Kamis, 18 September 2014

תהילים 15 ; Psalm 15, Who Shall Dwell on Your Holy Hill? (Hebrew Transliterated)


תהילים 15 ; Psalm 15 Who Shall Dwell on Your Holy Hill?


תהילים 14 ; Psalm 14, The Natural Man (Hebrew Transliterated)



תהילים 14 ; Psalm 14, The Natural Man


RASIALISME MENURUT ALKITAB

I. Pengantar
A. Ini adalah penrnyataan universal dari manusia yang jatuh di dalam masyarakat. Ego manusia ini, mendukung dirinya sendiri di belakang orang lain.
Rasialisme adalah, dalam banyak hal, suatu gejala moderen, sementara nasionalisme (atau kesukuan) lebih merupakan pernyataan kuno.
B. Nasionalisme dimulai di Babel (Kejadian 11) dan aslinya berkaitan dengan ke tiga anak dari Nuh yang merupakan cikal-bakal apa yang disebut ras manusia. (Kejadian 10). Namun demikian, nyata dari Kitab Suci bahwa kemanusiaan berasal dari satu sumber. (lih. Kejadian 1-3; Kisah Rasul 17:24-26).
C. Rasialisme hanyalah merupakan satu dari banyak prasangka. Beberapa yang lainnya adalah
(1) kesombongan karena pendidikan;
(2) keangkuhan sosial-ekonomis;
(3) legalisme agamawi yang membenarkan diri; dan
(4) afiliasi politik yang dogmatis

II. Bahan Alkitabiah
A. Perjanjian Lama
1. Kejadian 1:27- Umat manusia, laki-laki dan perempuan, diciptakan dalam gambar dan keserupaan dengan Allah, yang membuat mereka unik. Hal ini juga menunjukkan harga diri dan martabatnya (lih. Yohanes 3:16).
2. Kejadian 1:11-25 – Catat frasa, “. . .dan yang sejenisnya. . .” sepuluh kali. Ini telah digunakan untuk mendukung pemisahan rasial. Namun demikian, nyata dari konteks bahwa ini menunjuk pada binatang dan tumbuhan, dan bukan pada manusia.
3. Kejadian 9:18-27 – Ini telah digunakan untuk mendukung dominasi rasial. Haruslah diingat bahwa Allah tidak mengutuk Kanaan. Nuh, bapanyalah, yang mengutukinya setelah tersadar dari kemabukannya.
Alkitab tidak pernah mencatat bahwa Allah meneguhkan sumpah/kutukan ini. Bahkan bila Ia melakukannya, ini tidak akan mempengaruhi ras kulit hitam. Kanaan adalah bapa dari mereka yang mendiami Palestina dan Lukisan tembok Mesir menunjukkan bahwa mereka tidak berkulit hitam.
4. Yosua 9:23 – Ini telah digunakan untuk membuktikan satu ras akan melayani yang lainnya. Namun demikian, dalam konteks, bangsa Gibeon berasal dari ras yang sama dengan orang Yahudi.
5. Ezra 9-10 dan Nehemiah 13 – Ayat-ayat ini sering sekali digunakan dalam suatu pengertian rasial, namun konteksnya menunjukkan bahwa perkawinan tersebut terkutuk, bukan karena rasnya (mereka sama-sama berasal dari anak Nuh, Kejadian 10), namun karena alasan-alasan keagamaan.

B. Perjanjian Baru

1. Kitab-kitab Injil
a. Yesus menggunakan kebencian antara orang Yahudi dengan Samaria pada beberapa contoh, yang menunjukkan bahwa kebencian rasial bukanlah hal yang pantas.
(1) Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-37)
(2) Perempuan di sumur (Yohanes 4:4)
(3) Orang Kusta yang Tahu Berterima Kasih (Lukas 17:7-19)
b. Injil adalah bagi seluruh umat manusia.
(1) Yohanes 3:16
(2) Lukas 24:46-47
(3) Ibrani 2:9
(4) Wahyu 14:6
c. Kerajaan Allah akan mencakup seluruh umat manusia
(1) Lukas 13:29
(2) Wahyu 5

2. Kisah Para Rasul
a. Kisah 10 merupakan suatu bagian definitif mengenai kasih universal Allah dan berita universal Injil.
b. Petrus diserang karena tindakannya dalam Kisah Rasul 11 dan masalah ini tidak terselesaikan sampai Konsili Yerusalem dalam Kisah Rasul 15 bertemu dan menemukan suatu penyelesaian. Ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi di abad pertama amat sangat hebat.

3. Paulus
a. Tidak ada pagar pembatas dalam Kristus
(1) Galatia 3:26-28
(2) Efesus 2:11-22
(3) Kolose 3:11
b. Allah bersikap tidak pandang muka
(1) Roma 2:11
(2) Efesus 6:9

4. Petrus dan Yakobus
a. Allah tidak memandang muka, 1 Petrus 1:17
b. Karena Allah tidak menunjukkan parsialitas, maka umatNya harus juga demikian, Yakobus 2:1

5. Yohanes

6. Satu dari pernyataan terkuat tentang tanggung jawab dari orang percaya ditemukan dalam 1 Johanes 4:20

III. Kesimpulan

A. Rasialisme, atau untuk hal ini, prasangka apa saja, secara menyeluruh bukanlah hal yang pantas bagi anak-anak Allah. Ini adalah kutipan dari Henlee Barnette, yang berbicara pada sebuah forum di Glorieta, New Mexico untuk Christian Life Commission dalam tahun 1964.
“Rasialisme ialah kesesatan karena tidak alkitabiah dan bukan keKristenan, bahkan tidak pula ilmiah.”
 “hamba yang paling hina” Ini adalah sebuah bentuk puncak bahasa Ibrani yang berarti “hamba terrendah.”
Ini digenapi dalam penaklukan Yosua atas Palestina!
9:26-27 Kata “hendaklah” dari dua ayat ini berbentuk JUSSIVE, tiga bentuk khusus dan satu yang secara kontekstual diisyaratkan.
9:26 “TUHAN” “YHWH” sepertinya menjadi penggunaan khusus dari nama perjanjian ini (lihat catatan pada 2:4) untuk mengakui Sem sebagai garis ke Mesiasan (lih. Lukas 3:36).
B. Masalah ini memberikan pada orang Kristen kesempatan untuk menunjukkan kasih, pengampunan, dan pengertian mereka yang seperti Kristus terhadap dunia yang tersesat. Penolakan orang Kristen di bidang ini menunjukkan ketidak dewasaan dan merupakan suatu kesempatan bagi sijahat untuk menghambat iman, jaminan, dan pertumbuhan dari orang percaya. Ini akan juga bertindak sebagai suatu pembatas bagi kedatangan orang yang terhilang kepada Kristus.
C. Apa yang bisa saya perbuat? (bagian ini diambil dari traktat Christian Life Commission yang berjudul “Hubungan Ras”

“PADA TINGKAT PRIBADI”
Ø  Menerima tanggung jawab anda sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan ras.
Ø  Melalui doa, Pelajaran Alkitab, dan persekutuan dengan mereka yang berasal dari ras yang lain, berusaha keras untuk membuang kehidupan anda yang penuh dengan prasangka rasial.
Ø  Nyatakan keyakinan anda mengenai ras, khususnya di tempat di mana mereka yang menghasut kebencian rasial tidak tertandingi.

“DALAM KELUARGA”
Ø  Sadari kepentingan pengaruh keluarga dalam pembentukan sikap terhadap ras lain.
Ø  Berusaha membangun sikap Kristen dengan membicarakan mengenai masalah-masalah ras di luar rumah yang didengar oleh orang tua maupun anak-anak.
Ø  Orang tua harus berhati-hati untuk memberikan contoh Kristen dalam hubungan dengan orang-orang dari ras yang berbeda.
Ø  Mencari kesempatan untuk membangun persahabatan keluarga melampaui batasan ras.

“DI DALAM GEREJA ANDA”
Ø  Dengan berkhotbah dan mengajar kebenaran Alkitab yang berkaitan dengan ras, jemaat dapat dimotivasi untuk menjadi contoh bagi masyarakat luas.
Ø  Penyembahan, persekutuan, dan pelayanan seluruh gereja harus terbuka bagi semua orang, sebagaimana gereja-gereja PB tidak mengenal halangan rasial. (Efesus 2:11-22; Galatia 3:26-29).

“DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”
Ø  Membantu mengatasi semua diskriminasi rasial di dunia kerja.
Ø  Bekerja melalui semua jenis organisasi-organisasi kemasyarakatan untuk menjunjung tinggi persamaan hak dan kesempatan, dengan mengingat bahwa yang harus diserang adalah masalah ras dan bukan orangnya. Tujuannya ialah untuk mempromosikan pengertian, bukan menciptakan kepahitan.
Ø  Bila nampaknya bijak, organisir suatu panitia khusus yang terdiri dari warga yang peduli untuk tujuan membuka jalur-jalur komunikasi di masyarakat untuk pendidikan masyarakat umum dan untuk tindakan khusus dalam meningkatkan hubungan.
Ø  Dukung undang-undang dan wakil rakyat dalam meloloskan undang-undang yang meninggikan keadilan rasial dan menentang undang-undang yang melakukan prasangka untuk keuntungan politik.
Ø  Percayakan petugas-petugas penegak hukum untuk melaksanakan hokum tanpa diskriminasi.
Ø  Hentikan kekerasan, dan dorong ketaatan pada hukum, melakukan apapun yang mungkin sebagai warga Kristen untuk meyakinkan bahwa struktur hukum tidak menjadi alat-alat ditangan mereka yang mendukung diskriminasi.

Ø  Menjadi teladan dari roh dan pikiran Kristus dalam semua hubungan antar manusia.