Pengakuan Iman GBI mencatat Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya. Tanda awal baptism Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus.
1. GBI Percaya ada perbedaan antara
kelahiran baru dan baptisan Roh Kudus. Kisah 1:8.
Roh Kudus
yang mendiami orang percaya selamanya pada saat kelahiran baru. Yohanes
14:16-17. Tidak seorangpun mengaku “Yesus Tuhan” selain oleh Roh Kudus. 1
Korintus 12:3. Setelah kelahiran baru kita harus mengalami baptisan roh Kudus
agar menerima kuasa untuk melayani dan menjadi saksi. Kisah 1:8.
Perbedaan
kedua peristiwa itu Nampak misalnya dalam diri : para murid Kristus. Matius 16:16;
Lukas 24:49; Kisah 2:1-4, orang Samaria yang bertobat. Kisah 8:14-17, Para
murid di Efesus. Kisah 19:1-7.
Dengan demikian
GBI menolak pandangan yang menyamakan antara kelahiran baru dan baptisan Roh
Kudus.
2. GBI percaya bahwa tanda awal
menyertai orang yang dibaptis dengan Roh Kudus ialah berkata-kata dengan bahasa
roh, ini Nampak pada hari Pentakosta (Kisah 2:4) di rumah Kornelius.
Kisah 10:44-48, murid di Efesus. Kisah 19:5-6. GBI percaya juga bahwa bahasa
roh yang asli masih ada pada masa kini.
Bahasa roh
memang akan berhenti jika yang sempurna tiba. 1 Korintus 13:8-12, yakni saat
kedatanganKristus kembali, pada saat kita akan melihat dia dalam keadaan yang
sebenarnya. 1 Yohanes 3:2.
GBI menolak pandangan bahwa
bahasa roh telah berhenti setelah zaman para rasul, atau pun sejak Alkitab
telah dikanonkan enjaadi satu, yang dianggap sebagai kesempurnaan yang telah
tiba oleh kelompok tertentu.
3. GBI percaya bahwa bahasa roh adalah
tanda awal baptisan Roh Kudus. Ini tidak berarti bahwa bahasa roh adalah
satu-satunya tanda baptisan roh Kudus, sehingga orang yang tidak berbahasa roh
dianggap belum dibaptisan dengan Roh Kudus.
GBI juga tidak mengatakan
bahwa bahasa roh adalah salah satu tanda baptisan Roh Kudus, sehingga berbahasa
roh ataupun tidak, tak terlalu masalah karena
itu hanyalah salah satu tanda saja.
GBI mengakui
bahasa roh sebagai tanda awal artinya walaupun
bukan satu-satunya tanda namun ini penting sehingga orang percaya didorong
untuk memintanya kepada Tuhan. Karena semua pemberian yang baik berasal dari
Allah. Yakobus 1;17, dan tentu Tuhan memberikan bahasa roh itu dengan tujuan
yang baik untuk membangun kerohanian kita. 1 Korintus 14:2, 4.
4. GBI percaya dalam ibadah bersama
boleh digunakan bahasa roh beramai-ramai, bila itu adalah bahasa roh sebagai
tanda awal baptisan roh Kudus seperti yang dialami 120 orang percaya dalam Kisag
2:1-4 atau 12 orang dalam Kisah 19:6-7.
Ini adalah bahasa roh untuk tujuan penyembahan. Itu
berbeda dengan karunia bahasa roh yang harus ditafsirkan untuk membangun
jemaat, yakni bahasa roh untuk tujuan nubuatan, yang dibahas
Paulus dalam 1 Korintus 14:27-28, dimana hanya 2-3 orang saja yang boleh
berbahasa roh, seorang demi seorang, dan harus ada yang menafsirkannya.
5. Sehubungan dengan adanya hamba
Tuhan tertentu (di dalam dan diluar GBI) yang mengaku menerima pesan-pesan
khusus tuhan, maka GBI percaya bahwa Allah yang Mahakuasa masih bisa berbicara
pada masa kini, dan menolak klaim bahwa ada wahyu (inspiration) baru yang
ditambahkan kepada Alkitab. Yang ada hanyalah suatu peningkatan pemahaman akan
Firman itu (illumination), sehingga rhema
(firman yang hidup, yang berbicara kuat dalam hati orang percaya yang membaca Alkitab)
tidak bertentangan dengan logos (firman yang tertulis).
Penafsiran
Alkitab bisa meleset karrena :
a. Merancukan rohnya
sendiri dengan Roh Kudus. Karena itu kita harus menguji roh. 1 Yohanes 4:1.
Jangan menafsirkan
Alkitab sesuai keinginan sendiri. 2 Petrus 2:21, tetapi harus mempertanggung
jawabkannya pada komunitas iman, yaitu para hamba-hamba Tuhan lain yang juga
diurapi Roh Kudus.
b.
Melihat keseluruhan
dari sebagian. Alkitab itu membahas beragam ajaran yang luas dan komprehemsif,
karenanya jangan meneropongnya dari satu sudut saja. Hal itu akan menyebabkan
sikap berat sebelah dan ekstrim, yang sebagian itu harus dilihat dalam terang
keseluruhan Alkitab.
c. Membuat pengalaman
pribadi menjadi titik tolak penafsiran Alkitab. Penafsiran Alkitab dan
khotbah/pengajaran harus berasal dari study/penggalian Alkitab, bukan
pengalaman pribadi.
Dengan
dasar itu GBI menolak ajaran yang diklaim sebagai berasal dari “ilham roh” tapi
tidak sesuai dengan prinsip kebenaran Alkitab, antara lain:
a. Perkawinan dalam roh
dimana seseorang dinikahkan secara rohani dengan orang lain yang dianggap lebih
rohani dari suami atau isterinya sendiri supaya maksud Allah tergenapi melalui
mereka.
b. Penggunaan benda-benda
rohani dengan kekuatan mistik/klenik yang diyakini membawa berkat Tuhan bila
digunakan seperti : menabur garam, tepung, memasang patok-patok, dan lain-lain.
Kita percaya bahwa Yesus saja cukup, karena Dia penggenapan yang sempurna untuk
semua gambaran yang ada didalam Perjanjian Lama.
c. Pengagum nama Yahwe
yang melarang penyebutan kata Allah karena dianggap identik dengan dewa Arab
atau Tuhannya Islam. Kata itu sudah digunakan orang Arab Kristen sebelum Islam
muncul. Kisah 2:11, dan kata “Allah” berasal dari kata Elohim dalam Alkitab PL
bahasa Ibrani. Kejadian 1:1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar