Jumat, 31 Juli 2015
TABURAN BENIH YANG MENGHASILKAN, Matius 13:1-9; Matius 13:18-23
Matius 13:1-9; 18-23
1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi
danau.
2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni
Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak
semuanya berdiri di pantai.
3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka.
Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir
jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
5 Sebagian jatuh di tanah
yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh,
karena tanahnya tipis.
6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering
karena tidak berakar.
7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah
semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang
seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali
lipat.
9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"
Sangat sedikit orang yang dapat menangkap dan mengerti gagasan-gagasan
abstrak; kebanyakan orang berpikir dalam gambar-gambar. Hal yang penting dari
suatu perumpamaan adalah bahwa perumpamaan itu membuat kebenaran menjadi suatu
gambaran yang dapat dilihat dan dipahami semua orang.
Dengan cara inilah Tuhan Yesus menyatakan firman Allah tentang
kerajaan Allah, hari ini kita belajar dalam Matius 13;1-9 dan 18-23, Perumpaan
tentang Penabur kalau kita perhatikan di Palestina ada dua cara menabur benih :
1.
Ditabur dengan cara mengayun tangan keatas dan
kebawah sambil menyusuri ladang.
2.
Penabur menaruh sekarung benih dibelakang seekor
keledai, melubangi karung dibawahnya sehingga ketika Keledai itu berjalan
benihnya keluar dan tersebar.
Kita pelajari sedikit tentang Ladang dan Tanah di Palestina.:
a.
Ladang di Palestina mirip dengan pematang-pematang
sawah atau kebun-kebun di Indonesia, yaitu ada sebidang tanah atau tanah yang berpetak-petak,
perbatasan bidang tanah atau batas petak-petak itulah yang disebut pembatas dan
sering dijadikan jalan oleh petani-petani.
Inilah
yang disebut pinggir jalan, tanah yang keras itu, karena sering di injak
oleh manusia sehingga tanah itu menjadi keras. Dan ketika benih itu terjatuh
dipinggirnya maka burung akan mudah memakannya.
b.
Dipalestina yang disebut tanah yang berbatu adalah
tanah yang dimana dibawahnya banyak batuan dan lapisan tanahnya tipis.
Ditanah
yang seperti ini benih cepat tumbuh karena panas matahari cepat menghangatkan
tanahnya. Ketika akarnya ingin mengisap makanan dan air, yang ada hanyalah batu
dibawahnya, sehingga benih yang mulai bertunas akan segera mati dan tidak mampu
menahan panas matahari.
c.
Tanah
yang bersemak duri, adalah dimana tanahnya sebenarnya cukup baik
tetapi karena ada belukar mengelilinginya maka pertumbuhan benih terhambat. Kecepatan
pertumbuhan belukar, rumput liar dan ilalang lebih cepat dari benih yang
ditanam, sehingga menghambat pertumbuhan benih yang ada.
d.
Tanah yang
baik
ialah tanah yang dalam, bersih dan gembur sehingga akar benih itu dapat
menerobosnya untuk menghisap makanan, dan tumbuh dengan bebas.
Ditanah
yang subur ini benih dapat menghasilkan tuaian yang melimpah.
Perumpamaan ini ditujukan kepada dua macam orang.
A.
Perumpamaan ini ditujukan kepada
pendengar yang hadir.
Jadi ada beberapa pendengar
Firman :
v Pendengar
yang pikirannya
tertutup. Banyak penyebabnya :
-
Prasanka dapat membuat orang buta terhadap segala
hal yang tidak ingin ia lihat.
-
Roh keras kepala ( ada dua : Kesombongan yang
tidak tahu bahwa ia perlu tahu; Ketakutan akan kebenaran baru).
-
Juga karakter yang amoral dan cara hidup seseorang
dapat juga menutup pikirannya.
v Pendengar
yang pikirannya seperti tanah dangkal. (ia adalah
orang yang gagal memikirkan sesuatu dan gagal untuk terus memikirkannya).
-
Sebagian orang gemar sekali akan hal baru. Cepat
menerima, cepat pula membuangnya.
-
Semangat yang tiba-tiba selalu dapat pula menjadi
api yang padam dengan cepat.
Ini menjadi peringatan Tidak ada
orang yang dapat mendasarkan hidupnya pada EMOSI.
v Pendengar
yang mempunyai begitu
banyak minat dalam hidupnya sehingga
seringkali hal-hal yang terpenting menjadi terdesak.
Tidak cukup waktu berdoa, tidak cukup waktu
baca firman, karena hidup ini semakin padat dan cepat. Banyak terlibat dalam
berbagai kepanitiaan, pekerjaan, dan pelayanan kasih sehingga tidak lagi
menyisakan waktu untuk Tuhan.
Yang berbahaya adalah hal yang baik
seharusnya no dua, menjadi musuh terburuk bagi yang terbaik. Sehingga yang terbaik terabaikan.
Kita harus berhati-hati jangan sampai Kristus
terdesak hanya karena hal-hal yang sifatnya remeh dalam hidup.
v Pendengar
yang baik, seperti Tanah yang subur.
-
Pikirannya terbuka, senantiasa ingin belajar,
-
Menyiapkan diri untuk mendengar. Tidak sombong
atau terlalu sibuk untuk mendengar.
-
Mau mengerti, ia memikirkan apa yang didengarnya dengan
sungguh-sungguh dan mengetahui apa firman yang didengarnya. Dan siap
menerimanya.
-
Mempraktekan apa yang didengarnya kedalam tindakan.
Ia menghasilkan
buah yang baik dari benih yang baik.
PENDENGAR SEJATI ADALAH ORANG YANG MENDENGARKAN, MENGERTI, DAN
TAAT.
B.
Perumpamaan ini ditujukan juga kepada
yang memberitakan firman.
Perumpamaan ini bukan hanya untuk pendengar
saja tapi untuk sekelompok murid Yesus.
Murid melihat Yesus yang luar biasa dan bijaknya
ternyata dalam pandangan muridnya ia dilihat malah gagal :
-
punya musuh (ahli Taurat dan Farisi) dan
-
orang banyak yang datang hanya untuk kepentingan
pribadi, setelah mendapatkan yang dibutuhkan mereka berlalu begitu saja.
Ini menyebabkan murid-murid patah
semangat, tetapi perumpamaan ini menjawab sikap murid yang patah semangat :
HIKMAHNYA YAITU “PANEN
ITU PASTI”
Tidak ada petani yang menanam
tidak mengharapkan hasil atau petani yang berharap semua benihnya menghasilkan,
pasti ada juga tidak menghasilkan buah. Tetapi itu tidak menghilangkan harapannya
dan kepastian akan PANEN.
Maka perumpaan ini adalah pendorong semangat bagi mereka yang
menabur benih firman. :
o
Ketika menabur benih firman, kita tidak tahu dampak
apa yang terjadi terhadap benih firman itu.
Adalah
tugas kita untuk menabur benih firman dan selanjutnya menyerahkannya kepada
Tuhan untuk menghidupinya.
o
Ketika menabur benih firman, kita tidak boleh
mengharapakan hasil yang SEGERA.
Dalam
alam tidak pernah ada pertumbuhan yang tergesa-gesa, dibutuhkan waktu yang
amaat lama. Sebuah biji mangga untuk menjadi pohon mangga membutuhkan waktu
yang amat lama.
Benih
firman yang ditabur bisa sangat lama bersemi dihati yang mendengar dan
menerimanya.
Zaman ini
adalah zaman yang membutuhkan hasil yang instan (yang segera), tetapi tidak pernah
ada pertumbuhan yang instan.
DALAM MENABUR BENIH, KITA HARUS MEMILIK KESABARAN DAN PENGHARAPAN
DAN MENUNGGU DALAM WAKTU PANEN YANG CUKUP LAMA BAHKAN BISA SANGAT LAMA.
Bekasi, 31 Juli 2015.
Karyadim642.blogspot.com
Matius 3:18-23 (jawaban ayat 1-9)
18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan
penabur itu.
19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan
Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang
ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang
yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila
datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera
murtad.
22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang
mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan
menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar
firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Kamis, 30 Juli 2015
Rabu, 29 Juli 2015
Langganan:
Postingan (Atom)