Hakikat Teologia
Istilah
“Teologia” memang tidak mudah didefinisikan. Sekalipun jelas bahwa teologia
merupakan kombinasi dari dua kata Yunani “theos”
(Allah) dan “logos” (kata, pemikiran,
uraian, ilmu), namun istilah tersebut telah dipergunakan secara luas. Kadang-kadang kata ini dimengerti
sebagai istilah yang menggambarkan lingkup atau sekolah teologia. Dengan
pengertian itu berarti teologi mencakup segala penelitian tentang Perjanjian Lama, Perjanjian Baru,
sejarah gereja, teologia Sistematika, ilmu berkhotbah, pendidikan agama
Kristen dan Konseling.
Jadi, teologia
adalah suatu pembicaraan secara rasional tentang Allah dan pekerjaan-Nya. Dalam
hal ini, “teologia Kristen” berarti bahwa pembicaraan yang rasional itu
merupakan hasil yang diperoleh dari Alkitab sebagai titik tolak penemuan yang
sine qua dan prima facie. Teologia juga menunjuk pada rerspons manusia terhadap
firman yang disampaikan Allah melalui Alkitab.
A.
Definisi Teologia.
1.
Teologia Ortodoks
Ø Menurut B.B. Warfield
(1851-1921), seorang teolog ortodoks dari Princeton, teologia adalah ”ilmu yang
membicarakan tentang Allah dan hubungan antara Allah dan manusia.
Ø Yang serupa
dengan Warfield yaitu W.G.T Shedd (1874-1890) guru besar teologia sistematika
di Union Theological Seminary “Teologia adalah suatu ilmu yang berhubungan
dengan yang tak terbatas dan yang terbatas, dengan Allah dan alam semesta.
Ø Definisi yang
sama dari A.H, Strong (teolog Baptis) “Teologia adalah Ilmu tentang Allah dan
hubungan-hubungan antara Allah dan alam semesta.
Ø Ortodok yang agak
berlainan adalah C.Hodge (1797-1878) “Teologia... mengetengahkan fakta-fakta
Kitab suci dalam urutan dan hubungan yang tepat dengan prinsip-prinsip atau
kebenaran-kebenaran umum yang ada dalam fakta-fakta itu sendiri dan yang
meliputi dan menyelaraskan seutuhnya.”
2.
Teologia Liberalisme.
Ø F.
Schleiermacher, Pionir teologia Liberalisme, memaparkan teologia adalah usaha
menganalisis pengalaman kesadaran religius, yaitu perasaan ketergantungan yang
mutlak (the feeling of absolute dependence).
Ø Paul Tillich
(1886-1965) tentang teologia. Menurutnya, teologia adalah “interpretasi
metodikal dari materi pokok iman Kristen.
Menurut
Daniel Lucas Lukito, Mth. “Teologia adalah pengetahuan yang sistematis tentang
Allah dan hubungannya dengan ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan dalam Alkitab.
B.
Sumber-sumber Teologi Teologia yang sehat adalah :
1.
Pertama-tama sekali harus mengacu pada Alkitab sebagai
sumber untuk mendapatkan “bahan mentahnya”.
2.
Sumber yang kedua adalah melalui sesuatu yang telah
dihasilkan :
·
Teologia biblika.
Yang menelusuri perkembangan suatu tema tertentu
(misalnya: Penebusan) akan menyajikan materi yang luas dari Alkitab secara
progresif.
·
Teologia Historika.
Memberikan kontribusi dengan memperlihatkan berbagai cara
penafsiran alkitab yang pernah dilakukan gererja atau teolog di masa lampau.
·
Teologia filosofika.
Membantu merelevankan pemikiran teologis dengan cara
kritis memaparkan isi teologia kepada dunia kontemporer.
C.
Pentingnya Teologia yang bersistem.
Seseorang tidak akan dapat mengenal wahyu Allah seutuhnya
seperti yang dinyatakan didalam Alkitab apabila keseluruhan isi Alkitab itu
tidak dipelajari sebagai suatu sistem secara keseluruhan.
Mengetahui wahyu tersebut sebagian atau beberapa bagian
saja tanpa membawa bagian-bagian tersebut ke dalam relasi dengan bagian
totalitasnya, tidak menjamin bahwa wahyu itu akan dikenal seutuhnya.
Karena kebenaran itu sendiri pada dasarnya bersistem,
maka kebenaran itu sendiri harus dimengerti dalam kerangka berpikir yang
sistematis.
D.
Hubungan antara Teologia dan Disiplin lain.
Apabila teologia harus menjadi sarana komunikasi kepada
Allah atau harus menjawab kebutuhan kehidupan setiap zaman, maka pertanyaan
yang langsung timbul adalah :
1.
Bagaimana hubungan antara teologia dengan disiplin ilmu
pengetahuan lainnya?
2.
Bagaimana hubungan dengan Kedokteran, psikologi,
filsafat, musik, ilmu pengetahuan alam?
Ia
akan melewati pengalaman-pengalaman yang rasional, seperti :
=
melihat perbuatan atau kehadiran Allah dalam Alam (Mazmur 19:2).
=
Peristiwa sejarah umat manusia (Kisah 17:26).
=
dalam dirinya sendiri (Filipi 4:13)
Khususnya
dengan ilmu filsafat, tidak saling bertentangan, keduanya sangat penting dan
saling melengkapi dalam proses penelitianya.
Bekasi, 23 Mei 2013
Karyadi M
Bekasi, 23 Mei 2013
Karyadi M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar