Senin, 22 April 2013

Matius 4:23-15, TECHING, PREACHING AND HEALING




(Markus 1:39; Lukas 4:31-34, 6:17-19)


Jesus Heals a Great Multitude

Matthew 4:23-25

23      And Jesus went about all Galilee, teaching in their synagogues, preaching the gospel of the kingdom, and healing all kinds of sickness and all kinds of disease among the people.

24      Then His fame went throughout all Syria; and they brought to Him all sick people who were afflicted with various diseases and torments, and those who were demon-possessed, epileptics, and paralytics; and He healed them.

25     Great multitudes followed Him --- from Galilee, and from Decapolis, Jerusalem, Judea, and beyond the Jordan.


Yesus memulai misinya di Israel dan dimulai/didasaarkan di Galilea dan Yesus berkeliling di Galilea, ada beberapa point penting yang tuhan Yesus lakukan dalam Perjalanan Misinya di Galilea yaitu:
1.  TEACHING. Menguraikan makna kepada orang lain.

2.  PREACHING. Memproklmasikan tentang hal yang pasti dan tidak kompromi.

3.  HEALING. Menyembuhkan berbagai macam penyakit.



Ketiga aktivitas yang dilakukan Yesus selama Dia berkeliling saya jelaskan sedikit dengan uraian sebagai berikut:.

1.  TEACHING,  Mengajar di rumah ibadat

Kata-kata dalam ayat ini sungguh menarik dan penuh dengan arti: yaitu yang pertama adalah kata  “doktrin,” atau didaskalia. Kata bahasa Yunani untuk “mengajar” adalah didasko. Sedangkan “ia didaskalos berarti ia adalah “seorang pengajar.” Mereka mengalamatkan istilah ini untuk Yesus: Ia adalah didaskalos, yaitu seorang “guru, pengajar.” Dan, didaskalia adalah berhubungan dengan “apa yang diajarkan.”  Ini adalah doktrin itu. Ini adalah ajaran itu.

Dalam bahasa Latin, Anda menyebutnya ‘doktrin.” Seorang dokter adalah seorang guru. Lama sebelum mereka mempunyai dokter medis, ‘para dokter” berhubungan dengan para hamba Tuhan, para pengajar hukum Yahudi, hukum gereja, hukum kanoni – kata dokter, doktrin, didaskalia memiliki akar kata yang sama. Didaskalos, adalah pengajar. Sedangkan doktrin adalah ajarannya.


“Mengajar” (didasko) diletakkan pada urutan pertama untuk menunjukkan pentingnya pelayanan ini, walaupun secara logis seharusnya dilakukan setelah pemberitaan kabar baik (Matius 28:19-20). Penempatan ini terlihat menarik karena yang lebih banyak disorot dalam konteks Matius 4:23-25 sebenarnya adalah pelayanan kesembuhan (ayat 24).

Ada beberapa penjelasan terhadap hal ini.

Pertama, Injil Matius secara keseluruhan memang menekankan pengajaran.

Kedua, Matius 4:23-25 langsung diikuti oleh kumpulan pengajaran Yesus (Matius 5-7).

Ketiga, yang membedakan antara murid-murid Yesus dan para pengikut-Nya adalah respon terhadap pengajaran.


Banyak orang mungkin tertarik dengan mujizat Yesus dan dengan demikian berhasrat untuk mengikuti Dia ke mana saja Dia pergi (Matius 4:25), namun hanya sedikit yang benar-benar menjadi murid-Nya (Yohanes 6:60-61, 66).

Tindakan Yesus mengajar di rumah ibadat (synagoge) sekilas tampak agak aneh mengingat orang-orang Yahudi bersikap ofensif terhadap Yesus. Bagaimanapun, tindakan ini sebenarnya tidak aneh. Waktu itu para pengikut Yesus masih dianggap sebagai bagian dari Yudaisme. Pemisahan eksplisit antara pengikut Yudaisme dan kekristenan baru terjadi pada periode-periode berikutnya (terutama setelah tahun 70 M).
Di samping itu, orang Yahudi memiliki kebiasaan untuk memberikan kesempatan pada seorang pendatang Yahudi yang belajar Taurat untuk mengajar di synagoge. Kesempatan seperti ini jelas sangat besar, karena melimpahnya jumlah synagoge (suatu tempat yang memiliki 10 laki-laki dewasa yang belajar Taurat dapat mendirikan satu synagoge). Akar historis pendirian berbagai Synagoge sangat mungkin bermula dari kembalinya bangsa Yehuda dari pembuangan di Babel dan upaya untuk terus mereformasi Taurat yang sudah dimulai oleh Ezra (Ezra 7:6, 10).


Walaupun synagoge juga berfungsi untuk urusan hukum atau sosial (Matius 10:17), Aktifitas Disinagoge :

1.     Terdiri dari doa-doa.

2.    Pembacaan kitab Taurat, kitab Para Nabi,

3.    Renungan, Pengajaran, uraian lisan dll.

Namun aktivitas mengajar yang dilakukan Yesus di synagoge dapat disejajarkan dengan aktivitas pelayanan gerejawi. juga diadopsi oleh orang Kristen. Perkumpulan ibadah orang Kristen bahkan disebut sebagai synagoge (Yakobus 2:2).


2.  PREACHING. Memberitakan kabar baik kerajaan

Berbeda dengan pengajaran yang merujuk pada instruksi yang sistematis (Matius 7:28-29), pemberitaan kabar baik lebih mengarah pada proklamasi suatu fakta, entah orang akan memperhatikan hal itu atau tidak. Kata “memberitakan” (kerysw) sangat berkaitan dengan “seorang utusan” (keryx) atau “berita yang dia sampaikan” (kerygma). Pada jaman dahulu, seorang utusan hanya menyampaikan proklamasi otoritatif tentang suatu berita yang dia peroleh dari orang yang mengutus dia. Utusan tidak boleh menyampaikan apa yang berasal dari ide mereka sendiri (Yohanes 14:24).

Yang disampaikan Yesus dalam bagian ini adalah kabar baik kerajaan. Walaupun dalam teks Yunani tidak ada kata “Allah” setelah “kerajaan” (band. semua versi Inggris), tetapi terjemahan LAI:TB “kabar baik kerajaan Allah” tidak dapat dikatakan salah, karena yang dimaksud dengan kerajaan di sini pasti adalah kerajaan Allah. Pemakaian istilah “kabar baik kerajaan” hanya dipakai oleh Matius saja (Matius 9:35; 24:14). Dalam Injil Markus dipakai ungkapan “kabar baik itu”, “kabar baik Kristus” atau “kabar baik Allah” (Markus 1:1, 14; 8:35; 10:29; 13:10).

Penambahan kata “kerajaan” di depan “kabar baik” memberikan penekanan pada ide tentang pemerintahan atau otoritas. Hal ini merupakan ide yang sangat penting dalam pemberitaan Yesus. Kata “Kerajaan Allah/surga” muncul lebih dari 100 kali dalam kitab-kitab injil. Dalam Injil Matius sendiri ungkapan tersebut muncul sekitar 40 kali. “Kerajaan Allah” sudah dekat (Matius 3:2; 4:17) dan sudah datang (Matius 12:28; Lukas 17:21) melalui pelayanan Yesus. Sekarang Yesus duduk di sebelah kanan Allah menundukkan segala sesuatu di bawah kaki-Nya (1 Korintus 15:25-27; Ibrani 2:8).


3.  HEALING, Menyembuhkan berbagai penyakit

Matius secara khusus memberi penekanan pada aktivitas mujizat kesembuhan yang Yesus lakukan (kata therapeuo muncul 16 kali dari total 43 di PB). Melalui pelayanan ini terlihat bahwa Yesus tidak hanya memperhatikan masalah spiritualitas, tetapi juga masalah fisik. Pelayanan holistik ini sesuai dengan ajaran Alkitab dan keyakinan Yahudi waktu itu yang menganggap dosa dan penyakit merupakan bagian integral dari dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa.

Ada perbedaan mendasar antara kesembuhan yang dilakukan Yesus dan para penyembuh karismatik waktu itu.

Pertama, dalam pelayanan Yesus, tidak ada batasan penyakit tertentu. Penekanan dalam teks ini terletak pada pengulangan kata “segala” yang di depan kata “penyakit” dan “kelemahan” (LAI:TB tidak menerjemahkan “segala” yang kedua).

Kedua, kesembuhan yang terjadi juga berkaitan dengan iman orang terhadap Yesus (Matius 13:58).

Ketiga, metode penyembuhan yang dilakukan Yesus tidak terlalu penting. Yesus tidak memakai suatu pola tertentu dalam melakukan penyembuhan. Dalam Matius 4:23 pun tidak dicatat bagaimana Yesus menyembuhkan orang banyak.


a.   Pelbagai Penyakit. Buta, Tuli, bisu.

b.  Kelemahan. Kusta, disentri, beri-beri, Pendarahan hebat.

c.   Sengasara. Kerasukan, ayan, Lumpuh.


Kesimpulan :

Karena Pengajaran/dan khotbah Yesus yang luar biasa yang tidak sama dengan ahli-ahli taurat mengajar, maka orang isrrael takjub dan mereka mempercayai semua perkataan Yesus (Firman) Roma 10:17, karena kepercayaan mereka akan perkataan Yesus maka semua orang yang sakit yang datang kepadanya dan mempercayainya disembuhkan.

Dan dikatakan didalam ayat 24-25 menjelaskan maka tersiarlah Pengajaran dan Khotbah tuhan Yesus yang luar biasa itu dan menghasilkan Mujizat kesembuhan membuat orang-orang yang mendengar berita tentang Yesus berbondong-bondong datang mencari Yesus.

Demikianlah betapa pentingnya Pengajaran dan Khotbah yang baik dan benar yang Tuhan Yesus telah ajarkan, bagaimana dengan pembaca yang dikasihi Tuhan ?


Bekasi, tgl.21 April 2013