PEMUNGUT CUKAI.
9. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat
seorang yang bernama Matius duduk di
rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka
berdirilah Matius lalu mengikut Dia.
9. As Jesus passed on from there,
He saw a man named Matthew sitting at the tax office. And He said to him, "Follow Me." So he arose and followed Him.
Matius
adalah seorang pemungut Pajak, sama dengan ‘Lewi’ dalam Markus
2:14; Lukas 5:27.
Matius adalah orang Yahudi, seorang Pemungut cukai,
orang yang kaya, Ia dibenci orang Yahudi karena pemungut Pajak (bukan pekerjaan
sebagai petugas Pajaknya yang salah tapi tindakan korupsinya yang akibatnya
menindas rakyatlah yang salah) Ialah yang nantinya menulis Injil Matius ini.
pada waktu dipanggil Tuhan Matius ada di rumah cukai dan Matius meninggalkan segala sesuatu (Lukas
5:28).
a) Ini kontras sekali dengan sikap pemuda kaya dalam Matius 19:22.
b) Pekerjaan pemungut cukai sebetulnya tidak dosa kalau
dilakukan dengan benar. Ini terlihat dari:
· Yesus tidak
menyuruh Zakheus meninggalkan pekerjaannya (Lukas 19:1-10).
· Yohanes
Pembaptis tidak menyuruh pemungut cukai meninggalkan pekerjaannya.
Tetapi untuk Matius pekerjaan itu tidak memungkinkan ia memenuhi panggilan
Tuhan, sehingga pekerjaan itu harus ditinggalkan. Di sini kita bisa mempelajari
sesuatu yang penting: panggilan Tuhan harus diutamakan lebih dari segala
sesuatu!
c) Waktu Matius mengikut Yesus ia mendapat sesuatu (damai,
sukacita, dsb), tetapi ia juga kehilangan sesuatu (pekerjaan, harta,
teman-teman, dsb). Kalau kita mau ikut Yesus kita akan mengalami hal yang sama.
Harus ada kemauan untuk mengorbankan sesuatu!
Bagaimana sih Pekerjaan Pajak pada zaman Yesus ?
Pemerintah
Romawi sebagai penjajah diwilayah Israel
memiliki wewenang untuk mengambil Pajak kepada Masyarakat yang dijajahnya dan
supaya dapat dilakukan penarikan Pajak tanpa harus repot-repot mereka mengambil
pajak dengan jalan melelang kepada pengumpulan Pajak yang tentu harus
direstui oleh Pemerintah Romawi dan ini bahayanya kalau dilelang pemungutan pajak
ini, Petugas cukai akan memungut Pajak dan kalau hasilnya lebih yah itu
untungnya (akhirnya terjadi penyelewangan-penyelewengan).
3
macam Pajak (Pajak Wajib) :
1.
Pajak
Tanah. 1/10 hasil gandum + 1/5 hasil buah/anggur.
Pembayaran harus kontan atau yang sejenisnya.
2.
Pajak
Pendapatan. 1% dari pendapatan seseorang.
3.
Pajak
Kepala. Setiap laki-laki usia 14-65, wanita 12-65.
Ketiga
macam pajak ini wajib langsung disetor ke Negara, pemungut tidak bisa apa-apa
karena harus langsung disetor ke Negara.
Ada
pajak lainnya :
a.
Pajak
barang-barang dari luar negeri (import) 2,5% - 12,5 %
b.
Pajak
jalan raya, jembatan, pasar, pelabuhan, dll.
Jadi
bisa dimengerti bagaimana penduduk sangat tidak menghargai apalagi menghormati
petugas Pajak.:
Ø Mereka sangat dibenci.
Ø Bekerja bagi penjajah.
Ø Memperkaya diri sendiri.
Ø Tidak jujur (menipu
orang/pemerintahan).
Ø Menerima suap dari orang
kaya yang tidak mau bayar pajak.
Menurut
orang Yahudi pemungutan cukai tidak layak ditaati karena :
·
Yahudi
nasionalis fanatik.
·
Hanya
Allah saja yang menjadi Raja.
·
Membayar
Pajak (penjajah) adalah penghinaan kepada Allah.
·
Melarang
masuk Synagoge.
·
Disamakan
dengan binatang/najis. Imamat 20:5.
·
Dilarang
menjadi saksi perkara.
·
Digolongkan
para perampok dan pembunuh.
Sudut
pandang orang Farisi dan ahli Taurat :
a.
Mereka
lebih memperhatikan diri sendiri (melakukan hukum”/ Taurat) dari pada
memperhatikan orang lain.
b.
Mereka
lebih suka mengkritik ketimbang memberi SOLUSI. (orang berdosa).
c.
Mereka
melihat orang berdosa dan menjauhinya, bukan sebaliknya mengingatkan orang
berdosa itu akan dosanya, sehingga mau bertobat.
d.
Senang
mengutuk orang lain, menjatuhkan orang
ketimbang memaafkan, bersimpati, menolong.
Yesus
melakukan sebaliknya, Dia datang mencari dan bergaul dengan orang berdosa. Dan Matius
dipanggilnya menjadi Muridnya dan kita ketahui hasil dari Kasih Tuhan Yesus
maka Matius bukan hanya menjadi murid saja tapi menjadi bagian dari kedua belas
Rasul dan Penulis dari Kitab Injil Matius.
Bagaimana
sikap kita terhadap orang-orang yang seperti Matius ini, apakah kita biarkan
dengan kebencian atau kita dekati dan kasihi tapi tetap mengingatkan
perbuatannya yang tidak benar, sehingga kita boleh menjadi bahagian dari terang
Kristus.
Jakarta,
11 Mei 2013
Karyadim642.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar