sebenarnya adalah pelayanan kesembuhan (ayat 24).
Ada beberapa penjelasan terhadap hal ini.
Pertama, Injil Matius secara keseluruhan memang menekankan pengajaran.
Kedua, Matius 4:23-25 langsung diikuti oleh kumpulan pengajaran Yesus
(Matius 5-7).
Ketiga, yang membedakan antara murid-murid Yesus dan para pengikut-Nya
adalah respon terhadap pengajaran.
Banyak orang mungkin tertarik dengan mujizat Yesus dan dengan
demikian berhasrat untuk mengikuti Dia ke mana saja Dia pergi (Matius 4:25),
namun hanya sedikit yang benar-benar menjadi murid-Nya (Yohanes 6:60-61, 66).
Tindakan Yesus mengajar di rumah ibadat (synagoge) sekilas
tampak agak aneh mengingat orang-orang Yahudi bersikap ofensif terhadap Yesus.
Bagaimanapun, tindakan ini sebenarnya tidak aneh. Waktu itu para pengikut Yesus
masih dianggap sebagai bagian dari Yudaisme. Pemisahan eksplisit antara
pengikut Yudaisme dan kekristenan baru terjadi pada periode-periode berikutnya
(terutama setelah tahun 70 M).
Di samping itu, orang Yahudi memiliki kebiasaan untuk memberikan
kesempatan pada seorang pendatang Yahudi yang belajar Taurat untuk mengajar di synagoge. Kesempatan seperti
ini jelas sangat besar, karena melimpahnya jumlah synagoge (suatu tempat yang memiliki 10
laki-laki dewasa yang belajar Taurat dapat mendirikan satu synagoge). Akar historis
pendirian berbagai Synagoge sangat mungkin bermula dari kembalinya bangsa
Yehuda dari pembuangan di Babel dan upaya untuk terus mereformasi Taurat yang
sudah dimulai oleh Ezra (Ezra 7:6, 10).
Walaupun synagoge juga berfungsi untuk urusan hukum atau
sosial (Matius 10:17), Aktifitas Disinagoge :
1. Terdiri
dari doa-doa.
2. Pembacaan
kitab Taurat, kitab Para Nabi,
3. Renungan,
Pengajaran, uraian lisan dll.
Namun
aktivitas mengajar yang dilakukan Yesus di synagoge dapat disejajarkan dengan aktivitas
pelayanan gerejawi. juga diadopsi oleh orang Kristen. Perkumpulan ibadah orang
Kristen bahkan disebut sebagai synagoge (Yakobus 2:2).
2. PREACHING. Memberitakan kabar baik
kerajaan
Berbeda
dengan pengajaran yang merujuk pada instruksi yang sistematis (Matius 7:28-29),
pemberitaan kabar baik lebih mengarah pada proklamasi suatu fakta, entah orang
akan memperhatikan hal itu atau tidak. Kata “memberitakan” (kerysw)
sangat berkaitan dengan “seorang utusan” (keryx) atau “berita yang dia
sampaikan” (kerygma). Pada jaman dahulu, seorang utusan hanya
menyampaikan proklamasi otoritatif tentang suatu berita yang dia peroleh dari
orang yang mengutus dia. Utusan tidak boleh menyampaikan apa yang berasal dari
ide mereka sendiri (Yohanes 14:24).
Yang
disampaikan Yesus dalam bagian ini adalah kabar baik kerajaan. Walaupun dalam
teks Yunani tidak ada kata “Allah” setelah “kerajaan” (band. semua versi
Inggris), tetapi terjemahan LAI:TB “kabar baik kerajaan Allah” tidak dapat dikatakan
salah, karena yang dimaksud dengan kerajaan di sini pasti adalah kerajaan
Allah. Pemakaian istilah “kabar baik kerajaan” hanya dipakai oleh Matius saja
(Matius 9:35; 24:14). Dalam Injil Markus dipakai ungkapan “kabar baik itu”,
“kabar baik Kristus” atau “kabar baik Allah” (Markus 1:1, 14; 8:35; 10:29;
13:10).
Penambahan
kata “kerajaan” di depan “kabar baik” memberikan penekanan pada ide tentang
pemerintahan atau otoritas. Hal ini merupakan ide yang sangat penting dalam
pemberitaan Yesus. Kata
“Kerajaan Allah/surga” muncul lebih dari 100 kali dalam kitab-kitab injil.
Dalam Injil Matius sendiri ungkapan tersebut muncul sekitar 40 kali. “Kerajaan
Allah” sudah dekat (Matius 3:2; 4:17) dan sudah datang (Matius 12:28; Lukas
17:21) melalui pelayanan Yesus. Sekarang Yesus duduk di sebelah kanan Allah
menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya (1 Korintus 15:25-27; Ibrani 2:8).
3. HEALING, Menyembuhkan berbagai
penyakit
Matius
secara khusus memberi penekanan pada aktivitas mujizat kesembuhan yang Yesus
lakukan (kata therapeuo muncul 16 kali dari total 43 di PB).
Melalui pelayanan ini terlihat bahwa Yesus tidak hanya memperhatikan masalah
spiritualitas, tetapi juga masalah fisik. Pelayanan holistik ini sesuai dengan
ajaran Alkitab dan keyakinan Yahudi waktu itu yang menganggap dosa dan penyakit
merupakan bagian integral dari dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa.
Ada
perbedaan mendasar antara kesembuhan yang dilakukan Yesus dan para penyembuh
karismatik waktu itu.
Pertama, dalam pelayanan Yesus, tidak ada batasan penyakit
tertentu. Penekanan dalam teks ini terletak pada pengulangan kata “segala” yang
di depan kata “penyakit” dan “kelemahan” (LAI:TB tidak menerjemahkan “segala”
yang kedua).
Kedua, kesembuhan yang terjadi juga
berkaitan dengan iman orang terhadap Yesus (Matius 13:58).
Ketiga, metode penyembuhan yang
dilakukan Yesus tidak terlalu penting. Yesus tidak memakai suatu pola tertentu
dalam melakukan penyembuhan. Dalam Matius 4:23 pun tidak dicatat bagaimana
Yesus menyembuhkan orang banyak.
a. Pelbagai
Penyakit. Buta, Tuli, bisu.
b. Kelemahan.
Kusta, disentri, beri-beri, Pendarahan hebat.
c. Sengasara.
Kerasukan, ayan, Lumpuh.
Kesimpulan
:
Karena
Pengajaran/dan khotbah Yesus yang luar biasa yang tidak sama dengan ahli-ahli
taurat mengajar, maka orang isrrael takjub dan mereka mempercayai semua
perkataan Yesus (Firman) Roma 10:17, karena kepercayaan mereka akan perkataan
Yesus maka semua orang yang sakit yang datang kepadanya dan mempercayainya
disembuhkan.
Dan
dikatakan didalam ayat 24-25 menjelaskan maka tersiarlah Pengajaran dan Khotbah
tuhan Yesus yang luar biasa itu dan menghasilkan Mujizat kesembuhan membuat
orang-orang yang mendengar berita tentang Yesus berbondong-bondong datang
mencari Yesus.
Demikianlah
betapa pentingnya Pengajaran dan Khotbah yang baik dan benar yang Tuhan Yesus
telah ajarkan, bagaimana dengan pembaca yang dikasihi Tuhan ?
Bekasi,
tgl.21 April 2013