I. Pengantar
A. Ini
adalah penrnyataan universal dari manusia yang jatuh di dalam masyarakat. Ego
manusia ini, mendukung dirinya sendiri di belakang orang lain.
Rasialisme adalah, dalam banyak hal,
suatu gejala moderen, sementara nasionalisme (atau kesukuan) lebih merupakan
pernyataan kuno.
B.
Nasionalisme dimulai di Babel (Kejadian 11) dan aslinya berkaitan dengan ke
tiga anak dari Nuh yang merupakan cikal-bakal apa yang disebut ras manusia.
(Kejadian 10). Namun demikian, nyata dari Kitab Suci bahwa kemanusiaan berasal
dari satu sumber. (lih. Kejadian 1-3; Kisah Rasul 17:24-26).
C.
Rasialisme hanyalah merupakan satu dari banyak prasangka. Beberapa yang lainnya
adalah
(1) kesombongan karena pendidikan;
(2) keangkuhan sosial-ekonomis;
(3) legalisme agamawi yang membenarkan
diri; dan
(4) afiliasi politik yang dogmatis
II. Bahan Alkitabiah
A. Perjanjian Lama
1. Kejadian 1:27- Umat manusia, laki-laki dan perempuan,
diciptakan dalam gambar dan keserupaan dengan Allah, yang membuat mereka unik.
Hal ini juga menunjukkan harga diri dan martabatnya (lih. Yohanes 3:16).
2. Kejadian 1:11-25 – Catat frasa, “. . .dan yang sejenisnya. .
.” sepuluh kali. Ini telah digunakan untuk mendukung pemisahan rasial. Namun
demikian, nyata dari konteks bahwa ini menunjuk pada binatang dan tumbuhan, dan
bukan pada manusia.
3. Kejadian 9:18-27 – Ini telah digunakan untuk mendukung
dominasi rasial. Haruslah diingat bahwa Allah tidak mengutuk Kanaan. Nuh,
bapanyalah, yang mengutukinya setelah tersadar dari kemabukannya.
Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Allah meneguhkan
sumpah/kutukan ini. Bahkan bila Ia melakukannya, ini tidak akan mempengaruhi
ras kulit hitam. Kanaan adalah bapa dari mereka yang mendiami Palestina dan
Lukisan tembok Mesir menunjukkan bahwa mereka tidak berkulit hitam.
4. Yosua 9:23 – Ini telah digunakan untuk membuktikan satu ras
akan melayani yang lainnya. Namun demikian, dalam konteks, bangsa Gibeon
berasal dari ras yang sama dengan orang Yahudi.
5. Ezra 9-10 dan Nehemiah 13 – Ayat-ayat ini sering sekali
digunakan dalam suatu pengertian rasial, namun konteksnya menunjukkan bahwa
perkawinan tersebut terkutuk, bukan karena rasnya (mereka sama-sama berasal
dari anak Nuh, Kejadian 10), namun karena alasan-alasan keagamaan.
B. Perjanjian Baru
1.
Kitab-kitab Injil
a. Yesus menggunakan kebencian antara orang Yahudi dengan
Samaria pada beberapa contoh, yang menunjukkan bahwa kebencian rasial bukanlah
hal yang pantas.
(1) Perumpamaan
tentang Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-37)
(2) Perempuan di
sumur (Yohanes 4:4)
(3) Orang Kusta
yang Tahu Berterima Kasih (Lukas 17:7-19)
b. Injil adalah bagi seluruh umat manusia.
(1) Yohanes 3:16
(2) Lukas 24:46-47
(3) Ibrani 2:9
(4) Wahyu 14:6
c. Kerajaan Allah akan mencakup seluruh umat
manusia
(1) Lukas 13:29
(2) Wahyu 5
2.
Kisah Para Rasul
a. Kisah
10 merupakan suatu bagian definitif mengenai kasih universal Allah dan berita
universal Injil.
b. Petrus
diserang karena tindakannya dalam Kisah Rasul 11 dan masalah ini tidak
terselesaikan sampai Konsili Yerusalem dalam Kisah Rasul 15 bertemu dan menemukan
suatu penyelesaian. Ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi di abad
pertama amat sangat hebat.
3.
Paulus
a. Tidak ada pagar pembatas dalam
Kristus
(1) Galatia 3:26-28
(2) Efesus 2:11-22
(3) Kolose 3:11
b. Allah bersikap tidak pandang muka
(1) Roma 2:11
(2) Efesus 6:9
4.
Petrus dan Yakobus
a. Allah tidak memandang muka, 1
Petrus 1:17
b. Karena
Allah tidak menunjukkan parsialitas, maka umatNya harus juga demikian, Yakobus
2:1
5.
Yohanes
6. Satu dari
pernyataan terkuat tentang tanggung jawab dari orang percaya ditemukan dalam 1
Johanes 4:20
III. Kesimpulan
A.
Rasialisme, atau untuk hal ini, prasangka apa saja, secara menyeluruh bukanlah
hal yang pantas bagi anak-anak Allah. Ini adalah kutipan dari Henlee Barnette,
yang berbicara pada sebuah forum di Glorieta, New Mexico untuk Christian Life
Commission dalam tahun 1964.
“Rasialisme ialah kesesatan
karena tidak alkitabiah dan bukan keKristenan, bahkan tidak pula ilmiah.”
“hamba yang paling hina” Ini
adalah sebuah bentuk puncak bahasa Ibrani yang berarti “hamba terrendah.”
Ini digenapi dalam penaklukan
Yosua atas Palestina!
9:26-27 Kata “hendaklah” dari dua
ayat ini berbentuk JUSSIVE, tiga bentuk khusus dan satu yang secara kontekstual
diisyaratkan.
9:26 “TUHAN” “YHWH” sepertinya
menjadi penggunaan khusus dari nama perjanjian ini (lihat catatan pada 2:4)
untuk mengakui Sem sebagai garis ke Mesiasan (lih. Lukas 3:36).
B.
Masalah ini memberikan pada orang Kristen kesempatan untuk menunjukkan kasih,
pengampunan, dan pengertian mereka yang seperti Kristus terhadap dunia yang
tersesat. Penolakan orang Kristen di bidang ini menunjukkan ketidak dewasaan
dan merupakan suatu kesempatan bagi sijahat untuk menghambat iman, jaminan, dan
pertumbuhan dari orang percaya. Ini akan juga bertindak sebagai suatu pembatas
bagi kedatangan orang yang terhilang kepada Kristus.
C. Apa
yang bisa saya perbuat? (bagian ini diambil dari traktat Christian Life
Commission yang berjudul “Hubungan Ras”
“PADA TINGKAT PRIBADI”
Ø Menerima
tanggung jawab anda sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan ras.
Ø Melalui
doa, Pelajaran Alkitab, dan persekutuan dengan mereka yang berasal dari ras
yang lain, berusaha keras untuk membuang kehidupan anda yang penuh dengan
prasangka rasial.
Ø Nyatakan
keyakinan anda mengenai ras, khususnya di tempat di mana mereka yang menghasut kebencian
rasial tidak tertandingi.
“DALAM KELUARGA”
Ø Sadari
kepentingan pengaruh keluarga dalam pembentukan sikap terhadap ras lain.
Ø Berusaha
membangun sikap Kristen dengan membicarakan mengenai masalah-masalah ras di
luar rumah yang didengar oleh orang tua maupun anak-anak.
Ø Orang tua
harus berhati-hati untuk memberikan contoh Kristen dalam hubungan dengan
orang-orang dari ras yang berbeda.
Ø Mencari
kesempatan untuk membangun persahabatan keluarga melampaui batasan ras.
“DI DALAM GEREJA ANDA”
Ø Dengan
berkhotbah dan mengajar kebenaran Alkitab yang berkaitan dengan ras, jemaat
dapat dimotivasi untuk menjadi contoh bagi masyarakat luas.
Ø Penyembahan,
persekutuan, dan pelayanan seluruh gereja harus terbuka bagi semua orang, sebagaimana
gereja-gereja PB tidak mengenal halangan rasial. (Efesus 2:11-22; Galatia
3:26-29).
“DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Ø Membantu
mengatasi semua diskriminasi rasial di dunia kerja.
Ø Bekerja
melalui semua jenis organisasi-organisasi kemasyarakatan untuk menjunjung
tinggi persamaan hak dan kesempatan, dengan mengingat bahwa yang harus diserang
adalah masalah ras dan bukan orangnya. Tujuannya ialah untuk mempromosikan pengertian,
bukan menciptakan kepahitan.
Ø Bila
nampaknya bijak, organisir suatu panitia khusus yang terdiri dari warga yang
peduli untuk tujuan membuka jalur-jalur komunikasi di masyarakat untuk
pendidikan masyarakat umum dan untuk tindakan khusus dalam meningkatkan
hubungan.
Ø Dukung
undang-undang dan wakil rakyat dalam meloloskan undang-undang yang meninggikan keadilan
rasial dan menentang undang-undang yang melakukan prasangka untuk keuntungan
politik.
Ø Percayakan
petugas-petugas penegak hukum untuk melaksanakan hokum tanpa diskriminasi.
Ø Hentikan
kekerasan, dan dorong ketaatan pada hukum, melakukan apapun yang mungkin
sebagai warga Kristen untuk meyakinkan bahwa struktur hukum tidak menjadi
alat-alat ditangan mereka yang mendukung diskriminasi.
Ø Menjadi
teladan dari roh dan pikiran Kristus dalam semua hubungan antar manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar