Ada banyak tekanan
kebudayaan modern untuk menerima homoseksualitas sebagai alternative gaya hidup
yang patut.
Alkitab mengutuk hal
ini sebagai suatu gaya hidup yang menghancurkan, diluar kehendak Allah bagi
ciptaanNya.
Ø Hal ini melanggar perintah dalam Kej 1 untuk beranak-cucu dan bertambah
banyak.
Ø Hal ini mewarnai budaya dan penyembahan kafir (lih. Imamat 18:22;
20:13; Roma 1:26-27; dan Yuda 7)
Ø Hal ini mengungkapkan suatu independensi dari Allah, yang berpusat
pada diri sendiri (1 Korintus 6:9- 10)
Bagaimanapun, sebelum meninggalkan
topik ini, saya ingin menyatakan kasih dan pengampunan Allah bagi semua
manusia-manusia pemberontak.
Orang-orang Kristen
tidak berhak untuk bertindak dengan kebencian dan kesombongan terhadap dosa
ini, khususnya ketika kita menyadari bahwa kita semua berdosa. Doa, kepedulian,
kesaksian, dan belas kasihan akan bekerja lebih baik di bidang ini, daripada
suatu kutukan yang berapi-api.
Firman Allah dan RohNya akan mengerjakan pengutukan tersebut
jika kita serahkan kepadaNya. Semua dosa seksual, tidak hanya ini, adalah suatu
kejijikan bagi Allah dan membawa pada penghukuman.
Seksualitas adalah pemberian
Allah bagi kesejahteraan, kesuka-citaan, dan kestabilan masyarakat manusia.
Namun hasrat pemberian Allah yang kuat ini sering diubah menjadi kehidupan yang
memberontak, berpusat pada diri sendiri, mencari kenikmatan semata, dan
bersifat “lebih lagi untukku berapapun biayanya”. (lih. Roma 8:1-8; Galatia
6:7-8)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar