Saya rasa Thomas adalah orang yang terlambat berkembang.
Sebagai
seorang nelayan
pedagang, dia tumbuh besar di sekitar Danau Galilea.
Yesus tiba di
Kapernaum, memanggil dia, dan dia pun mengikut-Nya.
Selama 3 tahun,
Thomas menjadi pengikut-Nya.
Sikap Thomas yang Pesimis dan Berani
Meskipun
demikian, Thomas adalah seorang yang pesimis. Beberapa
orang gembira
ketika melihat gelas yang berisi setengah, tetapi
Thomas melihat
gelas itu setengah kosong. Thomas penuh dengan
keberanian,
tetapi kadang memiliki kesalahan yang fatal. Dulu,
ketika Yesus dan
para murid-Nya mendengar kabar kematian teman
mereka, Lazarus,
di dekat Yerusalem -- daerah yang merupakan pusat
daerah yang
menentang Yesus -- Thomas segera berkomentar, "Ya, ayo
pergi ke sana
sehingga kita bisa mati bersama dia." Perkataannya
hampir seperti
nubuatan.
Tak lama setelah itu, dunianya
seperti runtuh. Thomas melihat
Gurunya ditangkap di taman
Getsemani dan dia lari menyelamatkan
diri. Pada hari Jumat siang, dia
melihat dari kejauhan ketika
orang-orang memaku Temannya pada
sebuah salib di Bukit Golgota,
tempat yang digunakan oleh
orang-orang Roma untuk membunuh. Ketika
hidup Yesus berakhir, berakhir pulalah
harapan Thomas.
Keterkejutan dan Tidak Percaya
Pada
hari Sabtu, dia masih terguncang. Pada hari Minggu, dia merasa
sangat kecewa
sehingga dia tidak berkumpul bersama para murid
lainnya untuk
makan malam. Thomas bingung, terluka, merasa sedih,
dan mencaci.
Senin pagi, para murid pergi mengunjungi Thomas dan
menceritakan
kepadanya apa yang terjadi ketika dia tidak
bersama-sama
dengan mereka.
"Thomas, kami sedang berada
di ruang atas di mana kita biasa
mengadakan pertemuan. Kami
mengunci pintu demi keamanan. Tapi
tiba-tiba, Yesus menampakkan diri.
'Salam, damai sejahtera,'
kata-Nya. Kemudian Dia
memperlihatkan tangan-Nya kepada kami. Di
tangan itu terlihat lubang
bergerigi bekas paku. Dia membuka
jubahnya dan menunjukkan kepada
kami di mana bekas tombak menembus
di dada-Nya. Tetapi Dia tidak
lemah atau sakit bahkan meninggal. Dia
hidup, bangkit dari
kematian!"
Takut Menjadi Percaya
"Aku
tidak memercayainya," bentak Thomas. "Aku tidak percaya semua
perkataan itu.
Kalian melihat apa yang kalian ingin lihat. Yesus
sudah meninggal.
Aku melihat Dia meninggal, dan sebagian dari diriku
meninggal
bersama dengan Dia. Dia sudah meninggal, semakin cepat
kalian menerima
kenyataan ini, kalian akan semakin baik. Terimalah!"
Petrus membela diri, "Thomas,
aku beri tahu kamu, aku melihat Dia
sendiri, dan Dia benar-benar nyata
seperti kamu!"
Thomas
tetap dingin, dengan suara yang dingin seperti es, ia
berkata,
"Sebelum aku melihat lubang paku di tangan-Nya dan
meletakkan
tanganku ke dalamnya, aku tidak akan percaya."
Tetapi kemarahan Thomas segera
mereda, dan pada Minggu sore dia
makan bersama para murid lainnya
di sebuah ruang yang sama yang
dikunci rapat. Tiba-tiba, Yesus
sekali lagi berdiri di antara mereka
dan berkata, "Salam, damai
sejahtera bagimu."
Darah
serasa mengalir dari wajah Thomas. Yesus mendekati dia dan
segera berkata,
tanpa menunjukkan benci atau sindiran, "Letakkan
jarimu di sini,
lihatlah tangan-Ku." Yesus menunjukkan tangan-Nya
yang terluka
supaya Thomas bisa melihatnya. Thomas melompat. Bukan
karena takut,
sungguh, tapi karena ketakjuban dan reaksi perubahan
perasaannya yang
mendadak dan bercampur menjadi satu.
Yesus kemudian membuka bagian luar
pakaian-Nya dan berkata,
"Sentuhkanlah tanganmu dan
masukkan ke lambung-Ku. Berhentilah untuk
meragukannya dan percayalah."
Tuhanku dan Allahku
Saat
itu juga, Thomas menangis hingga tersedu-sedu. Yesus mendekat
dan meletakkan
tangan-Nya ke bahu Thomas. Kemudian Thomas bersujud
di kedua
lututnya dan berkata dengan hormat, "Tuhanku dan Allahku!"
Thomas, "Thomas yang ragu-ragu", demikian dia biasa disebut,
adalah murid pertama yang menyebutkan kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan dan
Allah. "Thomas yang ragu-ragu" memberikan pengakuan yang terbesar
yang dicatat di mana pun di dalam Alkitab.
Yesus menjawab,
"Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Pengkhotbah dari Timur
Apa yang terjadi dengannya? Thomas yang ragu-ragu tidak selamanya menjadi orang yang ragu-ragu. Ketika dia
melihat Yesus yang telah bangkit, semua yang telah Yesus ajarkan selama
bertahun-tahun sekarang menjadi genap, dan melalui kematian-Nya, Thomas menjadi
pembawa kabar yang setia atas Tuhan-Nya.
Cerita gereja mengatakan bahwa dia berkhotbah di
Babilonia kuno, dekat sungai Efrat dan Tigris, yang sekarang menjadi Irak. Dia melakukan
perjalanan ke Persia, yang saat ini menjadi Iran, dan terus memenangkan para
murid ke dalam iman Kristen.
Pada tahun 52 SM, dia berlayar ke selatan menuju Malabar di sebelah barat
pantai India. Dia mengajar, mendirikan gereja-gereja, dan memenangkan jiwa-jiwa
dari kasta yang utama, Brahmana, dan kasta-kasta lainnya bagi Kristus. Ketika
Portugis mendarat di India pada awal tahun 1600, mereka menemukan kelompok
orang Kristen di sana -- Gereja Mar Thoma didirikan setelah Thomas berkhotbah
pada 1500 tahun sebelumnya.
Akhirnya, Thomas mengadakan perjalanan ke sebelah timur
pantai India, mengajar dengan tak henti-hentinya. Sekitar tahun 72 SM, dia
dibunuh di dekat Mylapore, di daerah yang sekarang disebut Madras.
Menurut cerita, dia dibuang ke dalam sebuah lubang,
kemudian ditusuk dengan sebuah tombak oleh seorang Brahmana.
Dia, yang dengan kuat menyatakan ketidakpercayaannya, menyampaikan pesan
kekristenan tentang kasih dan pengampunan hingga ke ujung dunia pada masa
hidupnya.
Si Ragu-Ragu yang
Berbicara Saat Ini
Thomas berbicara kepada orang-orang yang saat ini
ragu-ragu, mereka yang ada di antara kita yang telah melihat harapan-harapan
dan mimpi-mimpi kita dihancurkan. Thomas si ragu-ragu akan menceritakan kisahnya
tentang bagaimana hidup Yesus telah merasuk ke dalam hidupnya sendiri. Dia akan
menceritakan kepada kita tentang ketakutan-ketakutan dan keragu-raguannya. Dan
kemudian, dengan wajah yang berseri-seri, penuh sukacita, Santo Thomas, rasul
yang mengadakan perjalanan ke India, akan menceritakan tentang sukacitanya saat
melihat dan mengetahui sendiri kebangkitan Yesus.
Dia akan berkata:
"Tuhanku dan Allahku! Tuhanku dan Allahku!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar