Jumat, 02 Mei 2014

Matius 9:16-17, NEW THINKS AND COMPREHENSION (Pemikiran dan Pemahaman yang baru)

 Matius 9:16-17
16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

16   οὐδεῖς  δὲ  ἐπιβάλλει  ἐπίβλημα  ῥάκους  ἀγνάφου  ἐπὶ  ἱματίῳ  παλαιῷ·  αἴρει  γὰρ  τὸ  πλήρωμα  αὐτοῦ  ἀπὸ  τοῦ  ἱματίου  καὶ  χεῖρον  σχίσμα  γίνεται. 
17   οὐδὲ  βάλλουσιν  οἶνον  νέον  εἰς  ἀσκοὺς  παλαιούς·  εἱ  δὲ  μὴ  γε,  ῥήγνυνται  οἱ  ἀσκοὶ  καὶ  ὁ  οἶνος  ἐκχεῖται  καὶ  οἱ  ἀσκοὶ  ἀπόλλυνται·  ἀλλὰ  βάλλουσιν  οἶνον  νέον  εἰς  ἀσκοὺς  καινούς,  καὶ  ἀμφότεροι  συντηροῦνται.

Yesus datang dengan PEMIKIRAN-PEMIKIRAN dan PEMAHAMAN yang baru tentang KEBENARAN, khususnya untuk orang Yahudi.

Yesus tahu sulit sekali untuk mereka memahami Pemikiran-pemikiran dan Pemahaman yang baru itu.
Dan Yesus untuk membuat orang-orang Yahudi itu dapat mengerti dan mau menerima Pemikiran-pemikiran dan Pemahaman Nya, didalam ayat diatas da membuat dua gambaran yang tidak asing untuk orang Yahudi :
1.     Ayat 16. “Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.”
Orang Yahudi sangat suka melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, mereka tidak suka merubah, menambah atau menguranginya, contohnya “Hukum Taurat” bagi orang Yahudi Hukum Taurat adalah Firman Allah yang terakhir dan final, tidak boleh dirubah, menambah atau mengurangi Hukum Taurat adalah dosa yang mematikan/mengerikan. Dan yang bertugas memagari dan melindunginya adlah ahli-ahli Taurat dan orang Farisi.
Bagi orang Yahudi pikiran-pikiran yang baru untuk Hukum Taurat adalah bukan hanya kesalahan tetapi dosa.
Untuk membawa Pemikiran-pemikiran dan Pemahaman yang baru dan dapat diterima dan dimengerti itulah Yesus memakai Gambaran dan perumpamaan diatas.

SIKAP DAN SEMANGAT seperti orang Yahudi itu ternyata masih ada sampai saat ini, khususnya dalam JEMAAT dan GEREJA.
Kalau ada pemikiran atau ide yang baru yang diusulkan, dengan sangat cepat timbul penolakan dari berbagai pihak.

Sejarah telah mencatat pola ini :
Ø  Gereja dan Jemaat terikat kepada hal-hal yang lama.
Ø  Liturginya Lama.
Ø  Ajarannya Lama.
Ø  Kegiatannyapun itu-itu saja.

Dan kalaupun mau ada perubahan hanya sekedar menyesuaikan saja dengan keadaan masa kini :
v  Pemerintahan dan Pelayanan Gereja diusahakan agar sesuai dengan keadaan masa kini.
v  Nyanyian-nyayianpun demikian.
v  Rumusan iman juga demikian.

Tapi apapun alasannya itu semua hanyalah bersifat tambal sulam. Karena  tidak ada seorangpun yang dengan :
-      sukarela, tanpa penyesalan, tanpa kekerasan mau meninggalkan hal-hal yang lama yang terbukti than uji selama bertahun-tahun.
-      Meninggalkan hal-hal yang menjadi andalan angkatan tua dan telah membahagiakan.

Yang harus diketahui dunia ini makin luas bertumbuh dan berkembang terus tanpa ada seorangpun yang dapat menghentikannya. Dengan ini usaha tambal sulam sama sekali tidak berguna, kita harus menerima perubahan kalau tidak, maka Gereja akan tersingkir, sebab terpaut kepada masa lalu saja, sama saja bukan lagi Yesus yang disembah tetapi masa lampau itu sendiri.

2.    Ayat 17.”Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Di Israel pada waktu itu anggur disimpan dalam kantong-kantong kulit, jadi kalau ada anggur baru dimasukan kedalam kantong kulit, maka anggur masih mengalami proses peragian (menghasilkan uap atau gas yang tekanannya semakin lama semakin besar) sehingga kantong kulitnya menggelembung/mengembang, kalau kantong kulitnya masih baru maka akan kuat karena masih elastis, tetapi kalau kantong kulitnya sudah lama resikonya kantong kulitnya tidak dapat mengembang dan akhirnya jebol.

Pengertian dari perkataan Tuhan Yesus di ayat 17 itu, kira-kira sebagai berikut :
Ø  Pikiran kita harus elastis untuk bisa menerima dan menyimpan ide dan pikiran-pikiran yang baru.
Ø  Tetapi pikiran/ide yang baru harus berjuang melawan penolakan dari naluriah manusia.
Contoh :
a)    Mobil, Kereta api dan Pesawat Terbang diamati dengan penuh kecurigaan.
b)   Simpson harus berjuang memperkenalkan Khloroform,
c)    Lister dengan penemuannya Anteseptik
d)   Kopernikus pun dipaksa untuk menarik kembali pernyataannya yang mengatakan bahwa bumilah yang beredar mengelilingi matahari dan bukan sebaliknya.
e)   Jonas hanway yang memperkenalkan PAYUNG ke Negeri inggris, dia ditimpuki batu dan makian.

Sikap penolakan seperti ini terdapat disegala bidang kehidupan, Juga kehidupan di Gereja sikap penolakan terhadap ide atau pemikiran baru hamper merupakan “penyakit” kronis di dalam gereja.
Jadi kita perlu selalu berdoa agar Tuhan membebaskan kita dari pemikiran yang Picik, Sempit dan Tertutup.

Kalau kita perhatikan 10, 30, 50 tahun yang lalu kita dapat melihat perubahan yang yang ada sekarang, tidak ada pada waktu itu.

Sesuai dengan perkataan Yesus diatas telah mengingatkan agar Gereja tidak menjadi lembaga yang ingin tetap hidup dalam masa lampau, gereja harus terbuka terhadap ide dan pemikiran-pemikiran yang baru. Yang dahulu tidad ada dan yang sekarang ada.

Bekasi, 02 Mei 2014


Karyadim642.blogspot.com

16 No one puts a piece of unshrunk cloth on an old garment; for the patch pulls away from the garment, and the tear is made worse.
17 Nor do they put new wine into old wineskins, or else the wineskins break, the wine is spilled, and the wineskins are ruined. But they put new wine into new wineskins, and both are preserved."

16 oudeis  de  epiballei  epiblēma  rakous  agnaphou  epi  imatiō  palaiō·  airei  gar  to  plērōma  autou  apo  tou  imatiou  kai  cheiron  schisma  ginetai. 

17 oude  ballousin  oinon  neon  eis  askous  palaious·  ei  de  mē  ge,  rēgnuntai  oi  askoi  kai  o  oinos  ekcheitai  kai  oi  askoi  apolluntai·  alla  ballousin  oinon  neon  eis  askous  kainous,  kai  amphoteroi  suntērountai.