Tetapi kita bisa memilih untuk percaya pada hati-Nya, bahkan ketika
kita tak bisa menemukan jejak langkah-Nya. »Greg Laurie«
Mazmur 42:11 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa
engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
Bukan hal yang aneh bahwa bagi orang yang paling spiritual
sekalipun pasti pernah mengalami hari-hari yang penuh keraguan.
Musa tertekan akibat keluhan yang bertubi tubi dari bangsa
Israel dalam keadaan tersebut musa sampai kepingin mati, agar bisa lepas dari
tugasnya.
Elia, setelah berhasil membunuh 450 nabi Baal di Gunung Karmel,
ketika mendengar ancaman Izebel, istri Raja Ahab, ia pun menjadi begitu takut,
sampai dia mau mati.
Yeremia, nabi besar, juga
mengalaminya. Dia dicela dan dihina karena Firman Tuhan, tertekan membuatnya
ingin berhenti memberitakan Firman Tuhan.
Yeremia
20:8-9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak
mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu
yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku
berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup
Bahkan rasul Paulus pun juga mengalami hari-hari yang penuh
keputusasaan, dalam suratnya kepada para jemaat di Korintus, dia menulis,
"Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang
kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu
besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami (2
Korintus 1:8).
Jadi kita bukan satu-satunya yang pernah dihadapkan pada
keraguan atau ketidak pastian atau menjadi bingung mengapa Allah tidak bekerja
dengan cara yang kita mau, mungkin kita sedang berada di tengah-tengah
pekerjaan Allah dan tidak dapat melihat gambaran besar sebagaimana Dia
melihatnya.
Bersyukurlah kepadaNya, karena sampai saat ini kita masih
memiliki nafas kehidupan, seberapa kecilpun kita masih bisa menikmati kasih
karuniaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar