Jumat, 13 September 2013

KEBENARAN (Roma)

karyadim642.blogspot.com

“Kebenaran” adalah suatu topic yang sangat penting yang dalam Perjanjian Lama karakter Allah dijabarkan sebagai “adil” atau “benar” kata-kata Mesopotamia itu sendiri berasal dari buluh dalam air yang dipakai dalam konstruksi untuk mengukur kelurusan secara horizontal dari sebuah tembok atau pagar.

Allah memilih istilah ini untuk digunakan sebagai penggambaran dari sifatNya sendiri. Ia adalah pengukur (penggaris) yang lurus yang dipakai mengevaluasi segala sesuatu. Konsep ini menyatakan kebenaran Allah berikut hakNya untuk mengadili.

Manusia diciptakan dalam gambar Allah (Kejadian 1:26-27; 5:1,3; 9:6). Manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Allah. Semua ciptaan adalah suatu panggung atau latar belakang bagi interaksi dari Allah dan manusia. Allah menginginkan ciptaan tertinggiNya, manusia, untuk mengenalNya, mengasihiNya, melayaniNya, dan menjadi seperti Dia!

Loyalitas manusia diuji (Kejadian 3) dan pasangan manusia mula-mula gagal dalam ujian ini. Ini menghasilkan gangguan dalam hubungan antara Allah dan umat manusia (Kejadian 3; Roma 5:12-21).
Allah berjanji untuk memperbaiki dan memulihkan persekutuan itu (Kejadian 3:15). Ia melakukan ini atas dasar kehendakNya dan melalui AnakNya sendiri. Manusia tidaklah berkemampuan untuk memulihkan keretakan ini (lih. Roma 1:18-3:20).

Setalah Kejatuhan, langkah pertama Allah untuk pemulihan adalah konsep perjanjian berdasarkan atas undanganNya dan tanggapan pertobatan, kesetiaan dan ketaatan manusia. Karena kejatuhan itu, manusia tidak sanggup untuk bertindak secara tepat. (Roma 3:21-31; Galatia 3).

Allah sendiri harus mengambil inisiatif untuk memulihkan manusia pelanggar perjanjian itu. Ia melakukannya dengan:
1. menyatakan manusia berdosa benar melalui karya Kristus (kebenaran forensic)
2. memberi kebenaran secara gratis pada manusia melalui karya Kristus (anugerah kebenaran)
3. menyediakan Roh yang berdiam untuk menghasilkan kebenaran (kebenaran etis) dalam diri manusia.
4. memulihkan persekutuan dari Taman Eden dengan Kristus memulihkan gambar Allah (Kej 1:26- 27) dalam orang-orang percaya (kebenaran hubungan).

Bagaimanapun, Allah memerlukan tanggapan perjanjian. Allah memerintahkan (memberikan secara cuma-cuma) dan menyediakan, namun manusia harus menanggapi dan terus menerus menanggapi dalam:
1. pertobatan
2. iman
3. ketaatan gaya hidup
4. ketahan-ujian Kebenaran, oleh karena itu, adalah bersifat perjanjian, tindakan timbal balik antara Allah dan ciptaan tertinggiNya.

Ini didasarkan atas karakter Allah, karya Kristus, dan Roh Kudus yang memampukan, yang kesemuanya secara pribadi dan berkesinambungan harus ditanggapi dengan semestinya. Konsep ini disebut “pembenaran oleh iman”. Konsep ini diungkapkan dalam Injil namun tidak dengan istilah ini. Konsep ini terutama didefinisikan oleh Paulus, yang menggunakan istilah Yunani “kebenaran” dalam berbagai bentuk lebih dari 100 kali.

Paulus, yang telah dilatih untuk menjadi seorang Rabi, menggunakan istilah dikaiosunē dalam pengertian Ibrani dari istilah SDQ yang dipakai di Septuaginta, bukan dari literature Yunani. Dalam satra Yunani istilah tersebut dihubungkan dengan seseorang yang menuruti syarat-syarat keagamaan dan masyarakat. Dalam pengertian bahasa Ibrani hal ini selalu disusun dalam istilah perjanjian. YHWH adalah Allah yang bersifat adil, etis dan moral. Ia menghendaki umatNya mencerminkan karakterNya.

Manusia yang ditebus menjadi ciptaan baru. Kebaruan ini menghasilkan gaya hidup baru yang bersifat kudus (fokus pembenaran dari Katolik Roma). Karena Israel adalah Teokratis, maka tidak ada suatu batas yang jelas antara hal-hal sekuler (norma masyarakat) dan hal-hal kudus (kehendak Allah). Pembedaan ini dinyatakan dalam kata-kata bahasa Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “keadilan” (berhubungan dengan masyarakat) dan “kebenaran” (berhubungan dengan agama).

Injil (kabar baik) dari Yesus adalah bahwa manusia yang telah jatuh itu telah dipulihkan persekutuannya dengan Allah. Paradoks Paulus ialah bahwa Allah, melalui Kristus, membebaskan orang yang bersalah dari tuduhan. Hal ini telah terlaksana melalui kasih, kemurahan dan anugerah Bapa; kehidupan, kematian, dan kebangkitan Allah Anak; dan dorongan dan tarikan kearah Injil oleh Roh Kudus. Pembenaran adalah tindakan yang cuma-cuma dari Allah, namun hal ini harus menerbitkan kekudusan (posisi Agustinus, yang mencerminkan baik penekanan pihak Reformasi pada kecuma-cumaan dari Injil dan penekanan Katolik Roma pada kehidupan kasih dan kesetiaan yang diubahkan).

Bagi kaum Reformis istilah “kebenaran Allah” adalah suatu OBJECTIVE GENITIVE (yaitu tindakan yang membuat manusia yang penuh dosa menjadi dapat diterima oleh Allah [penyucian posisional]), sementara
untuk Katolik, ini adalah suatu SUBJECTIVE GENITIVE, yang adalah proses menjadi seperti Allah (penyucian eksperensial progresif). Dalam kenyataannya hal ini sesungguhnya kedua-duanya.!!

Dalam pandangan saya keseluruhan Alkitab, dari Kejadian 4 – Wahyu 20, adalah catatan tentang tindakan pemulihan dari Allah terhadap persekutuan di Eden. Alkitab memulai dengan Allah dan manusia dalam persekutuan dalam kerangka keduniaan (Kej 1-2) dan Alkitab mengakhiri dengan kerangka yang sama (Wah 21-22). Gambar dan maksud Allah akan dipulihkan!.

Untuk mendokumentasikan diskusi di atas berikut ini catatan pilihan ayat-ayat Perjanjian Baru yang menggambarkan kelompok kata Yunani:

1. Allah adalah benar (sering dihubungkan pada posisi Allah sebagai hakim)
a. Roma 3:26
b. 2 Tesalonika 1:5-6
c. 2 Timotius 4:8
d. Wahyu 16:5

2. Yesus adalah benar
a. Kisah 3:14; 7:52; 22:14 (judul Mesias)
b. Matius 27:19
c. 1 Yohanes 2:1,29; 3:7

3. Kehendak Allah bagi ciptaanNya adalah kebenaran.
a. Imamat 19:2
b. Matius 5:48 (bandingkan. 5:17-20)

4. Cara allah menyediakan dan menghasilkan kebenaran
a. Roma 3:21-31
b. Roma 4
c. Roma 5:6-11
d. Galatia 3:6-14
e. Diberikan oleh Allah
(1) Roma 3:24; 6:23
(2) I Korintus 1:30
(3) Efesus 2:8-9
f. Diterima dengan Iman
(1) Roma 1:17; 3:22,26; 4:3,5,13; 9:30; 10:4,6,10
(2) 1 Korintus 5:21
g. Melalui karya AnakNya
(1) Roma 5:21-31
(2) 2 Korintus 5:21
(3) Filipi 2:6-11 h.

Kehendak Allah agar para pegikutNya menjadi benar.
a. Matius 5:3-48; 7:24-27
b. Roma 2:13; 5:1-5; 6:1-23
c. 2 Korintus 6:14
d. 1 Timotius 6:11
e. 2 Timotius 2:22; 3:16
f. 1 Yohanes 3:7
g. 1 Petrus 2:24 i.

Allah akan mengadili dunia dengan kebenaran.
a. Kisah 17:31
b. 2 Timotius 4:8

Kebenaran adalah karakteristik Allah, diberikan secara cuma-cuma kepada manusia berdosa melalui Kristus. Ini adalah:
1. Perintah Allah
2. Pemberian Allah
3. Karya Kristus

Namun demikian ini adalah juga suatu proses menjadi benar yang harus dikejar dengan semangat dan tidak kendor; hal ini satu hari nanti akan disempurnakan pada Kedatangan Yesus Kedua kalinya. Persekutuan dengan Allah dipulihkan pada saat keselamatan, namun bertumbuh sepanjang kehidupan sampai pada perjumpaan muka dengan muka pada saat kematian atau kedatangan kedua (parousia)!

Berikut adalah kutipan yang bagus dari Kamus Paulus dan Surat-suratnya dari “Kalvin, lebih daripada Luther, menekankan aspek hubungan dari kebenaran Allah. Pandangan Luther tentang kebenaran Allah nampaknya mengandung aspek pembebasan dari tuduhan. Kalvin menekankan bentuk mulia dari komunikasi atau impartasi dari kebenaran Allah pada kita”.

Bagi saya hubungan orang percaya pada Allah memiliki tiga aspek:
1. Injil adalah suatu pribadi (tekanan dari Kalvin dan Gereja Timur)
2. Injil adalah kebenaran (penekanan dari Luther dan Agustinus)
3. Injil adalah hidup yang diubahkan (penekanan Katolik)

Hal-hal ini adalah benar dan harus dipegang bersama untuk membentuk suatu Kekristenan yang alkitabiah, masuk akal, dan sehat. Jika salah satu terlalu ditekankan atau kurang ditekankan, akan menimbulkan permasalahan.


Bekasi, 13 September 2013.



Karyadim642.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar