I.
Perjanjian Lama
A. Semua manusia menuju
ke She'ol (etimologi tidak pasti), merupakan cara yang mengacu pada kematian
atau kuburan, kebanyakan dalam literature hikmat dan Yesaya. Dalam Perjanjian
Lama itu adalah negeri yang kelam pekat, kacau balau, tidak ada sukacita
(lih.Ayub 10:21-22; 38:17; Mazmur 107:10,14)..
B. She’ol ditandai dengan
1. Terkait dengan penghakiman Allah (api), Ulangan 32:22
2. Terkait dengan hukuman bahkan sebelum hari kiamat, Mazmur 18:4-5
3. Terkait dengan Abaddon (kebinasaan), tetapi juga terbuka
dihadapan Allah, Ayub 26:6; Mazmur 139:8; Amos 9:2
4. Terkait dengan "Pit" (kuburan), Mazmur 16: 10; Yesaya
14:15; Yehekiel 31:15-17
5. Orang jahat turun dalam keadaan hidup ke She'ol, Bilangan
16:30,33; Mazmur 55:15
6. Sering dipersonifikasikan sebagai binatang dengan mulut besar, Bilangan
16:30; Yesaya 5:14; 14:9; Habakuk 2:5
7. Orang-orang di sana disebut Shades, Yesaya 14:9-11)
II.
Perjanjian Baru
A. Kata
Ibrani She'ol diterjemahkan oleh orang Yunani sebagai Hades (dunia gaib)
B. Hades
ditandai dengan
1. Mengacu pada kematian, Matius 16:18
2. Terkait dengan kematian, Wahyu 1:18; 6:8; 20:13-14
3. Sering analogi dengan tempat hukuman tetap (Gehenna), Matius.
11:23 (kutipan PL); Lukas 10:15; 16:23-24
4. Sering analogi dengan kuburan, Lukas 16:23
C.
Mungkin dibagi (rabi)
1. bagian orang benar disebut surga (sebenarnya nama lain dari
surga, lih. 2 Korintus 12:4; Wahyu 2:7), Lukas 23:43
2. bagian orang jahat disebut Tartarus, 2 Petrus 2:4, di mana
itu adalah tempat kepunyaan malaikat jahat (lih.Kejadian 6; I Henokh)
D. Gehenna
1. Mencerminkan frase PL, "lembah bani Hinom,"
(selatan Yerusalem). Ini adalah tempat di mana dewa api Fenisia, Molech disembah
oleh pengorbanan anak (lih. 2 Raja 16:3, 21:6; 2 Tawarikh 28:3, 33:6), yang
dilarang dalam Imamat 18:21; 20:2-5
2. Yeremia merubahnya dari tempat penyembahan berhala menjadi
sebuah sisi penghakiman YHWH (lih.Yeremia 7:32; 19:6-7). Ini menjadi tempat
nyala api, penghakiman kekal dalam I Henokh 90:26-27 dan Sib. 1:103.
3. Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus begitu terkejut dengan
ikut sertanya nenek moyang mereka dalam ibadah penyembahan berhala dengan
mengorbanan anak, kemudian mereka merubah daerah ini menjadi tempat pembuangan
sampah di Yerusalem. Banyak dari metafora Yesus bagi penghakiman kekal datang
dari timbunan ini (api, asap, cacing, bau, lih. Markus 9:44,46). Istilah
Gehenna hanya digunakan oleh Yesus (kecuali dalam Yakobus 3:6).
4. Penggunaan Yesus untuk Gehenna
a. Api, Matius 5:22; 18:9; Markus 9:43
b. Kekal, Markus 9:48 (Matius 25:46)
c. Tempat kebinasaan (baik jiwa dan tubuh), Matius 10:28
d. Pararel dengan She’ol, Matius 5:29-30; 18:9
e. Menyebut orang fasik sebagai "anak neraka," Matius
23:15
f. Hasil kalimat peradilan, Matius 23:33; Lukas 12:5
g. Konsep Gehenna pararel dengan kematian kedua kalinya (lih.
Rev 2:11; 20:6,14) atau dalam lautan api (lih. Matius. 13:42,50; Wahyu 19:20;
20:10 ,14-15; 21:8). Mungkin lautan api menjadi tempat tinggal permanen bagi
manusia (dari She'ol) dan malaikat jahat (dari Tartarus, 2 Pet 2:4; Yudas 6
atau jurang, lih. Lukas 8:31; Wahyu 9 :1-10; 20:1,3).
h. Tidak dirancang untuk manusia, tetapi untuk setan dan
malaikatnya, Matius 25:41
E. Hal
ini dimungkinkan, karena tumpang tindih pengertian She’ol, Hades, dan Gehenna
itu
1. Awalnya semua
manusia menuju ke She'ol / Hades
2. Pengalaman mereka di sana (baik atau buruk) diperburuk
setelah hari kiamat, tetapi tempat orang fasik tetap sama (inilah alasan
mengapa KJV menerjemahkan hades (kuburan) sebagai Gehenna (neraka)
3. Hanya naskah PB menyebutkan siksaan sebelum Penghakiman
adalah perumpamaan Lukas 16:19-31 (Lazarus dan Orang Kaya). She'ol juga
digambarkan sebagai tempat hukuman sekarang (lih. Ulangan 32:22; Mazmur
18:1-5). Namun, tidak dapat membangun doktrin di sebuah perumpamaan.
III.
Pernyataan Intermediate antara kematian dan kebangkitan
A. Perjanjian Baru tidak mengajarkan "keabadian jiwa," yang merupakan salah satu
pandangan kuno tentang kehidupan setelah kematian.
1. Jiwa manusia sudah ada
sebelum kehidupan secara fisik
2. Jiwa manusia
kekal sebelum dan sesudah kematian fisik
3. Tubuh fisik
sering dilihat sebagai sebuah penjara dan kematian mengembalikannya kembali kekeadaan
sebelum-ada
B. Petunjuk Perjanjian Baru pada keadaan tanpa tubuh antara kematian dan
kebangkitan
1. Yesus berbicara tentang pembagian antara tubuh dan jiwa, Matius
10:28
2. Abraham mungkin memiliki tubuh sekarang, Markus 12:26-27;
Lukas 16:23
3. Musa dan Elia memiliki tubuh fisik di transfigurasi, Matius
17
4. Paulus menegaskan bahwa pada Kedatangan jiwa yang Kedua
bersama dengan Kristus akan mendapatkan tubuh pertama mereka yang baru, 2
Tesalonika. 4:13-18
5. Paulus menegaskan bahwa orang percaya akan mendapat tubuh
rohani mereka yang baru pada Hari Kebangkitan, 1 Korintus 15:23,52
6. Paulus menegaskan bahwa orang percaya tidak pergi ke Hades,
tetapi pada kematian bersama dengan Yesus, 2 Korintus 5:6,8; Filipi 1:23. Yesus
mengalahkan maut dan membawa orang-orang benar ke surga bersama-Nya, 1 Petrus
3:18-22
IV. Surga
A. Istilah ini digunakan dalam tiga arti di Alkitab
1. Atmosfir di atas bumi, Kejadian 1:1,8; Yesaya 42:5; 45:18
2. Langit yang
berbintang, Kejadian 1:14; Ulangan 10:14; Mazmur 148:4; Ibrani 4:14; 7:26
3. Tempat takhta
Allah, Ulangan 10:14; 1 Raja 8:27; Mazmur 148:4; Efesus 4:10; Ibrani 9:24
(surga ketiga, 2 Korintus 12:2)
B.
Alkitab tidak mengungkapkan banyak tentang akhirat. Mungkin karena manusia yang
jatuh tidak mengerti cara atau kapasitas untuk memahami (lih. 2 Korintus 2:9).
C. Surga
adalah tempat (lih.Yohanes 14:2-3) dan pribadi (lih. 2 Korintus 5:6,8).
Surga mungkin adalah Taman Eden yang dipulihkan (Kejadian
1-2; Wahyu 21-22). Bumi akan dibersihkan dan dipulihkan (lih. Kisah 3:21; Roma
8:21; 2 Petrus 3:10). Gambar Allah (Kejadian 1:26-27) dipulihkan dalam Kristus.
Sekarang persekutuan intim Taman Eden sudah memungkinkan lagi. Namun, ini
mungkin metafora (surga sebagai kota berbentuk kotak yang besar dari Wahyu
rohani sebagai benih untuk tanaman dewasa. Sekali lagi 1 Korintus 2:9 (kutipan
dari Yesaya 64:4 dan 65:17) adalah sebuah janji yang besar dan pengharapan! Aku
tahu bahwa ketika kita melihat-Nya kita akan menjadi seperti Dia (lih.1 Yohanes
3:2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar