Rabu, 13 Agustus 2014

SUPER BOWL


Olahraga apa yang paling populer di AS? Mungkin banyak orang Indonesia akan menjawab: Basketball atau Baseball. Ternyata jawaban itu salah. Kesalahan ini bisa dipahami karena orang Indonesia lebih kenal dengan kedua cabang olahraga tersebut.

Jawaban yang benar adalah American Football (AF). Saya sendiri baru mengenal olahraga ini ketika mendapat kesempatan kuliah di AS, yaitu tahun 1989 di Philadelphia, dan tahun 1991-96 di Pittsburgh, keduanya di negara bagian Pennsylvania. Kebetulan kedua kota tersebut memiliki tim AF yang cukup kuat.

Popularitas dari AF terbukti dari larisnya tayangan acara TV dari kompetisinya, terutama saat acara puncak - The Super Bowl. Super Bowl adalah acara grand final penentuan tim AF terbaik setiap tahunnya. Acara tersebut biasanya dilaksanakan setahun sekali, setiap akhir Januari atau awal Februari. Tradisi ini sudah berlangsung selama 48 kali sejak pertama kali diadakan pada tanggal 15 Januari 1967.

Sembilan dari sepuluh tayangan TV terpopuler sepanjang masa di AS adalah acara Super Bowl. Super Bowl 48, 2 Februari 2014, disiarkan langsung di 180 negara dalam 25 bahasa. Tarif slot iklan TV berdurasi 30 detik pada acara ini adalah US$ 4 juta (sekitar hampir Rp 50 milyar). Harga tiket masuk di pasar gelap mencapai US$ 10.000 (sekitar Rp 120 juta) per lembar. Dampak ekonomi di AS, berupa konsumsi pernak-pernik aksesoris, iklan, makanan dan minuman, dan  barang/jasa komersial lain seputar Super Bowl 48 diperkirakan mencapai 12,3 milyar dollar AS (sekitar Rp 150 trilyun). Ternyata olahraga bisa menjadi bisnis yang sangat besar nilainya.

Liga sepakbola AS dinamakan National Football League atau NFL, terdiri dari 32 tim dari seluruh penjuru AS. NFL dibagi menjadi dua grup besar (disebut Conference): American Football Conference (AFC) dan National Football Conference (NFC), yang masing-masing terdiri dari 16 tim. AFC dan NFC masing-masing dibagi menjadi 4 pool/divisi yang terdiri dari 4 tim. Musim pertandingan berlangsung mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember setiap tahunnya. Setiap tim bertanding 16 kali: 6 kali melawan tim di dalam pool yang sama, 6 kali melawan tim di luar pool tapi di dalam conference yang sama, dan 4 kali melawan tim dari conference yang berbeda.

Di akhir musim kompetisi terpilih tim-tim terbaik untuk bertanding dengan sistem gugur untuk menentukan juara conference. Juara dari conference (AFC dan NFC) bertemu di grand final, yaitu pertandingan yang dinanti-nanti: The Super Bowl, untuk memperebutkan Piala NFL, yaitu Vince Lombardi Trophy. Asal tahu saja, Vince Lombardi adalah pelatih yang membawa timnya memenangkan dua Super Bowl pertama.

Pada musim kompetisi 2013/2014 ini, dua tim terbaik dari masing-masing conference -Denver Broncos (AFC) dan Seattle Seahawks (NFC)- bertemu di Super Bowl. Broncos dan Seahawks sama-sama memilik rekor menang-kalah 13-3. Sebelum pertandingan dimulai, sebagian besar orang menjagokan Broncos sebagai favorit pemenangnya. Beberapa statistik yang sering dikutip untuk mendukung argumen pendukung Broncos adalah sebagai berikut.

Pertama, Broncos adalah tim dengan kemampuan menyerang terbaik di NFL dan paling produktif mencetak skor. Rata-rata tiap pertandingan Broncos mencetak 37,9 poin (dalam pertandingan normal, tiap tim rata-rata mencetak sekitar 20-an poin), sementara Seahawks hanya 26,1 poin dan peringkat daya serangnya di bawah rata-rata (peringkat 17 dari 32 tim). 
Kedua, pemain jangkar (disebut Quarter Back/QB) Broncos terkenal sangat hebat dan telah berpengalaman ikut Super Bowl, sementara QB Seahawks tidak bisa dikatakan cemerlang bahkan saat pertama kali direkrut masuk NFL masih jauh di bawah peringkat QB cadangan Broncos. 
Ketiga, tim Broncos sudah pernah beberapa kali masuk grand final Super Bowl. Sebaliknya, tim Seahawks sendiri baru pertama kali ini masuk grand final / Super Bowl.
Meskipun bola yang digunakan berbentuk lonjong atau tidak bundar, pepatah “bola itu bundar” sepertinya terjadi dalam pertandingan Super Bowl 48 yang baru lalu. Sangat di luar dugaan, Seahawks berhasil menghancur-leburkan Broncos dengan skor mencolok: 43-8.

Belajar dari Super Bowl 48
Lantas, apa yang membuat Seahawks berhasil jika pemain jangkarnya bukan pemain bintang? Ada beberapa hal yang bisa diambil pelajarannya dari pertandingan Super Bowl 48 yang ditonton oleh lebih dari 113 juta pemirsa.

Pertama, super team lebih hebat dibanding super man. Sadar bahwa QB nya bukan super man, Seahawks lebih mengandalkan kerjasama tim yang kompak dan prima.
Kedua, daya serang Broncos bagus, namun mereka sering terlalu overconfident sehingga kehilangan bola.
Ketiga, dan yang terpenting, pertahanan tim Seahawks sangat bagus, peringkat teratas di NFL. Seahawks berhasil menahan tim-tim lawan sehingga rata-rata tim lawan hanya mencetak 14,4 angka per pertandingan (dibanding normalnya sekitar 20-an angka).
Pemeo dalam pertandingan AF: “Strong offense wins games but strong defense wins championship” (Tim dengan daya serang yang kuat akan memenangkan banyak pertandingan, tetapi yang menjadi juara adalah tim yang memiliki pertahanan hebat). 

Kombinasi faktor pertama, kedua dan ketiga berakibat fatal bagi Broncos. Sejak awal pertandingan, pertahanan kuat Seahawks memandulkan daya serang Broncos. Alhasil, Elang Laut (Seahawks) Seattle pun berhasil meluluh-lantakkan Kuda Liar (Broncos) Denver di tahun baru Kuda Kayu.

Pertandingan Super Bowl tersebut banyak kesamaannya dengan persaingan bisnis. Secara umum, perusahaan yang terlihat bagus di atas kertas atau pada pandangan pertama belum tentu benar-benar bagus kinerja riilnya. The proof of the pudding is in the eating. Bukti enaknya suatu ‘kue’ pudding adalah setelah kita memakannya, bukan dari tampak luarnya saja.

Selain itu ada lagi pelajaran spesifik dari bencana Broncos.
Pertama, banyak perusahaan terlalu mengandalkan pemain bintang atau super man / super star, padahal yang dibutuhkan oleh bisnis dalam jangka panjang adalah super team. Perusahaan yang mengandalkan super star bisa saja menang atau menonjol pada periode terbatas, namun dalam jangka panjang akan terlibas. Pemimpin bisnis yang kharismatis harus mempersiapkan sistem dan tim manajemen yang solid demi kelangsungan bisnisnya di masa depan.
Kedua, perusahaan yang terlalu agresif berekspansi tanpa diimbangi dengan penataan manajemen dan administrasi organisasi internalnya mudah tumbang. Ini mirip seperti pohon yang bertumbuh pesat namun batangnya rapuh. Ada angin yang sedikit kencang saja akan mengakibatkan pohon tersebut tumbang.
Ketiga, perusahaan yang lupa mempertahankan bisnis inti dan pelanggan lamanya dan kurang melakukan manajemen risiko, cenderung jatuh. Menyerang itu penting, namun bertahan tidak boleh dilupakan.

Jadi, bila anda ingin bisnis anda berhasil secara berkesinambungan, kesalahan Kuda Liar Denver perlu dihindari dan resep sukses tim Elang Laut Seattle boleh ditiru: Kerjasama tim dan keseimbangan antara menyerang dan bertahan.

Prof. Roy Sembel

Guru besar Ekonomi Keuangan dan Praktisi Bisnis di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar