karyadim642.blogspot.com |
“Kebenaran” adalah suatu topic yang sangat penting yang dalam Perjanjian Lama karakter Allah dijabarkan
sebagai “adil” atau “benar” kata-kata Mesopotamia itu sendiri berasal dari
buluh dalam air yang dipakai dalam konstruksi untuk mengukur kelurusan secara
horizontal dari sebuah tembok atau pagar.
Allah memilih istilah
ini untuk digunakan sebagai penggambaran dari sifatNya sendiri. Ia adalah
pengukur (penggaris) yang lurus yang dipakai mengevaluasi segala sesuatu.
Konsep ini menyatakan kebenaran Allah berikut hakNya untuk mengadili.
Manusia diciptakan dalam gambar
Allah (Kejadian 1:26-27; 5:1,3; 9:6). Manusia diciptakan untuk bersekutu dengan
Allah. Semua ciptaan adalah suatu panggung atau latar belakang bagi interaksi
dari Allah dan manusia. Allah menginginkan ciptaan tertinggiNya, manusia, untuk
mengenalNya, mengasihiNya, melayaniNya, dan menjadi seperti Dia!
Loyalitas manusia
diuji (Kejadian 3) dan pasangan manusia mula-mula gagal dalam ujian ini. Ini
menghasilkan gangguan dalam hubungan antara Allah dan umat manusia (Kejadian 3;
Roma 5:12-21).
Allah berjanji untuk
memperbaiki dan memulihkan persekutuan itu (Kejadian 3:15). Ia melakukan ini
atas dasar kehendakNya dan melalui AnakNya sendiri. Manusia tidaklah
berkemampuan untuk memulihkan keretakan ini (lih. Roma 1:18-3:20).
Setalah Kejatuhan, langkah pertama
Allah untuk pemulihan adalah konsep perjanjian berdasarkan atas undanganNya dan
tanggapan pertobatan, kesetiaan dan ketaatan manusia. Karena kejatuhan itu,
manusia tidak sanggup untuk bertindak secara tepat. (Roma 3:21-31; Galatia 3).
Allah sendiri harus
mengambil inisiatif untuk memulihkan manusia pelanggar perjanjian itu. Ia
melakukannya dengan:
1.
menyatakan manusia berdosa benar melalui karya Kristus (kebenaran forensic)
2.
memberi kebenaran secara gratis pada manusia melalui karya Kristus (anugerah
kebenaran)
3.
menyediakan Roh yang berdiam untuk menghasilkan kebenaran (kebenaran etis)
dalam diri manusia.
4.
memulihkan persekutuan dari Taman Eden dengan Kristus memulihkan gambar Allah
(Kej 1:26- 27) dalam orang-orang percaya (kebenaran hubungan).
Bagaimanapun, Allah
memerlukan tanggapan perjanjian. Allah memerintahkan (memberikan secara
cuma-cuma) dan menyediakan, namun manusia harus menanggapi dan terus menerus
menanggapi dalam:
1. pertobatan
2. iman
3. ketaatan gaya hidup
4. ketahan-ujian Kebenaran, oleh
karena itu, adalah bersifat perjanjian, tindakan timbal balik antara Allah dan
ciptaan tertinggiNya.
Ini didasarkan atas
karakter Allah, karya Kristus, dan Roh Kudus yang memampukan, yang kesemuanya
secara pribadi dan berkesinambungan harus ditanggapi dengan semestinya. Konsep
ini disebut “pembenaran oleh iman”. Konsep ini diungkapkan dalam Injil namun
tidak dengan istilah ini. Konsep ini terutama didefinisikan oleh Paulus, yang
menggunakan istilah Yunani “kebenaran” dalam berbagai bentuk lebih dari 100
kali.
Paulus,
yang telah dilatih untuk menjadi seorang Rabi, menggunakan istilah dikaiosunē
dalam
pengertian Ibrani dari istilah SDQ yang dipakai di
Septuaginta, bukan dari literature Yunani. Dalam satra Yunani istilah tersebut
dihubungkan dengan seseorang yang menuruti syarat-syarat keagamaan dan
masyarakat. Dalam pengertian bahasa Ibrani hal ini selalu disusun dalam istilah
perjanjian. YHWH adalah Allah yang bersifat adil, etis dan moral. Ia
menghendaki umatNya mencerminkan karakterNya.
Manusia yang ditebus
menjadi ciptaan baru. Kebaruan ini menghasilkan gaya hidup baru yang bersifat
kudus (fokus pembenaran dari Katolik Roma). Karena Israel adalah Teokratis,
maka tidak ada suatu batas yang jelas antara hal-hal sekuler (norma masyarakat)
dan hal-hal kudus (kehendak Allah). Pembedaan ini dinyatakan dalam kata-kata
bahasa Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “keadilan”
(berhubungan dengan masyarakat) dan “kebenaran” (berhubungan dengan agama).
Injil (kabar baik) dari Yesus adalah bahwa manusia yang telah
jatuh itu telah dipulihkan persekutuannya dengan Allah. Paradoks Paulus ialah
bahwa Allah, melalui Kristus, membebaskan orang yang bersalah dari tuduhan. Hal
ini telah terlaksana melalui kasih, kemurahan dan anugerah Bapa; kehidupan,
kematian, dan kebangkitan Allah Anak; dan dorongan dan tarikan kearah Injil
oleh Roh Kudus. Pembenaran adalah tindakan yang cuma-cuma dari Allah, namun hal
ini harus menerbitkan kekudusan (posisi Agustinus, yang mencerminkan baik
penekanan pihak Reformasi pada kecuma-cumaan dari Injil dan penekanan Katolik
Roma pada kehidupan kasih dan kesetiaan yang diubahkan).
Bagi
kaum Reformis istilah “kebenaran Allah”
adalah suatu OBJECTIVE GENITIVE (yaitu tindakan yang membuat manusia yang penuh
dosa menjadi dapat diterima oleh Allah [penyucian posisional]), sementara
untuk
Katolik, ini adalah suatu SUBJECTIVE
GENITIVE, yang adalah proses menjadi seperti Allah (penyucian eksperensial
progresif). Dalam kenyataannya hal ini sesungguhnya kedua-duanya.!!
Dalam pandangan saya keseluruhan Alkitab, dari Kejadian 4 –
Wahyu 20, adalah catatan tentang tindakan pemulihan dari Allah terhadap
persekutuan di Eden. Alkitab memulai dengan Allah dan manusia dalam persekutuan
dalam kerangka keduniaan (Kej 1-2) dan Alkitab mengakhiri dengan kerangka yang
sama (Wah 21-22). Gambar dan maksud Allah akan dipulihkan!.
Untuk
mendokumentasikan diskusi di atas berikut ini catatan pilihan ayat-ayat Perjanjian
Baru yang menggambarkan kelompok kata Yunani:
1.
Allah adalah benar (sering dihubungkan pada posisi Allah sebagai hakim)
a. Roma 3:26
b. 2 Tesalonika 1:5-6
c. 2 Timotius 4:8
d. Wahyu 16:5
2.
Yesus adalah benar
a. Kisah 3:14; 7:52; 22:14 (judul Mesias)
b. Matius 27:19
c. 1 Yohanes 2:1,29; 3:7
3.
Kehendak Allah bagi ciptaanNya adalah kebenaran.
a. Imamat 19:2
b. Matius 5:48 (bandingkan.
5:17-20)
4.
Cara allah menyediakan dan menghasilkan kebenaran
a. Roma 3:21-31
b. Roma 4
c. Roma 5:6-11
d. Galatia 3:6-14
e. Diberikan oleh Allah
(1) Roma 3:24; 6:23
(2) I Korintus 1:30
(3) Efesus 2:8-9
f. Diterima dengan Iman
(1) Roma 1:17; 3:22,26; 4:3,5,13;
9:30; 10:4,6,10
(2) 1 Korintus 5:21
g. Melalui karya AnakNya
(1) Roma 5:21-31
(2) 2 Korintus 5:21
(3) Filipi 2:6-11 h.
Kehendak Allah agar para pegikutNya menjadi benar.
a. Matius 5:3-48; 7:24-27
b. Roma 2:13; 5:1-5; 6:1-23
c. 2 Korintus 6:14
d. 1 Timotius 6:11
e. 2 Timotius 2:22; 3:16
f. 1 Yohanes 3:7
g. 1 Petrus 2:24 i.
Allah
akan mengadili dunia dengan kebenaran.
a. Kisah 17:31
b. 2 Timotius 4:8
Kebenaran
adalah karakteristik Allah, diberikan secara cuma-cuma kepada manusia berdosa
melalui Kristus. Ini adalah:
1. Perintah Allah
2. Pemberian Allah
3. Karya Kristus
Namun demikian ini
adalah juga suatu proses menjadi benar yang harus dikejar dengan semangat dan
tidak kendor; hal ini satu hari nanti akan disempurnakan pada Kedatangan Yesus
Kedua kalinya. Persekutuan dengan Allah dipulihkan pada saat keselamatan, namun
bertumbuh sepanjang kehidupan sampai pada perjumpaan muka dengan muka pada saat
kematian atau kedatangan kedua (parousia)!
Berikut
adalah kutipan yang bagus dari Kamus
Paulus dan Surat-suratnya dari “Kalvin, lebih daripada Luther, menekankan aspek
hubungan dari kebenaran Allah. Pandangan Luther tentang kebenaran Allah
nampaknya mengandung aspek pembebasan dari tuduhan. Kalvin menekankan bentuk
mulia dari komunikasi atau impartasi dari kebenaran Allah pada kita”.
Bagi saya hubungan orang percaya pada Allah memiliki tiga aspek:
1. Injil adalah suatu pribadi (tekanan dari Kalvin dan Gereja
Timur)
2. Injil adalah kebenaran (penekanan dari Luther dan Agustinus)
3. Injil adalah hidup yang diubahkan (penekanan Katolik)
Hal-hal
ini adalah benar dan harus dipegang bersama untuk membentuk suatu Kekristenan
yang alkitabiah, masuk akal, dan sehat. Jika salah satu terlalu ditekankan atau
kurang ditekankan, akan menimbulkan permasalahan.
Bekasi,
13 September 2013.
Karyadim642.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar