Kamis, 06 Juni 2013

Matius 5:6, ORANG YANG LAPAR DAN HAUS

Matius 5:6
-          Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall be filled (NKJV)

-          Blessed and fortunate and happy and spiritually prosperous (in that state in which the born-again child of God enjoys His favor and salvation) are those who hunger and thirst for righteousness (uprightness and right standing with God), for they shall be completely satisfied! (Amplified Bible)

-          Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 

-          μακάριοι   ο         πεινντες   κα   διψντες     τν
makarioi   oi         peinōntes    kai    dipsōntes   tēn
blessed     those  hunger  and   thirst           those      
-          δικαιοσύνην       τι   ατο    χορτασθήσονται.
dikaiosunēn       oti    autoi    chortasthēsontai
frighteousness   for   they     satisfied

I.   LAPAR DAN HAUS.

Kata Lapar dan Haus untuk orang yang berkecukupan adalah suatu kata yang sulit ditangkap maknanya secara baik dan mendalam atau sebaliknya suatu kata yang menakutkan, tetapi untuk orang yang berkekurangan arti kata Haus dan Lapar itu suatu kata yang biasa dan mudah dimengerti karena mereka sering hidup didalam kehausan dan kelaparan.
Dengan dasar ayat diatas saya mau sedikit sharing prinsip ayat diatas yaitu tentang Lapar dan Haus.
Kalau kita sedikit saja memperhatikan dan merenungkan Matius 5:6 ini maksud dari Lapar dan Haus yang ditulis ayat ini bukanlah masalah Lapar dan Haus yang biasa tetapi Lapar dan Haus dimana manusia yang sudah lama tidak ketemu yang namanya Air/Makanan, sehingga kedahagaannya/kelaparannya akan air/makanan itu benar-benar melingkupi hidupnya, contoh :

1.     KELAPARAN, Seperti seorang pengemis yang tidak mempunyai apa-apa dan berhari-hari tidak mendapatkan makanan, sehingga perutnya sangat lapar bahkan mau mati karena kelaparannya itu dan mengharapkan makanan untuk dimakannya.
2.    KEHAUSAN, Seperti orang yang sedang berjalan digurun dan kehabisan air digurun itu sedangkan jalan yang ditempuhnya masih jauh serta sekelilingnya hanya tanah dan pasir saja dan berhari-hari tidak menemukan air, sepertinya mau mati karena kehausan akan air.

Nah bayangan KELAPARAN dan KEHAUSAN seperti itulah yang saya mau jelaskan dalam perikop ini, tapi haus dan lapar akan KEBENARAN (bukan lapar dan haus akan hal-hal jasmani tapi hal-hal yang rohani). Yaitu kelaparan dan kehausan yang tidak biasa yang dapat diobati hanya dengan segelas air dan sepotong kue saja.

Pada umumnya orang tidak mengingini seluruh kebenaran, mereka hanya mengingini sebahagian saja dari kebenaran itu. Contoh :

a.    Ada orang yang mungkin merupakan orang yang baik, orang yang tidak memiliki kecacatan moral sama sekali, kejujurannya, moralitasnya, kehormatannya, sangat tidak diragukan lagi tetapi mungkin orang yang demikian memilik sikap yang keras, kikir, bahkan acuh tak acuh dan tidak menaruh perhatian kepada sesamanya yang mengalami kesedihan dan kesusahan, bahkan diam saja saat seseorang meminta pertolongannya.

Orang yang seperti ini memilik kebaikan yang Partial, yaitu kebaikan yang hanya sebagian saja. Atau.

b.    Ada orang yang banyak melakukan kesalahan, mungkin ia pemabuk, suka bersumpah, berjudi, dan suka marah. Tapi kalau orang ini melihat orang yang kesusahan ia akan mudah menolong. (baik melalui tenaga, uang, pikiran, baju, sepatu apasaja yang dipakainya. dll)  dia mau mmberikannya.

Namun kebaikan seperti inipun adalah kebaikan yang Partial. Tidaklah cukup dengan kebaikan yang Partial tersebut tetapi akan berbahagia orang yang Lapar dan Haus akan KEBENARAN (seluruh kebaikan)

II.  KEBENARAN.
1.   Ini adalah hal rohani, bukan materi / duniawi.
2.   ‘Kebenaran’ yang dimaksud di sini bukanlah ‘kebenaran secara hukum/legal’ (justification) seperti dalam Roma 9:30-10:4, melainkan ‘kebenaran secara moral’ atau ‘kesucian’.

3.   Lapar dan haus akan kebenaran’.
a.    Orang yang disebut berbahagia karena Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada hal-hal rohani.
Banyak orang hanya rindu pada hal-hal duniawi/materi seperti sex, uang, kekuasaan, kedudukan, hiburan, makanan/minuman dan lain-lain. Kitab Suci justru memperingatkan kita terhadap hal-hal tersebut (Lukas 21:34-36).

b.     Orang yang Lapar dan Haus adalah orang yang rindu pada kesucian.
Sadar akan dosa (Matius 5:3) dan sedih karena dosa (Matius 5:4) tidak cukup! Harus disertai dengan keinginan untuk menjadi suci (Matius 5:6). Kerinduan pada kesucian ini tidak terpisahkan dari kebencian pada dosa. Apakah saudara membenci semua dosa? Kalau saudara rindu pada kesucian dan benci pada dosa, itu merupakan pertanda bahwa rohani saudara hidup / sehat; tetapi kalau saudara tidak rindu pada kesucian dan saudara mencintai dosa, itu pertanda bahwa rohani saudara mati / sakit.

c.      Kerinduan pada kesucian/kebencian pada dosa itu harus ada wujudnya, yaitu:
o   Mencari Firman Tuhan (Perenungan/Pemahaman Alkitab, Saat Teduh, dll), karena Firman Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyucikan kita (Yohanes 15:3  Yeremia 23:29a).
o   Berdoa supaya Tuhan menolong saudara dalam kelemahan saudara (Matius 26:41).
o   Menjauhi pencobaan (Matius 6:13a). Adalah aneh kalau kita berdoa sesuai dengan kalimat ini, tetapi kita justru mendekati pencobaan.

Apakah 3 hal yang merupakan wujud dari keinginan untuk suci ini ada pada saudara? Kalau tidak ada, mungkin saudara sebetulnya tidak rindu untuk suci!
Apakah saudara merasa menderita kalau saudara 1 hari tanpa makanan rohani? Apakah saudara ‘menderita’ atau ‘tenang-tenang’ saja?
Tiap orang Kristen yang sungguh-sungguh pasti akan bersukacita pada waktu mendengar Firman Tuhan. Dan pada waktu ia mentaatinya ia juga akan merasakan sukacita (Yesaya 48:18).

Demikianlah orang yang Lapar dan haus akan Kebenaran disebut berbahagia, karena laparnya dan hausnya yagn sungguh-sungguh sepertinya mau mati saja akan kelaparan dan kehausannya akan Kebenaran maka orang ini akan mendapatkan kepuasan.

Bekasi, 05 Juni 2013


Karyadi M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar