Senin, 24 November 2014

Selalu optimis adalah bagian dari jawaban


Selalu optimis adalah bagian dari jawaban, selalu pesimis selalu bagian dari persoalan. »NN«

1 Raja-raja 17:8-10a "Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan." Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api."
                              
Ketika kita takut setengah mati dan galau, ketika kita tak tahu kemana harus pergi, ketika kita tak tahu berapa lama lagi ini berlangsung, dan tak tahu apa yang akan terjadi, apa yang harus kita lakukan?

Allah menyuruh Elia berjalan lebih dari 100 kilometer di masa kekeringan, melewati wilayah berbahaya, dimana semua orang tahu siapa dia, dan semua orang tahu Raja Ahab menginginkannya dengan menghadiahi siapa pun yang bisa menangkapnya.

Ketika Elia akhirnya berhasil sampai ke Sarfat, ia bertemu dengan seorang janda miskin yang diperintahkan Allah untuk memberinya makan, tapi bagaimana bisa janda miskin itu membela dan melindunginya dari sebuah kota yang menyembah berhala yang dipenuhi dengan orang-orang yang tak ragu membunuhnya?

Elia tidak pesimis dan berkata, "Tuhan, ada tiga hal yang salah dengan rencana ini. Satu, Engkau mengirimku ke arah yang salah. Dua, Engkau mengirimku ke tempat yang salah. Dan tiga, Engkau mengirimku ke orang yang salah."

Tapi, Elia optimis untuk tetap mematuhi perintah-Nya, mungkin saja saat ini kita tengah berada di satu titik kritis dalam hidup dimana finansial, emosi, hubungan, atau kesehatan sangat mencemaskan.


Sama seperti Elia, Allah ingin kita taat dan tetap optimis agar kita bisa melihat mujizat-Nya di ujung jalan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar