Kamis, 23 Mei 2013

Hakikat Teologia 1


Hakikat Teologia

Istilah “Teologia” memang tidak mudah didefinisikan. Sekalipun jelas bahwa teologia merupakan kombinasi dari dua kata Yunani “theos” (Allah) dan “logos” (kata, pemikiran, uraian, ilmu), namun istilah tersebut telah dipergunakan secara luas.  Kadang-kadang kata ini dimengerti sebagai istilah yang menggambarkan lingkup atau sekolah teologia. Dengan pengertian itu berarti teologi mencakup segala penelitian tentang Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, sejarah gereja, teologia Sistematika, ilmu berkhotbah, pendidikan agama Kristen dan Konseling.
Jadi, teologia adalah suatu pembicaraan secara rasional tentang Allah dan pekerjaan-Nya. Dalam hal ini, “teologia Kristen” berarti bahwa pembicaraan yang rasional itu merupakan hasil yang diperoleh dari Alkitab sebagai titik tolak penemuan yang sine qua dan prima facie. Teologia juga menunjuk pada rerspons manusia terhadap firman yang disampaikan Allah melalui Alkitab.
           
A.     Definisi Teologia.
1.    Teologia Ortodoks
Ø  Menurut B.B. Warfield (1851-1921), seorang teolog ortodoks dari Princeton, teologia adalah ”ilmu yang membicarakan tentang Allah dan hubungan antara Allah dan manusia.
Ø  Yang serupa dengan Warfield yaitu W.G.T Shedd (1874-1890) guru besar teologia sistematika di Union Theological Seminary “Teologia adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan yang tak terbatas dan yang terbatas, dengan Allah dan alam semesta.
Ø  Definisi yang sama dari A.H, Strong (teolog Baptis) “Teologia adalah Ilmu tentang Allah dan hubungan-hubungan antara Allah dan alam semesta.
Ø  Ortodok yang agak berlainan adalah C.Hodge (1797-1878) “Teologia... mengetengahkan fakta-fakta Kitab suci dalam urutan dan hubungan yang tepat dengan prinsip-prinsip atau kebenaran-kebenaran umum yang ada dalam fakta-fakta itu sendiri dan yang meliputi dan menyelaraskan seutuhnya.”
2.    Teologia Liberalisme.
Ø  F. Schleiermacher, Pionir teologia Liberalisme, memaparkan teologia adalah usaha menganalisis pengalaman kesadaran religius, yaitu perasaan ketergantungan yang mutlak (the feeling of absolute dependence).
Ø  Paul Tillich (1886-1965) tentang teologia. Menurutnya, teologia adalah “interpretasi metodikal dari materi pokok iman Kristen.
Menurut Daniel Lucas Lukito, Mth. “Teologia adalah pengetahuan yang sistematis tentang Allah dan hubungannya dengan ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan dalam Alkitab.

B.     Sumber-sumber Teologi Teologia yang sehat adalah :
1.    Pertama-tama sekali harus mengacu pada Alkitab sebagai sumber untuk mendapatkan “bahan mentahnya”.
2.    Sumber yang kedua adalah melalui sesuatu yang telah dihasilkan :
·         Teologia biblika.
Yang menelusuri perkembangan suatu tema tertentu (misalnya: Penebusan) akan menyajikan materi yang luas dari Alkitab secara progresif.
·         Teologia Historika.
Memberikan kontribusi dengan memperlihatkan berbagai cara penafsiran alkitab yang pernah dilakukan gererja atau teolog di masa lampau.
·         Teologia filosofika.
Membantu merelevankan pemikiran teologis dengan cara kritis memaparkan isi teologia kepada dunia kontemporer.

C.    Pentingnya Teologia yang bersistem.
Seseorang tidak akan dapat mengenal wahyu Allah seutuhnya seperti yang dinyatakan didalam Alkitab apabila keseluruhan isi Alkitab itu tidak dipelajari sebagai suatu sistem secara keseluruhan.
Mengetahui wahyu tersebut sebagian atau beberapa bagian saja tanpa membawa bagian-bagian tersebut ke dalam relasi dengan bagian totalitasnya, tidak menjamin bahwa wahyu itu akan dikenal seutuhnya.
Karena kebenaran itu sendiri pada dasarnya bersistem, maka kebenaran itu sendiri harus dimengerti dalam kerangka berpikir yang sistematis.

D.    Hubungan antara Teologia dan Disiplin lain.
Apabila teologia harus menjadi sarana komunikasi kepada Allah atau harus menjawab kebutuhan kehidupan setiap zaman, maka pertanyaan yang langsung timbul adalah :
1.    Bagaimana hubungan antara teologia dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya?
2.    Bagaimana hubungan dengan Kedokteran, psikologi, filsafat, musik, ilmu pengetahuan alam?
Ia akan melewati pengalaman-pengalaman yang rasional, seperti :
= melihat perbuatan atau kehadiran Allah dalam Alam (Mazmur 19:2).
= Peristiwa sejarah umat manusia (Kisah 17:26).
= dalam dirinya sendiri (Filipi 4:13)

Khususnya dengan ilmu filsafat, tidak saling bertentangan, keduanya sangat penting dan saling melengkapi dalam proses penelitianya.

Bekasi, 23 Mei 2013

Karyadi M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar