Matius 7:1-5, Do Not Judge
karyadim642.blogspot.com |
1
"Judge not, that you be not judged.
2
For with what judgment you judge, you will be judged; and with the
measure you use, it will be measured back to you.
3
And why do you look at the speck in your brother's eye, but do not
consider the plank in your own eye?
4
Or how can you say to your brother, 'Let me remove the speck from
your eye'; and look, a plank is in your own eye?
5
Hypocrite! First remove the plank from your own eye, and then you
will see clearly to remove the speck from your brother's eye.
1
Μὴ κρίνετε, ἵνα μὴ
κριθῆτε·
2
εν
ω γαρ κριματι
κρινετε κριθησεσθε και εν ω
μετρω μετρειτε μετρηθησεται
υμιν.
3
τί
δὲ
βλέπεις τὸ
κάρφος τὸ
ἐν
τῷ
ὀφθαλμῷ τοῦ
ἀδελφοῦ σου, τὴν δὲ
ἐν
τῷ
σῷ
ὀφθαλμῷ δοκὸν
οὐ
κατανοεῖς;
4
ἢ πῶς
ἐρεῖς τῷ
ἀδελφῷ σου· ἄφες ἔκβαλω τὸ κάρφος ἐκ τοῦ
ὀφθαλμοῦ σου, καὶ ἰδοὺ ἡ
δοκὸς ἐν τῷ
ὀφθαλμῷ σοῦ;
5
ὑποκριτά ἔκβαλε πρῶτον ἐκ
τοῦ ὀφθαλμοῦ σοῦ
τὴν
δοκόν, καὶ
τότε διαβλέψεις ἐκβαλεῖν τὸ
κάρφος ἐκ
τοῦ ὀφθαλμοῦ τοῦ
ἀδελφοῦ σου.
Menurut Para Rabbi Yahudi ada 6 perbuatan besar yang
memberikan nama baik didunia dan keuntungan di masa yang akan datang :
1, BELAJAR.
2. MENGUNJUNGI ORANG SAKIT.
3. KERAMAH TAMAHAN.
4. PENYERAHAN DALAM DOA.
5. MENDIDIK ANAK-ANAK TENTANG HUKUM TAURAT.
6. MEMIKIRKAN HAL-HAL YANG BAIK UNTUK ORANG
LAIN.
Perintah Tuhan Yesus untuk tidak menghakimi dan menilai orang
secara gegabah inilah yang sering dilanggar.
1.
Kita tidak mengetahui seluruh
kenyaataan dan pribadi orang lain seutuhnya.
2.
Hampir tidak ada kemungkinan bagi
siapapun untuk mengadakan penilaian atau
penghakiman secara jujur dan objektif.
3.
Tidak ada orang yang pantas untuk
menghakimi dan menilai orang lain.
Alasan yang sering dikemukakan untuk melarang menghakimi :
a Itu
tidak kasih. Ini salah, karena kita
menilai seseorang bisa dengan tujuan meluruskan orang itu dari kesalahan /
kesesatannya, dan juga untuk menolong supaya orang lain tidak ikut dengan
kesesatan tersebut.
b. Kita
tidak boleh bertengkar, kita harus cinta
damai. Ini salah, karena:
Kalau kita membiarkan kesesatan
dengan alasan cinta damai, kita tidak mencintai orang-orang yang bisa menjadi
korban kesesatan itu.
Menyatakan kesalahan / kesesatan
seseorang tidak berarti harus bertengkar. Tetapi kalau toh terpaksa bertengkar,
karena orang yang ditegur tidak mau bertobat, perlu kita ketahui bahwa
kebenaran lebih berharga dari pada perdamaian, dan perdamaian harus rela
dikorbankan demi kebenaran.
Dalam Yakobus 3:17 dikatakan:
“Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai,
peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak
dan tidak munafik”. Perhatikan bahwa ‘murni’ mendahului ‘pendamai’, dan karena
itu kebenaran harus lebih diutamakan dari perdamaian.
c. Kita tidak maha tahu. Sekalipun kita memang tidak maha tahu, tetapi Allah telah
memberi kita Kitab Suci / Firman Tuhan, yang salah satu fungsinya adalah
‘menyatakan kesalahan’.
2 Timotius 3:16-17 - “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik”.
Jadi, dengan belajar Kitab Suci
kita bisa tahu mana yang benar dan mana yang salah / sesat. Mengatakan ‘kita
tidak tahu’ seringkali bukan merupakan perwujudan dari kerendahan hati, tetapi
justru merupakan perwujudan dari suatu sikap tegar tengkuk, yang sekalipun
sudah diberi tahu tetapi tetap tidak mau tahu!
Cara
memberikan kritikan / teguran yang benar.
a. Kita harus mempunyai motivasi yang benar, yaitu kasih.
Kalau kita mau mengkritik /
menegur tetapi dalam hati kita tidak ada kasih maka sebaiknya kita membatalkan
rencana untuk menegur itu. Kalau kita menegur dengan motivasi kasih maka kita
akan menegur untuk kebaikan orang yang kita tegur. Teguran yang diberikan hanya
untuk melampiaskan kejengkelan jelas tidak diberikan dengan kasih.
b) Kritikan baru
boleh diberikan setelah kita mengetahui duduk perkaranya dengan benar / jelas.
Lihat Yohanes 7:24 - “Janganlah
menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.’”. Jadi,
jangan mengkritik hanya karena saudara mendengar kabar angin, atau pada waktu
saudara hanya tahu sebagian dari fakta-fakta yang ada.
c) Kritikan baru boleh diberikan setelah saudara
mengintrospeksi diri saudara sendiri (ay 3-5).
v Adanya
dosa dalam diri kita bisa menyebabkan kita ‘melihat’ dosa-dosa yang sebetulnya
tidak pernah ada pada diri orang yang kita tegur.
Misalnya:
kalau saudara benci / sentimen pada seseorang, maka segala yang orang itu
lakukan akan saudara rasakan sebagai sesuatu yang salah. Saudara harus
membereskan dosa saudara ini dulu, dan kalau saudara sudah bisa mengasihi orang
itu, maka saudara mungkin akan melihat bahwa banyak (bahkan mungkin semua)
kesalahan orang itu sebetulnya tidak pernah ada.
v Pada
waktu saudara introspeksi mungkin saudara lalu melihat bahwa saudara pernah melakukan
dosa-dosa tertentu di masa lalu terhadap mana saudara sudah bertobat.
Ini tidak
perlu dan tidak boleh menyebabkan saudara takut untuk menegur. Ay 5 menunjukkan
bahwa kalau balok di mata kita itu sudah dikeluarkan, maka kita boleh
mengeluarkan selumbar dari mata saudara kita.
d. Pada waktu
mengkritik, saudara harus menunjukkan kesalahan orang itu dengan jelas /
specific, bukan secara samar-samar / kabur / tidak jelas.
Kalau saudara menyatakannya
secara samar-samar, maka orang itu tidak tahu tindakan apa yang menyebabkan ia
menjadi batu sandungan sehingga ia tidak bisa mengubah tindakannya. Jadi,
sebutkan tindakan apa yang menyebabkan ia menjadi batu sandungan.
Misalnya:
v jangan
menegur seseorang dengan kata-kata ‘kamu itu menjengkelkan’. Ini tidak jelas,
dan tidak memungkinkan orang itu untuk bertobat / memperbaiki dirinya. Saudara
harus menegur dengan jelas, misalnya: ‘kamu itu menjengkelkan, karena kalau
berhutang tidak pernah membayar’, atau ‘kamu itu menjengkelkan, karena selalu
tidak menepati janji’.
v jangan
menegur seorang pengkhotbah dengan mengatakan ‘khotbahmu jelek’. Saudara harus
memberi tahu ‘jelek dalam hal apa’? Tidak ada arahnya? Tidak sistimatis? Tidak
ada penerapan? Tidak ada pendalaman?
v jangan
menegur seorang pengurus dengan mengatakan ‘kamu tidak becus jadi pengurus’.
Saudara harus menjelaskan ‘dalam hal apa dia tidak becus’. Tidak becus karena
acara yang dibuat tidak menarik? Tidak becus dalam mengakrabkan anggota-anggota
pengurus yang lain? Tidak becus dalam menggerakkan anggota-anggota pengurus
yang lain untuk bekerja?
e. Kritikan harus diberikan dengan cara yang
tepat dan pada saat yang tepat.
1. Cara yang tepat tergantung situasi dan
kondisi; bisa berupa teguran yang keras atau yang lemah lembut, bisa langsung
atau melalui orang lain atau bahkan melalui surat (tetapi jangan melalui surat
kaleng, karena ini bertentangan dengan Matius 18:15).
2. Saat yang tidak tepat juga sangat penting
(Amsal 15:23 25:11).
Kalau kita menegur orang pada
saat orang itu sedang marah atau sedang sangat sedih, itu tentu salah.
Do Not Judge
1 mē
krinete, ina mē
krithēte·
2 en
ō gar krimati
krinete krithēsesthe kai
en ō metrō
metreite metrēthēsetai umin.
3 ti
de blepeis to
karphos to en
tō ophthalmō tou
adelphou sou, tēn
de en tō
sō ophthalmō dokon
ou katanoeis;
4 ē
pōs ereis tō
adelphō sou· aphes
ekbalō to karphos
ek tou ophthalmou
sou, kai idou
ē dokos en
tō ophthalmō sou;
5 upokrita
ekbale prōton ek
tou ophthalmou sou
tēn dokon, kai
tote diablepseis ekbalein
to karphos ek
tou ophthalmou tou
adelphou sou.
1
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
3
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu tidak engkau ketahui?
4
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku
mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
5 Hai
orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat
dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar