Ada sebuah kisah tentang seorang penduduk desa yang
sedang berada di kantor kawannya di kota. Suara bising lalu lintas masuk
melalui jendela.
Tiba-tiba ia berkata, “coba dengar!” “apa?” Tanya
temannya yang tinggal dikota. “Belalang,” kata si orang desa.
Bertahun-tahun mendengarkan berbagai suara
didesa telah membuat telinganya tajam terhadap suasana desa, yang sukar di
dengar oleh orang kota.
Di pihak lain, ketika sekeping uang logam jatuh
ke lantai, suaranya segera terdengar oleh seorang pedagang, sedangkan orang
desa itu nyaris tidak mendengarnya sama sekali.
Hanya seorang ahli, yaitu orang yang telah
membuat dirinya sendiri mampu mendengarkan, dapat menangkap suara tiap burung dalam
sekelompok paduan suara burung.
Hanya seorang ahli, yaitu orang yang telah membuat dirinya sendiri
mampu mendengarkan, dapat membedakan berbagai alat music yang sedang dimainkan
dalam pertunjukan orchestra dan
menangkap satu-satunya nada yang salah dari salah satu biola.
Inilah hukum kehidupan bahwa kita mendengar apa
yang untuknya kita telah melatih diri sendiri; hari demi hari kita harus
mendengarkan Tuhan, sehingga hari demi hari suara Roh Kudus dapat menjadi
semakin jelas, bukan sebaliknya makin lemah sehingga kita tidak mampu
mendengarnya.
Kita harus mengasah kemampuan mendengarkan suara Tuhan
sehingga suara ini menjadi satu-satunya suara yang paling kita dengar di antara
semua suara lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar