Kalau kita bilang tinggal di penjara itu enak, kita ini gila, tetapi
kalau kita sudah di dalam penjara, dan tidak bisa merasakan bahwa tinggal di
penjara itu enak, kita bisa jadi gila! »Arswendo Atmowiloto«
Habakuk 3:17-18 "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon
anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang
tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan
tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam
TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."
Paradoks atas sebuah situasi dan perasaan sering bertolak
belakang, bila kita tidak bisa menyelaraskannya maka hidup kita akan menjadi
kacau balau.
Ada saat-saat tertentu hidup "bagai dalam penjara",
kita berada di dalam situasi amat menyesakkan, pahit dan getir, kita ingin
keluar dari situasi ini tetapi tidak bisa, dan mau tidak mau kita harus
menelannya.
Situasi itu bisa
berupa suasana kerja yang menekan berat; rekan sekerja yang menyebalkan,
tuntunan kerja yang tidak masuk akal, inginnya pindah kerja, sudah berusaha
mencari pekerjaan baru, tetapi tidak kunjung dapat, atau penyakit
berkepanjangan, sudah diobati kesana kemari, tetap tidak sembuh.
Dalam situsi demikian, tidak ada jalan lain, terima kenyataan
dengan IMAN. Yakinkan diri, bahwa di balik situasi yang Tuhan izinkan kita
alami pasti ada rencana Allah yang indah yang akan Allah nyatakan.
Inilah yang di lakukan oleh Habakuk. Ia menghadapi situasi yang
getir, penindasan, kelaliman, kejahatan, kekerasan, pertikaian, dan ketidak
adilan (Habakuk 1:2-4). Tetapi ia tidak menjadi patah arah.
Habakuk
menunjukkan bagaimana ia tetap berpengharapan di dalam Tuhan yang ia percayai,
sebab bila kita tidak bisa bersyukur atas situasi yang tidak menyenangkan, itu
berarti kita hanya menambah masalah.
KALAU
KITA TIDAK BISA MENGUBAH KEADAAN, CARA TERBAIK ADALAH MENERIMA KEADAAN ITU
DENGAN MENGUCAP SYUKUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar