karyadim642.blogspot.com |
Teori-teori mengenai
arti dari yom (hari) diambil dan diadaptasikan dari karya Dr. John Harris
(Dekan dari Sekolah Studi KeKristenan dan Guru Besar PL dari East Texas Baptist
University):
1. Teori Hurufiah Periode
Dua Puluh Empat Jam
Ini adalah pendekatan yang bersifat
terang-terangan (lih. Kel 20:9-11). Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari
pendekatan ini:
a. Bagaimana ada
terang pada hari pertama sedangkan matahari belum diciptakan sampai hari ke empat?
b. Bagaimana
semua binatang (khususnya yang berasal-usul dari bagian-bagian lain di dunia)
dinamai dalam waktu kurang dari sehari? (lih. Kejadian 2:19-20)?
2. Teori Hari-Jaman
Teori ini berupaya untuk
menyelaraskan ilmu pengetahuan (khususnya geologi) dengan Kitab Suci. Teori ini
menyatakan bahwa “hari” tersebut panjangnya adalah sepanjang “jaman/umur
geologis”. Panjang ini tidak seragam, dan mendekati berbagai lapisan yang
dijelaskan dalam geologi uniformitarian.
Ilmuwan cenderung untuk menyetujui
perkembangan umum dari Kejadian 1: uap dan suatu masa yang berair mendahului
pemisahan tanah dan laut sebelum munculnya kehidupan. Kehidupan tanaman muncul sebelum
binatang, dan manusia mewakili bentuk kehidupan yang terakhir dan paling
kompleks.
Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari pendekatan ini:
a. Bagaimana tumbuh-tumbuhan bisa bertahan selama “jaman” ini tanpa
matahari?
b. Bagaimana polinasi bisa terjadi dalam tanaman jika serangga dan
burung-burung belum diciptakan sampai “bertahun-tahun” kemudian?
3. Teori Hari-Jaman
Alternatif
Hari-hari pada kenyataannya adalah
periode-periode dua puluh empat jam, namun tiap hari dipisahkan oleh suatu
jaman yang di dalamnya apa yang diciptakan berkembang.
Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari
pendekatan ini:
a. Masalah
yang sama yang timbul dalam Teori Hari-Jaman.
b. Apakah
naskah ini menunjukkan “hari” yang digunakan baik sebagai dua puluh empat jam
dan suatu jaman?
4. Teori
Penciptaan-Malapetaka yang Bertumbuh
Teori ini berjalan sebagai berikut:
di antara Kejadian 1:1 dan 1:2, ada suatu kurun waktu yang tak terbatas yang di
dalamnya jaman-jaman geologi terjadi; Selama periode ini, makhluk-makhluk
pra-sejarah sesuai dengan urutan yang disarankan oleh fosil-fosilnya
diciptakan; sekitar 200,000 tahun yang lalu, suatu bencana yang adi kodrati
muncul dan merusakkan sebagian besar kehidupan di planet ini dan membuat banyak
binatang punah; kemudian hari-hari dari Kejadian 1 muncul. Hari-hari ini lebih
menunjuk pada suatu penciptaan kembali, daripada suatu penciptaan aslinya.
5. Teori Hanya-Eden
Catatan penciptaan ini hanya menunjuk pada
penciptaan dan aspek jasmaniah dari Taman Eden.
6. Teori Celah
Berdasarkan Kejadian 1:1, Allah menciptakan suatu dunia yang
sempurna. Berdasarkan Kejadian 1:2, Lusifer (Setan) ditempatkan untuk menguasai
dunia dan memberontak. Allah kemudian menghakimi Lusifer dan dunia dengan
kehancuran total. Selama jutaan tahun, dunia ditinggalkan demikian saja dan
jaman-jaman geologis berlalu. Berdasarkan atas Kejadian 1:3-2:3, kira-kira
dalam tahun 4004 SM, enam dari hurufiah dua puluh empat jam penciptaan kembali
terjadi. Uskup Ussher (1654 M) menggunakan silsilah dari Kejadian 5 dan 11
untuk menghitung dan menanggali penciptaan manusia kira-kira 4004 SM. Namun
demikian, silsilah tidak mewakili skema-skema kronologis yang lengkap.
NASKAH
NASB (UPDATED):Kejadian 1:6-8
6. Berfirmanlah
Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari
air."
7. Maka Allah
menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari
air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8. Lalu Allah
menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari
kedua.
Kejadian 1:6 Ayat ini memiliki dua Qal JUSSIVES (“Jadilah...)
Dari kata kerja “adalah”. Susunan yang sama ada dalam ayat-ayat 14 dan 22.
NASB, NET ,JPSOA “suatu bentangan”, NKJV “cakrawala”, NRSV, TEV
“kubah”
NJB “kolong”
Istilah
ini bisa berarti “menuntaskan” atau “mengulurkan” sebagaimana dalam Yesaya 42:5.
Ini menunjuk pada atmosfir bumi (lih.Kejadian 1:20) yang digambarkan secara
penggambaran sebagai suatu kubah udara atau mangkok terbalik di atas permukaan
bumi (lih. Yesaya 40:22).
“segala air” Air tawar dan air asin adalah elemen penting dalam catatan penciptaan
di luar alkitab, namun dalam Alkitab air-air ini dikendalikan oleh Allah. Tak
ada perbedaan yang dibuat dalam Kejadian 1 antara air asin dan air tawar. Air
dalam atmosfir dipisahkan dari air di bumi. Analisis dari Kejadian 1
menunjukkan bahwa Allah memisahkan beberapa hal sebagai suatu proses kepada
bumi yang dihuni (terang dari gelap, air di atas dari air di bawah, air di
bawah dari daratan, waktu matahari dari waktu bulan).
7. Teori Minggu Sakral
Penulis kitab Kejadian menggunakan
konsep hari dan satu minggu sebagai suatu perangkat sastra untuk menguraikan
berita Illahi mengenai aktivitas Allah dalam penciptaan. Susunan yang
sedemikian tersebut melukiskan keindahan dan simetri dari pekerjaan penciptaan
Allah.
8. Peresmian Kuil Kosmik
Ini adalah pandangan akhir-akhir ini
oleh John H. Walton, Dunia yang Hilang dari Kejadian Satu, IVP. 2009, yang
melihat enam hari tersebut sebagai suatu “ontologi fungsional, bukan suatu ontology
material”. Hari-hari tersebut menjelaskan penataan dan penyusunan oleh Allah
akan suatu semesta yang berfungsi bagi kebaikan umat manusia. Ini cocok dengan
kosmologi-kosmologi kuno lainnya. Contohnya, tiga hari pertamanya mewakili
Allah yang menyediakan “musim (yaitu waktu),” “iklim (yaitu, bagi tanam-tanaman)”
dan makanan. Frasa yang berulang “adalah baik” menyatakan fungsionalitas.
Hari ke tujuh menjelaskan Allah memasuki “kuil kosmik” Nya yang
telah berfungsi penuh dan berpenghuni, sebagai pemegang hak milik, pengendali
dan pengarahnya. Kejadian 1 tak ada hubungannya dengan penciptaan material dari
materi namun penataan dari materi tersebut untuk mewujudkan suatu tempat yang
berfungsi bagi Allah dan manusia untuk bersekutu.
“Hari-hari” menjadi suatu perangkat
sastra untuk mengkomunikasikan konsensus umum Timur Dekat Kuno bahwa:
a. Tak ada perbedaan antara yang
“alamiah” dan yang “adi-kodrati”
b. KeTuhanan
terlibat dalam setiap aspek kehidupan. Keunikan Israel bukanlah pandangan dunia
umumnya, namun yang berikut ini:
(1)
monoteisme nya
(2)
penciptaan adalah bagi umat manusia, bukan bagi para dewa
(3) tak ada
konflik antar dewa-dewa maupun antara dewa-dewa dengan manusia dalam catatan Israel.
Israel tidak meminjam catatan
penciptaannya dari bangsa lain namun hanya berbagi pandangan dunia umum mereka.
Bekasi, tgl.18 Maret 2014
Karyadim642.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar