Selasa, 21 April 2015

PEKA AKAN SUARA ILAHI


Ada sebuah kisah tentang seorang penduduk desa yang sedang berada di kantor kawannya di kota. Suara bising lalu lintas masuk melalui jendela.

Tiba-tiba ia berkata, “coba dengar!” “apa?” Tanya temannya yang tinggal dikota. “Belalang,” kata si orang desa.

Bertahun-tahun mendengarkan berbagai suara didesa telah membuat telinganya tajam terhadap suasana desa, yang sukar di dengar oleh orang kota.

Di pihak lain, ketika sekeping uang logam jatuh ke lantai, suaranya segera terdengar oleh seorang pedagang, sedangkan orang desa itu nyaris tidak mendengarnya sama sekali.

Hanya seorang ahli, yaitu orang yang telah membuat dirinya sendiri mampu mendengarkan, dapat menangkap suara tiap burung dalam sekelompok paduan suara burung.

Hanya seorang ahli, yaitu orang yang telah membuat dirinya sendiri mampu mendengarkan, dapat membedakan berbagai alat music yang sedang dimainkan dalam pertunjukan  orchestra dan menangkap satu-satunya nada yang salah dari salah satu biola.

Inilah hukum kehidupan bahwa kita mendengar apa yang untuknya kita telah melatih diri sendiri; hari demi hari kita harus mendengarkan Tuhan, sehingga hari demi hari suara Roh Kudus dapat menjadi semakin jelas, bukan sebaliknya makin lemah sehingga kita tidak mampu mendengarnya.


Kita harus mengasah kemampuan mendengarkan suara Tuhan sehingga suara ini menjadi satu-satunya suara yang paling kita dengar di antara semua suara lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar